Core profit naik menjadi ~2x lipat β Kami memiliki pandangan positif terhadap TSPC.
Read MoreSnips Terbaru
π₯ Indo Coal: Profiting from Market Pessimism /
Penulis: Edi Chandren, Hendriko Gani | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Vivi Handoyo Lie, Rahmanto Tyas Raharja
Published date: 22/7/2024
Dengan asumsi harga batu bara di US$118β126/ton pada 2024β2025 (YTD: US$132/ton), kami menilai market terlalu pesimis terhadap prospek sektor batu bara.
Dengan net cash berlimpah, implied P/E ADRO dan ITMG hanya 3β4x. Kami menilai P/E 5x (di luar net cash) sebagai valuasi yang wajar, memberikan upside +28β50%.
Short-medium term: Penurunan permintaan akan diimbangi penurunan produksi, memberikan resiliensi bagi harga batu bara.
Longer term: Peningkatan kebutuhan listrik dari EV, data center, dan AI terjadi di tengah perlambatan transisi EBT, sehingga memperpanjang relevansi batu bara.
Deskripsi: Estimasi harga batu bara Stockbit dan konsensus.
Sumber: Bloomberg, Analisis Stockbit
Executive Summary
Market terlalu pesimis terhadap sektor batu bara β Setelah normalisasi harga batu bara dari level tertingginya pada 2022, market terlihat tidak tertarik dengan sektor batu bara, yang tercermin dari ekspektasi penurunan laba bersih signifikan (2024: turun 14β30%, 2025: turun 9β25%) dan rating emiten saham ADRO, ITMG, dan PTBA yang cenderung βNetralβ. Menurut kami, penilaian konsensus ini terlalu pesimis. Dengan pandangan kami yang lebih positif, kami menilai sektor ini dapat memberikan peluang bagi investor.
Where are we different? β Kami memprediksi harga batu bara akan cenderung resilient dan bertahan di kisaran US$130β135/ton pada 2024β2025 (vs. YTD: US$132/ton), sementara estimasi kinerja konsensus merefleksikan proyeksi harga batu bara di kisaran US$118β126/ton. Hal ini mengimplikasikan bahwa konsensus berekspektasi harga batu bara akan melemah ke depannya. Dengan pandangan yang lebih optimis, kami memperkirakan estimasi laba bersih yang lebih tinggi +5β30% dibanding konsensus.
Coal-for-longer β Tesis kami bahwa harga batu bara akan cenderung resilient didasarkan oleh analisis IEA yang memproyeksikan bahwa penurunan permintaan (2023β2026 CAGR: -0,8%) akan diimbangi penurunan produksi (2023β2026 CAGR: -1,3%). Dalam jangka yang lebih panjang, potensi peningkatan kebutuhan listrik dari kendaraan listrik (EV), data center, dan AI di tengah perlambatan transisi energi ke EBT akan memperpanjang relevansi batu bara dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Net cash yang besar: Positif bagi aspek valuasi dan dividen β Setelah menikmati windfall profit dari supercycle batu bara pada 2022β2023, posisi keuangan para emiten batu bara menjadi jauh lebih kuat. Jika memperhitungkan net cash-nya yang melimpah, valuasi emiten batu bara saat ini sangat murah, dengan 1-Year Forward P/E (Stockbit) ADRO/ITMG/PTBA sebesar 3,6x/2,6x/4,7x. Kami menilai P/E sebesar 5x β di luar net cash β sebagai valuasi yang wajar, yang mana memberikan upside +28β50%. Net cash yang besar juga meningkatkan kepastian bahwa dividend payout ratio bisa terus dipertahankan di level yang tinggi, sehingga dividend yield minimum dapat mencapai 10%. Valuasi yang rendah dan dividen yang cukup besar ini membatasi risiko investasi.
Top picks dan risiko β ADRO menjadi preferensi kami secara overall karena berpotensi menerima inflow terbesar jika market menjadi lebih positif terhadap sektor batu bara. PTBA paling unggul dari aspek dividen, sementara ITMG memiliki sensitivitas laba bersih tertinggi terhadap harga batu bara. Risiko utama dari tesis kami adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah pada market utama batu bara, sehingga dapat menyebabkan harga batu bara yang lebih rendah dibandingkan prediksi kami.
Mispricing Akibat Ekspektasi Market yang Terlalu Pesimis
Saat ini, kami menilai bahwa ekspektasi konsensus terhadap sektor batu bara terlalu pesimistis, yang tercermin dari estimasi kinerja dan rating analis. Menurut kami, pesimisme ini dapat memberikan peluang bagi investor.
Dari aspek kinerja, konsensus mengestimasikan laba bersih ADRO, ITMG, dan PTBA akan turun sekitar 14β30% pada 2024, diikuti dengan penurunan laba bersih sekitar 9β25% pada 2025. Meski kami sependapat bahwa normalisasi kinerja dari supercycle pada 2022β2023 akan berlanjut, kami memperkirakan bahwa penurunan laba bersih ketiga saham tersebut tidak akan sedalam yang diekspektasikan oleh konsensus.
Kami sendiri mengestimasikan laba bersih yang lebih tinggi sekitar +5β30% dibandingkan estimasi konsensus, dengan asumsi utama bahwa harga batu bara akan lebih resilient dibandingkan dengan apa yang diimplikasikan oleh ekspektasi konsensus.
Kami memperkirakan bahwa harga rata-rata batu bara Newcastle akan berada di kisaran US$135/ton pada 2024 dan US$130/ton pada 2025. Perkiraan kami tersebut lebih tinggi dibandingkan harga batu bara yang diimplikasikan oleh estimasi kinerja dari konsensus, yang berada di level US$126/ton pada 2024 dan US$118/ton pada 2025.
Deskripsi: Perbandingan estimasi kinerja ADRO, ITMG, dan PTBA dari Stockbit dan konsensus.
Sumber: Analisis Stockbit, Bloomberg
Pandangan bearish konsensus terhadap sektor batu bara juga terefleksi pada rating emiten batu bara. Per 19 Juli 2024, hanya ADRO yang memiliki net rating βBUYβ, itu pun dengan jumlah rating βHOLD + SELLβ yang hampir mirip dengan jumlah rating βBUYβ. Sementara itu, ITMG dan PTBA memiliki rating βHOLDβ.
Deskripsi: Rating konsensus untuk ADRO, ITMG, dan PTBA.
Sumber: Bloomberg
Prospek Harga Batu Bara: Tidak Seburuk yang Diperkirakan Market
Seperti yang telah disebutkan di atas, kami menilai prospek harga batu bara tidak akan sesuram yang diimplikasikan oleh estimasi konsensus. Meski normalisasi harga batu bara dari supercycle pada 2022β2023 akan berlanjut, kami memprediksi bahwa harga akan cenderung resilient dengan penurunan yang gradual. Asumsi harga batu bara kami adalah US$135/ton untuk 2024 dan US$130/ton untuk 2025.
Deskripsi: Estimasi harga batu bara Stockbit dan konsensus.
Sumber: Bloomberg, Analisis Stockbit
Berikut beberapa faktor di balik pandangan kami yang lebih optimis dibanding market terhadap prospek batu bara ke depan.
Jangka PendekβMenengah
Penurunan Permintaan Akan Dibarengi dengan Penurunan Suplai yang Sebanding
Tidak ada yang menyangkal bahwa permintaan batu bara ke depan akan semakin berkurang seiring tren transisi energi menuju EBT. Namun, hanya sedikit yang membahas bahwa produksi batu bara pun juga akan turun ke depannya.
Berdasarkan proyeksi dari International Energy Agency (IEA) pada Desember 2023, konsumsi batu bara diestimasikan akan menurun dengan CAGR -0,8% pada 2023β2026. Pada periode yang sama, produksi batu bara diprediksi akan turun dengan CAGR -1,3%.
Meski konsumsi batu bara akan turun ke depannya, IEA memproyeksikan bahwa levelnya masih akan tetap tinggi, didorong oleh meningkatnya permintaan pada negara-negara berkembang seperti India dan Asia Tenggara guna mendukung pertumbuhan ekonomi mereka yang relatif kencang.
Peningkatan permintaan dari negara-negara berkembang tersebut akan mengkompensasi penurunan permintaan dari negara-negara maju, seperti AS dan Eropa. Konsumsi China pun diprediksi akan menurun hingga 2026, kendati prediksi ini mengandung banyak ketidakpastian akibat perubahan struktural yang sedang dihadapi negara tersebut.
Deskripsi: Perubahan konsumsi batu bara berdasarkan negara/benua (dalam juta ton).
Sumber: IEA
Deskripsi: Total konsumsi batu bara global 2022β2026F (dalam juta ton).
Sumber: IEA
Deskripsi: Total konsumsi batu bara termal dan lignite global pada 2022β2026F (dalam juta ton).
Sumber: IEA
Dari sisi suplai, produksi batu bara dari negara-negara produsen utama β seperti China, Indonesia, Australia, dan Rusia β terlihat telah mencapai puncaknya pada 2023. IEA memprediksi bahwa negara-negara tersebut akan mengalami penurunan produksi batu bara ke depan, seiring dengan penurunan permintaan. Hanya India satu-satunya negara produsen batu bara yang masih diproyeksikan mengalami kenaikan produksi.
Bagi Indonesia sendiri, proyeksi penurunan produksi batu bara juga terefleksi pada total tonase yang disetujui dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024β2026:
2024: 922,14 juta ton
2025: 917,16 juta ton (-0,5%)
2026: 902,97 juta ton (-1,5%)
Deskripsi: Total produksi batu bara global 2022β2026F (dalam juta ton).
Sumber: IEA
Deskripsi: Total produksi batu bara termal dan lignite global 2022β2026F (dalam juta ton). Sumber: IEA
Jangka MenengahβPanjang
Melihat lebih jauh ke depan, terdapat beberapa tema besar yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap prospek batu bara. Tren kendaraan listrik (EV), data center, dan artificial intelligence (AI) diprediksi akan menciptakan kebutuhan listrik baru secara signifikan hingga ~2.000 TWh pada 2030. Sebagai perbandingan, jumlah tersebut setara dengan ~7x lipat total konsumsi listrik Indonesia atau ~2x lipat total konsumsi listrik Jepang pada 2023.
Di sisi lain, perlambatan transisi energi ke EBT belakangan ini membuat kami menilai bahwa batu bara akan memiliki relevansi yang lebih panjang dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Aspek Permintaan: Peningkatan Kebutuhan Listrik dari EV, Data Center, dan AI
Kendaraan Listrik (EV)
Tren peralihan kendaraan dari internal combustion engine (ICE) ke kendaraan listrik (EV) diprediksi akan meningkatkan konsumsi listrik secara masif untuk kebutuhan pengisian daya (charging).
Pada 2023, konsumsi listrik dari EV secara global tercatat sekitar 130 TWh. Angka tersebut diproyeksikan akan melonjak ke level 1.000 TWh pada 2030 dan 2.200 TWh pada 2035, dalam skenario yang paling konservatif (STEPS), menurut IEA. Sementara itu, dalam skenario paling agresif (NZE), konsumsi listrik dari EV diprediksi mencapai lebih dari 1.500 TWh pada 2030 dan lebih dari 3.500 TWh pada 2035.
Sebagai konteks, konsumsi listrik dari EV pada 2023 hanya setara 0,5% dari total konsumsi listrik. Dalam skenario STEPS, kontribusi konsumsi listrik dari EV pada 2035 akan setara dengan ~8% dari total konsumsi listrik global.
Deskripsi: Proyeksi konsumsi listrik dari kendaraan listrik. Catatan mengenai skenario: 1) STEPS merupakan skenario yang merefleksikan kebijakan/peraturan yang telah diumumkan hingga saat ini (kondisi hari ini); 2) APS merupakan skenario di mana seluruh negara mengimplementasikan target mereka secara penuh dan sesuai jadwal; dan 3) NZE merupakan skenario terbaik dan paling ideal, di mana target net zero emission tercapai pada 2050. Sumber: IEA
Data Center dan Artificial Intelligence (AI)
Selain EV, tema besar lainnya yang diprediksi akan meningkatkan konsumsi listrik secara signifikan adalah perkembangan data center dan penerapan AI. Akselerasi konsumsi listrik ini akan didorong oleh dua faktor utama, yakni 1) melambatnya kenaikan efisiensi daya (power efficiency gains) pada operasional data center; dan 2) meluasnya dan meningkatnya penerapan AI. Sebagai ilustrasi, rata-rata konsumsi listrik untuk memproses suatu query ChatGPT mencapai 2,9 watt-hours, atau hampir 10x lipat lebih besar dibandingkan rata-rata energi yang dibutuhkan untuk memproses suatu query pencarian Google (0,3 watt-hours), menurut IEA.
IEA dan Goldman Sachs mencatat bahwa konsumsi listrik dari data center dan AI saat ini hanya berkisar 400β500 TWh. Angka tersebut diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 2x lipatnya, yakni 800β1.000 TWh, meski IEA dan Goldman Sachs memiliki perbedaan proyeksi terkait tahun pencapaiannya. IEA memprediksi angka peningkatan tersebut akan tercapai pada 2026, sementara Goldman Sachs pada 2030. Perbedaan proyeksi di antara keduanya disebabkan oleh keberadaan variabel cryptocurrency dalam perhitungan IEA, sementara Goldman Sachs tidak memasukkan variabel tersebut.
Angka proyeksi konsumsi sekitar 1.000 TWh akan membuat konsumsi listrik dari data center dan AI setara dengan konsumsi listrik dari EV nantinya.
Deskripsi: Proyeksi konsumsi listrik dari data center dan AI.
Sumber: Goldman Sachs
Deskripsi: Proyeksi konsumsi listrik dari data center, AI, dan cryptocurrency.
Sumber: IEA
Aspek Suplai: Tantangan Akselerasi EBT dari Era Suku Bunga Tinggi
Dengan kondisi suku bunga yang tinggi, proses transisi energi menuju EBT berpotensi melambat karena investasi pada proyek-proyek EBT akan menjadi lebih mahal. Proyek-proyek EBT sendiri cenderung padat modal (capital intensive), sehingga membutuhkan pendanaan (capex) yang besar di awal dan akan lebih sensitif terhadap suku bunga.
Deskripsi: Perbandingan kepadatan modal (capital intensity) beberapa sumber pembangkit tenaga listrik.
Sumber: Wood Mackenzie
Meski suku bunga diekspektasikan telah mencapai puncaknya dan akan mulai dipangkas, Wood Mackenzie memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga yang akan dilakukan tidak akan terlalu signifikan dan tampaknya sulit untuk kembali ke level serendah periode pra-pandemi. Menurut Wood Mackenzie, hal tersebut disebabkan oleh kondisi inflasi saat ini yang secara struktural lebih tinggi dibandingkan dulu, utamanya akibat tren de-globalisasi. Akibatnya, suku bunga perlu dipertahankan di level yang lebih tinggi untuk menjaga tekanan inflasi.
Deskripsi: Suku bunga riil AS, Eropa, dan China.
Sumber: Wood Mackenzie, FRED, Facset
Tren perlambatan transisi energi menuju EBT sendiri telah mulai dirasakan, tercermin dari momentum progres Indeks Transisi Energi (Energy Transition Index/ETI) yang menurun sejak 2023, berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF).
Menurut WEF, inflasi dan suku bunga yang tinggi secara bersamaan menjadi tantangan yang signifikan untuk berinvestasi pada solusi energi yang sustainable, terutama pada negara-negara emerging dan developing. Selain itu, disrupsi energi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan tekanan bagi pemerintah untuk memprioritaskan keamanan energi (energy security), yang seringkali mengkompensasi upaya transisi.
Deskripsi: Indeks Transisi Energi (CAGR 3-tahun).
Sumber: World Economic Forum
Melihat dari aspek lain, progres pemenuhan target EBT dari COP28 pun hingga saat ini masih membutuhkan upaya yang lebih keras, meski sudah berada pada jalurnya. Menurut IEA, dengan kondisi market dan kebijakan existing saat ini, kapasitas EBT global pada 2030 diproyeksikan hanya meningkat 2,5x dari level saat ini ke level 7.900 GW, lebih rendah dari target peningkatan sebesar 3x lipat ke level 11.000 GW.
Deskripsi: Proyeksi kapasitas EBT global.
Sumber: IEA
Top picks
Dengan pandangan positif yang kami miliki terhadap sektor batu bara, berikut adalah saham preferensi kami:
Overall pick: ADRO β Sebagai emiten terbesar dan paling liquid di antara ketiganya, kami menilai ADRO akan menerima inflow yang paling besar jika pandangan market menjadi lebih positif terhadap sektor batu bara, yang merupakan base case skenario kami. Selain itu, berdasarkan data historis, ADRO cenderung memiliki sensitivitas harga saham paling tinggi terhadap pergerakan harga batu bara dibandingkan yang lainnya.
Dividend: PTBA β Emiten ini kami prediksi akan terus memiliki dividend payout ratio terbesar dibandingkan yang lainnya dalam beberapa tahun ke depan, sehingga menawarkan potensi dividend yield tertinggi. Dengan asumsi dividend payout ratio sebesar 75% berdasarkan estimasi kami, maka dividend yield PTBA untuk 2024 dan 2025 mencapai 14,6%.
Sensitivitas laba bersih: ITMG β Dari aspek kinerja, ITMG merupakan emiten dengan sensitivitas laba bersih tertinggi terhadap pergerakan batu bara. Setiap kenaikan harga batu bara sebesar US$5/ton pada 2024 akan meningkatkan estimasi laba bersih kami untuk ITMG sebanyak +12%, dibandingkan +9% ADRO dan +7% PTBA.
Deskripsi: Perubahan harga indeks batu bara Newcastle, ADRO, ITMG, dan PTBA pada siklus kenaikan batu bara.
Sumber: Investing.com, Analisis Stockbit
Posisi Keuangan yang Jauh Lebih Kuat Berimbas Positif pada Aspek Dividen dan Valuasi
Setelah menikmati supercycle komoditas pada 2022β2023, neraca keuangan para emiten batu bara menjadi jauh lebih kuat dibandingkan periode pra-pandemi. ADRO, ITMG, dan PTBA memiliki net cash yang melimpah. Berikut posisi net cash per 1Q24:
ADRO: US$1,8 miliar atau Rp28,6 T
ITMG: US$868 juta atau Rp13,8 T
PTBA: US$231 juta atau Rp3,7 T
Kuatnya neraca keuangan ketiganya kami prediksi akan berlanjut ke depan seiring dengan ekspektasi kinerja laba bersih yang masih solid dan tergolong tinggi secara historis.
Deskripsi: Net cash ADRO, ITMG, dan PTBA (asumsi kurs Rp15.900/US$).
Sumber: Stockbit
Kuatnya neraca keuangan ini memiliki implikasi yang positif terhadap dua aspek, yakni dividen dan valuasi.
Dividend Yield hingga Double Digit dari Kepastian Dividend Payout yang Tinggi
Kami menilai potensi dividen yang ditawarkan oleh ADRO, ITMG, dan PTBA masih menarik untuk beberapa tahun ke depan. Kami melihat ketiga emiten tersebut dapat menawarkan dividend yield sekitar 10β15% dari tahun buku 2024 dan 2025.
Kami juga memiliki keyakinan yang tinggi bahwa dividend payout ratio saat ini (tahun buku 2023) dapat dipertahankan dalam beberapa tahun mendatang. Posisi net cash yang melimpah memberikan kenyamanan bahwa jika terdapat kebutuhan ekspansi di masa depan, aspek dividen tidak akan terkompensasi secara signifikan.
Bagi investor yang mengutamakan dividen, kami menilai PTBA sebagai emiten yang paling menarik, di mana kami mengestimasikan PTBA dapat menawarkan dividend yield sebesar 14,6% untuk tahun buku 2024 dan 2025. Hal ini didasarkan oleh ekspektasi dividend payout yang tinggi dalam beberapa tahun ke depan karena PTBA belum memiliki rencana ekspansi yang signifikan dalam waktu dekat.
Selain itu, status PTBA sebagai BUMN juga menjadi faktor penting bagi aspek dividen, menurut kami:
Kami menilai tren transisi dan diversifikasi beberapa produsen batu bara ke bisnis nikel tidak terlalu urgen bagi PTBA karena pemerintah telah memiliki entitas yang fokus pada bisnis nikel, yakni INCO. Keduanya pun tergabung dalam holding pertambangan, yakni MIND ID, sehingga kami memprediksi bahwa ekspansi nikel lebih akan diarahkan dan difokuskan kepada INCO.
Sebagai salah satu BUMN yang profitable, menurut kami PTBA akan terus diharapkan untuk membagikan dividen yang besar sebagai salah satu sumber pendapatan negara, terutama dengan arah pemerintah yang ingin meningkatkan belanja. Pembagian dividen yang besar juga terlihat pada bank-bank BUMN, seperti BMRI, BBRI dan BBNI.
Deskripsi: Estimasi dividend payout ratio dan dividend yield dari ADRO, ITMG, dan PTBA pada 2024Fβ2025F (asumsi kurs Rp15.900/US$).
Sumber: Stockbit
Valuasi Sangat Murah Jika Memperhitungkan Net Cash
Per 19 Juli 2024, ketiga emiten diperdagangkan pada 5β6x 1-Year Forward P/E, di antara mean dan -1 Standar Deviasi di bawah mean historis sejak 2019.
ADRO: 5,8x (mean: 6,3x)
ITMG: 5,5x (mean: 5,9x)
PTBA: 6,3x (mean: 6,5x)
Namun, menggunakan estimasi laba bersih dari kami yang lebih tinggi dan memperhitungkan net cash yang melimpah, implied valuasi ketiganya menjadi jauh lebih rendah, yakni:
ADRO: 3,6x
ITMG: 2,6x
PTBA: 4,7x
Deskripsi: Perhitungan adjusted P/E ADRO, ITMG dan PBTA. Net cash menggunakan data per 1Q24, sementara net profit menggunakan rata-rata estimasi 2024Fβ2025F dari Stockbit (asumsi kurs Rp15.900/US$).
Sumber: Stockbit
Harga Wajar
Dengan valuasi yang rendah tersebut, kami menilai ADRO dan ITMG masih undervalued. Untuk mendapatkan indikasi harga wajar (fair value), investor bisa saja menggunakan mean valuation historisnya dalam 5 tahun terakhir, yakni di level ~6x P/E. Namun, kami menilai valuasi sebesar 5x P/E β yang lebih rendah dibandingkan mean historis 5 tahun β sebagai level yang lebih wajar, dengan pertimbangan 2 faktor krusial:
Valuasi dalam 5 tahun terakhir sedikit terangkat (inflated) oleh level valuasi yang sangat tinggi (outliers) pada periode jelang akhir 2020. Sedangkan, penggunaan data historis selama 10 tahun kurang relevan karena sektor ini masih cenderung memiliki valuasi yang tinggi pada 10 tahun yang lalu.
Penurunan valuasi wajar ke depan seiring semakin berkurangnya relevansi batu bara meskipun tren ini terjadi dengan laju yang lebih lambat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Menggunakan valuasi 5x P/E dan memperhitungkan net cash, berikut adalah harga wajar masing-masing, menurut kami:
Deskripsi: Perhitungan upside harga saham ADRO, ITMG, dan PTBA. Net cash menggunakan data per 1Q24, sementara net profit menggunakan rata-rata estimasi 2024Fβ2025F dari Stockbit (asumsi kurs Rp15.900/US$). Sumber: Stockbit
Dengan upside yang terbatas, kami menilai PTBA relatif fully valued.
Deskripsi: 1-Year Forward P/E ADRO (konsensus).
Sumber: Bloomberg
Deskripsi: 1-Year Forward P/E ITMG (konsensus).
Sumber: Bloomberg
Deskripsi: 1-Year Forward P/E PTBA (konsensus).
Sumber: Bloomberg
Risiko
Beberapa risiko utama bagi saham batu bara adalah:
Harga batu bara yang lebih rendah β Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah pada market utama batu bara dapat menyebabkan penurunan yang lebih cepat pada harga batu bara. Hal ini akan menyebabkan penurunan pada harga jual rata-rata (ASP) emiten batu bara, sehingga berpotensi menghasilkan margin dan laba bersih lebih rendah dari perkiraan.
Transisi menuju energi terbarukan yang lebih cepat β Transisi penggunaan energi fosil ke energi terbarukan yang lebih cepat berpotensi mengurangi permintaan akan energi fosil (batu bara serta minyak dan gas) dan membuat harga batu bara lebih rendah.
Kenaikan tarif royalti β Pada 3 Juli 2024, pemerintah mengumumkan tengah melakukan kajian ulang terhadap pungutan royalti bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Belum terdapat informasi detail terkait revisi tersebut. Namun, jika pemerintah ternyata memutuskan untuk meningkatkan tarif royalti tersebut, produsen batu bara dengan izin IUPK (BUMI, ADRO, dan INDY) berpotensi membukukan peningkatan beban royalti.
Penulis:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Hendriko Gani, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
βοΈ Strategy to Maximize Profits from IPO /
Penulis: Ritchie Runako | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren, Rahmanto Tyas Raharja, Vivi Handoyo Lie
Published date: 7/6/2024
Konklusi 1: Cukup menarik untuk berspekulasi di saham-saham IPO karena adanya risk/return asymmetry, kecuali pada papan akselerasi.
Konklusi 2: Pilih IPO dengan rekam jejak underwriter yang baik guna meningkatkan return.
Konklusi 3: βThe 20% Ruleβ β waktu terbaik untuk menjual berdasarkan performa hari listing.
Deskripsi: Optimum selling point berdasarkan performa H (IPO Day).
Sumber: Analisis Stockbit
Deskripsi: Data mencakup 161 saham yang melantai di BEI pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024.
Sumber: Analisis Stockbit
Executive Summary
Berspekulasi pada saham IPO menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, meski memiliki risiko yang juga tinggi. Berdasarkan studi historis, kami menemukan beberapa temuan penting (konklusi) yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memaksimalkan return sekaligus meminimalkan risiko ketika membeli saham IPO. Studi ini menggunakan data 161 saham yang melantai di BEI pada periode 6 Desember 2021β12 Februari 2024.
Konklusi 1: Cukup menarik untuk berspekulasi di saham-saham IPO, kecuali papan akselerasi β Dengan mengesampingkan saham di papan akselerasi, kami menemukan bahwa saham IPO menawarkan risk/return asymmetry, yakni kondisi di mana potensi keuntungan lebih tinggi dibandingkan risiko kerugian. Dengan mengesampingkan saham di papan akselerasi, probabilitas saham IPO untuk menghasilkan return positif pada hari pertama listing mencapai lebih dari 70%, dengan rata-rata (expected) return sebesar +17,4%. Di sisi lain, saham IPO yang termasuk dalam papan akselerasi memiliki expected return yang negatif (lebih rendah dari 0%) dan probabilitas kenaikan harganya tidak lebih dari 40%, level yang sangat rendah menurut kami. Oleh karena itu, menurut kami hanya menarik untuk membeli saham IPO di papan utama dan pengembangan, serta menghindari saham IPO di papan akselerasi.
Konklusi 2: Pilih saham dengan rekam jejak underwriter yang baik β Untuk meningkatkan potensi return ketika membeli saham IPO, investor perlu melihat rekam jejak underwriter-nya. Dalam section βKonklusi 2β di riset ini, kami menyediakan rekam jejak underwriter saham IPO yang telah diurutkan berdasarkan kinerja terbaik.
Konklusi 3: βThe 20% Ruleβ β Untuk memaksimalkan keuntungan dari saham IPO, kami menawarkan strategi taktikal bernama βThe 20% Ruleβ berdasarkan performa pada hari listing (IPO Day). Berikut kriterianya:
Kriteria A: Hold hingga H+6 listing jika saham naik lebih dari +20% pada hari listing. Jual segera jika harga saham secara harian tidak naik lebih dari +20%.
Kriteria B: Jual segera jika harga saham tidak naik lebih dari +20% pada hari listing, termasuk jika performa harga negatif.
Risiko β Riset ini menggunakan data yang mencakup 161 saham yang melantai di BEI pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024, sehingga tren pergerakan harga saham dan rekam jejak masa lalu belum tentu terulang di masa depan. Selain itu, alokasi saham pada saham IPO juga bervariasi, sehingga dapat mempengaruhi risk/return absolut yang didapatkan investor.
Konklusi 1: Cukup menarik untuk berspekulasi di saham-saham IPO karena Risk/Return Asymmetry, kecuali Papan Akselerasi
Kami menemukan bahwa performa harga saham IPO di papan utama dan pengembangan memiliki risk/return asymmetry, di mana potensi keuntungan lebih tinggi dibanding risiko kerugian. Temuan tersebut kami dasarkan atas data historis 161 saham papan utama dan pengembangan yang melantai di BEI pada pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024, dengan insights sebagai berikut:
Risk/return asymmetry pada papan utama dan pengembangan β Rata-rata (expected) return atas saham yang mencatatkan performa positif lebih besar dibanding rata-rata kerugian dari saham yang mencatatkan performa negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa, jika investor selalu membeli saham IPO di papan utama dan pengembangan, keuntungan secara rata-rata melebihi kerugian dari saham IPO dengan performa negatif.
70% probabilitas untuk mendapat profit β Saham IPO di papan utama dan pengembangan memiliki probabilitas profit sekitar 70%, yang berarti jauh melebihi probabilitas kerugian.
Hindari saham IPO di papan akselerasi β Di sisi lain, kami menemukan bahwa saham IPO di papan akselerasi memiliki expected return yang negatif karena probabilitas kerugian yang tinggi.
Deskripsi: Expected return saham IPO berdasarkan papan pencatatan dari 161 saham yang melantai di BEI pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024. Perhitungan performa saham menggunakan harga IPO sebagai harga beli dan close price sebagai harga jual.
Sumber: IPO tanggal 6 Desember 2021β12 Februari 2024. Mencakup 161 jumlah emiten.
Deskripsi: Rata-rata performa kumulatif saham IPO berdasarkan papan pencatatan. Data mencakup 161 saham yang melantai di BEI pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024. Baris expected return menunjukkan rata-rata return secara kumulatif, sementara expected gain/loss menunjukkan rata-rata kenaikan/penurunan harga secara kumulatif atas saham yang mengalami kenaikan/penurunan harga.
Sumber: Analisis Stockbit
Deskripsi: Rata-rata performa kumulatif dari 131 saham IPO di papan utama dan pengembangan pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024. Baris expected return menunjukkan rata-rata return secara kumulatif, sementara expected gain/loss menunjukkan rata-rata kenaikan/penurunan harga secara kumulatif atas saham yang mengalami kenaikan/penurunan harga.
Sumber: Analisis Stockbit.
Debunking: Hari listing bukan waktu yang paling optimal untuk menjual saham IPO
Kami menemukan bahwa menjual saham papan utama dan akselerasi pada hari pertama listing tidak selalu menghasilkan return yang optimal. Berdasarkan data historis, H+6 merupakan waktu yang optimum untuk menjual, dengan expected return kumulatif mencapai +39,1%. Namun, untuk memaksimalkan keuntungan, kami menawarkan strategi taktikal yang dapat dilihat lebih lanjut pada βKonklusi 3β.
Konklusi 2: Pilih Saham dengan Rekam Jejak Underwriter yang Baik
Salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat membeli saham IPO adalah rekam jejak underwriter-nya. Dengan melihat rekam jejak underwriter, investor dapat memperbesar potensi profit dari saham IPO. Berikut ini adalah ringkasan rekam jejak underwriter yang telah diurutkan berdasarkan expected return tertinggi, dengan kriteria utama yakni memiliki hit rate minimal 70%.
Deskripsi: Rekam jejak underwriter IPO pada 6 December 2021β12 February 2024 dengan hit rate minimum 70%. Baris berwarna abu-abu menunjukan underwriter dengan performa hit rate dan expected return yang tinggi kendati memiliki jumlah sampel yang kecil (<4).
Sumber: Analisis Stockbit
Dalam pertimbangan kami menyusun dan mengurutkan, kami memprioritaskan underwriter dengan jumlah saham IPO minimal 4 saham.
Underwriter AR dan HP memiliki rekam jejak yang baik, dengan expected return pada hari listing mencapai lebih dari +25% dan hit rate 100%, kendati jumlah sampel yang sedikit (<4). Untuk investor dengan risk appetite yang tinggi dapat berspekulasi pada kedua underwriter ini.
Konklusi 3: βThe 20% Ruleβ untuk Menentukan Waktu Jual Optimum
Untuk menentukan waktu jual yang optimum, saham IPO perlu ditentukan terlebih dahulu kriterianya, sebab kriteria yang berbeda memiliki strategi yang berbeda pula.
Berikut kriteria dan strateginya beserta ilustrasinya:
Deskripsi: Optimum selling point berdasarkan performa H (IPO Day).
Sumber: Analisis Stockbit
Kriteria A: Saham IPO dengan performa hari listing naik lebih dari +20%
Jika saham mengalami kenaikan lebih dari +20% pada hari listing, investor dapat hold saham tersebut hingga H+6 selama kenaikan harga secara harian lebih dari +20%. Untuk memaksimalkan return, kami merekomendasikan investor untuk menjual saham tersebut ketika harga secara harian tidak naik lebih dari +20%, tanpa perlu menunggu hingga H+6.
Sebagai contoh, saham AAAA +25% saat hari listing. Karena kenaikan pada hari itu lebih dari +20%, maka investor dapat hold. Pada H+1 listing, saham AAAA masih naik +25%, sehingga investor tetap dapat hold. Pada H+2, saham AAAA hanya naik +11%. Karena kenaikan saham AAAA pada H+2 kurang dari +20%, maka investor dapat mengambil posisi jual.
Strategi ini didasarkan oleh data expected return harian pada hari setelah listing yang masih positif hingga H+6. Namun, pada H+7, data menunjukkan bahwa expected return harian menunjukan performa negatif (-0,3%), menunjukan tipping point performa pada kriteria ini.
Deskripsi: Performa harian saham dengan return naik 20-35% pada hari listing. Data ini berdasarkan 131 saham yang IPO pada 6 Desember 2021 - 12 Februari 2024. Baris expected return menunjukkan rata-rata return secara harian berdasarkan harga closing.
Sumber: Analisis Stockbit
Simulasi kami berdasarkan data historis membuktikan bahwa dengan menggunakan strategi maksimalisasi yang kami rekomendasikan, expected return lebih superior dibandingkan expected return secara umum pada Kriteria A.
Deskripsi: Simulasi expected return harian dengan maksimalisasi (jual jika harga secara harian tidak naik lebih dari 20%) vs. tanpa menggunakan maksimalisasi.
Sumber: Analisis Stockbit
Kriteria B: Saham IPO dengan performa hari listing tidak naik lebih dari 20%
Jika harga saham IPO tidak naik lebih dari +20% pada hari listing β termasuk jika turun β maka investor dapat segera mengambil posisi jual.
Alasan kami merekomendasikan take profit pada saham IPO yang tidak naik lebih dari +20% didasarkan oleh data historis yang menunjukkan bahwa banyak saham yang kemudian mencatatkan return harian negatif pada H+1 listing (berbalik arah). Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan return, kami merekomendasikan untuk langsung menjual saham IPO pada hari listing jika kenaikan harga tidak lebih dari +20%, agar investor mengamankan profit.
Deskripsi: Performa harian saham dengan kenaikan return tidak melebihi +20% pada hari listing. Data didasarkan pada 161 saham IPO pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024. Baris expected return menunjukkan rata-rata return secara harian berdasarkan harga closing.
Sumber: Analisis Stockbit
Adapun untuk saham yang mengalami return negatif pada hari listing, kami merekomendasikan investor untuk langsung menjualnya pada hari listing (cut loss). Rekomendasi kami didasarkan oleh fakta bahwa probabilitas rebound sangat kecil pada hari berikutnya, dengan risk/return yang tidak menarik. Temuan kami juga menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan rebound saham IPO dengan performa hari listing negatif.
Deskripsi: Performa harian saham dengan return negatif pada hari listing. Data didasarkan pada 161 saham IPO pada 6 Desember 2021β12 Februari 2024. Baris expected return menunjukkan rata-rata return secara harian berdasarkan harga closing.
Sumber: Analisis Stockbit
Contoh membaca tabel: Secara umum expected return pada H (IPO Day) sebesar -7,9%, berlanjut pada H+1 dengan expected return -5%. Dengan demikian, secara kumulatif, investor mendapat kerugian -7,9% pada H (IPO Day) dan makin merugi sebesar -5% pada hari setelahnya.
Risiko
Riset dilakukan menggunakan data historis, sehingga pergerakan harga saham dan rekam jejak masa lalu belum tentu terulang di masa depan. Selain itu, alokasi saham pada saham IPO juga bervariasi, sehingga dapat mempengaruhi risk/return absolut yang didapatkan investor.
Penulis:
Ritchie Runako, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π» MSTI: Best Proxy for Digitalization Trend in Indonesia /
Penulis: Edi Chandren | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Vivi Handoyo Lie
Published date: 22/5/2024
Vendor solusi IT bagi BCA, Mandiri, Bank Indonesia, dan Telkom dengan ROE ~30%.
Menawarkan pertumbuhan double digit secara sustainable.
Dividend yield >7% dan potensi re-rating valuasi (P/E 10x vs. ~20x peers regional).
Deskripsi: Estimasi kinerja dan top client MSTI. Keterangan n.a. berarti data tidak tersedia.
Sumber: Prospektus, Laporan Keuangan, Estimasi Stockbit
Executive Summary
Pertumbuhan double digit yang sustainable β Tidak ada yang meragukan tren digitalisasi, tetapi selama ini investor kesulitan menemukan emiten yang tepat untuk menangkap peluang ini di Indonesia. Dengan kedatangan Mastersystem Infotama ($MSTI) di BEI pada akhir 2023, kami menilai MSTI sebagai proxy terbaik untuk menikmati tren akselerasi dan transformasi digital. Kami optimis MSTI mampu terus bertumbuh double digit per tahun dalam beberapa tahun mendatang. Untuk 2024 dan 2025, kami memperkirakan laba bersih MSTI akan tumbuh masing-masing sebesar +19% YoY dan +16% YoY, didorong permintaan solusi IT dari sektor keuangan dan telekomunikasi.
Klien papan atas: bukti kualitas dan modal penting untuk bertumbuh β MSTI merupakan penyedia layanan solusi teknologi informasi dan komunikasi yang melayani institusi-institusi terbesar di Indonesia. Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Indonesia, dan Telkom Indonesia tercatat sebagai empat klien utama (top 4 clients) perseroan, dengan hubungan yang telah terjalin selama lebih dari 15 tahun. Rekam jejak ini menjadi bukti kualitas dan reliabilitas layanan solusi yang diberikan oleh perseroan, yang mana menjadi modal penting untuk bertumbuh ke depannya. Fun fact: beban penjualan MSTI hanya sekitar 0,5% dari pendapatan. Hal ini mencerminkan kuatnya branding MSTI, sehingga perseroan hampir tidak memerlukan iklan dan promosi untuk terus bertumbuh.
Metrik superior, dividend yield >7% dan potensi re-rating valuasi β Dengan bisnis model yang minim capex, MSTI dapat membagikan dividen yang besar. Kami memperkirakan dividend payout ratio akan sustainable di level 70%, yang mengindikasikan dividend yield >7% pada harga saham Rp1.425/lembar. MSTI memiliki metrik yang superior (ROE ~30% dan ROA ~17%) dan konsistensi kinerja yang lebih baik dibandingkan peers di Indonesia, tetapi dengan valuasi yang setara di 10x P/E. Kami menilai MSTI layak diperdagangkan secara lebih premium. Sebagai perbandingan, perusahaan sejenis di Asia memiliki valuasi di kisaran 15β25x dengan rata-rata di 20x P/E. Namun, tanpa re-rating valuasi pun, dengan valuasi yang sama seperti saat ini, upside yang datang dari pertumbuhan laba bersih mencapai double digit.
Risiko β Risiko utama yang kami lihat bagi investor adalah likuiditas perdagangan saham yang rendah, dengan rata-rata nilai transaksi harian MSTI sebesar Rp1,2 M. Secara bisnis, peran penting para pendiri (founders) dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten merupakan faktor krusial yang perlu dipertahankan oleh MSTI. Hal ini mengingat model bisnis perseroan yang mengandalkan keahlian (expertise).
Model Bisnis dan Pendorong Pertumbuhan
Kegiatan usaha utama MSTI adalah penyedia layanan solusi sistem teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Solusi ini diciptakan dengan mengintegrasikan berbagai komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan jaringan (network) untuk membangun suatu sistem yang kohesif, fungsional, dan tanpa hambatan (system integration). Pendapatan terkait jasa system integration β yang meliputi hardware dan software β mencapai ~80% dari total pendapatan MSTI per FY23.
Umumnya, solusi ICT dibutuhkan oleh klien untuk mendukung pertumbuhan kegiatan usaha melalui peningkatan skalabilitas, efisiensi, dan produktivitas. Secara umum, ketiga hal ini dapat dicapai dengan:
Adopsi teknologi baru
Peningkatan sumber daya komputasi (compute resource)
Peremajaan atau perpanjangan hardware dan/atau software
Selain system integration, MSTI juga menyediakan layanan pengelolaan dan pengoperasian sistem IT melalui model berlangganan (managed services) dan menawarkan paket pemeliharaan pasca-implementasi (service and maintenance).
Deskripsi: Pendapatan MSTI pada 2023 berdasarkan segmen akuntansi.
Sumber: Laporan Keuangan
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, MSTI menjadi penghubung antara para pemain global di bidang infrastruktur ICT (principals) dengan klien yang membutuhkan sistem digital.
Karena hanya bertindak sebagai βjembatanβ dan bukan merupakan produsen dari solusi yang ditawarkan, model bisnis MSTI tidak membutuhkan capex yang besar dan memiliki margin yang relatif stabil (selengkapnya di bagian βFinansialβ). Dalam menjalankan operasinya, MSTI lebih bergantung kepada keahlian (expertise) dari SDM-nya.
Deskripsi: Overview kegiatan usaha MSTI.
Sumber: Prospektus
Klien MSTI datang dari berbagai sektor, tetapi jasa keuangan dan telekomunikasi menjadi 2 sektor utama bagi MSTI dengan kontribusi hingga ~80% dari total pendapatan per FY23.
Bagi kedua sektor ini, solusi ICT dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan/pergeseran tren:
Jasa Keuangan
Perbankan digital
Pembayaran digital
Keamanan siber
Telekomunikasi
Peningkatan jangkauan dan kualitas jaringan
Konsumsi data seluler
Adopsi 5G
Deskripsi: Pendapatan MSTI pada 2023 berdasarkan sektor.
Sumber: Laporan Keuangan
Grafik pembayaran digital dan konsumsi data seluler di bawah ini memberikan ilustrasi seberapa pesat pertumbuhan aktivitas digital di sektor jasa keuangan dan telekomunikasi, yang memunculkan kebutuhan akan sistem yang mumpuni untuk mengakomodasi pertumbuhan tersebut.
Deskripsi: Volume dan nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia.
Sumber: Bank Indonesia
Deskripsi: Total data payload TLKM, ISAT dan EXCL.
Sumber: Laporan Tahunan
Deskripsi: Pendapatan MSTI berdasarkan solusi (2023).
Sumber: Laporan Keuangan
Ke depannya, pasar jasa solusi IT dari kedua sektor ini diprediksikan akan terus bertumbuh pesat. Menurut Euromonitor, pasar jasa solusi IT pada 2023β2027 akan tumbuh dengan CAGR sebesar +15% untuk jasa keuangan dan +22% untuk telekomunikasi.
Deskripsi: Pasar solusi ICT dari Jasa Keuangan dan Telekomunikasi di Indonesia
Sumber: Prospektus (analisis Euromonitor)
Landskap Kompetitif
Industri solusi IT di Indonesia cukup terfragmentasi. Lima pemain teratas adalah perusahaan domestik dengan pangsa pasar yang tidak berbeda jauh masing-masing, berdasarkan metrik pendapatan solusi IT pada 2022. Total pangsa pasar kelimanya mencapai hampir 40%. MSTI sendiri berada pada posisi ke-3 dengan pangsa pasar sebesar 6,9%.
Dengan prospek pertumbuhan industri yang pesat, kami tidak terlalu mengkhawatirkan aspek kompetisi. Menurut kami, semua pemain di industri akan turut menikmati pertumbuhan di sektor ini.
Deskripsi: Pangsa pasar kelima penyedia solusi IT berdasarkan pendapatan pada 2022. Berdasarkan informasi yang tersedia dan perbandingan data yang kami lakukan, kami menduga bahwa perusahaan A adalah Metrodata Electronics ($MTDL), sedangkan perusahaan C adalah Multipolar Technology ($MLPT). Perbandingan di antara ketiganya dapat dilihat lebih lanjut pada bagian βFinansialβ.
Sumber: Prospektus (analisis Euromonitor)
Klien Papan Atas: Bukti Kualitas dan Modal Penting untuk Bertumbuh
MSTI memiliki portofolio klien yang prominent. Bahkan, klien-klien utama perseroan merupakan entitas yang sangat kritis bagi keberlangsungan aktivitas bisnis, perdagangan, dan telekomunikasi di Indonesia, seperti Bank Indonesia (bank sentral), Big 4 Banks, dan Telkom Indonesia.
Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Indonesia, dan Telkom Indonesia konsisten menjadi 4 klien utama perseroan (top 4 clients) pada 2020β2023. Hubungan MSTI dengan institusi-institusi keuangan (Mandiri, BCA, Bank Indonesia, dan CIMB Niaga) telah berlangsung selama 24β29 tahun, sementara di sektor telekomunikasi serta minyak dan gas, hubungan perseroan dengan Telkom Indonesia dan Pertamina telah mencapai 17β20 tahun.
Deskripsi: Klien utama MSTI dan kontribusi pendapatannya. Keterangan n.a. berarti data tidak tersedia.
Sumber: Laporan Keuangan
Ke depannya, pasar jasa solusi IT dari kedua sektor ini diprediksikan akan terus bertumbuh pesat. Menurut Euromonitor, pasar jasa solusi IT pada 2023β2027 akan tumbuh dengan CAGR sebesar +15% untuk jasa keuangan dan +22% untuk telekomunikasi.
Fakta bahwa entitas-entitas krusial tersebut memberikan bisnis yang berkelanjutan kepada MSTI merupakan bukti atas kualitas dan keandalan layanan solusi yang diberikan oleh perseroan. Rekam jejak ini memiliki beberapa implikasi penting bagi bisnis MSTI:
Client stickiness and pricing stability β Klien-klien utama ini tidak akan mengambil risiko dalam pengelolaan dan peningkatan sistem IT mereka, mengingat betapa pentingnya sistem IT bagi operasional mereka. Oleh karena itu, mereka akan cenderung terus menggunakan jasa dari vendor yang kualitasnya sudah terbukti dan dapat dipercaya. Apalagi pengeluaran untuk sistem IT saat ini dipandang sebagai investasi, bukanlah beban. Selain itu, kekuatan finansial para klien utama ini yang merupakan perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia juga membuat mereka tidak terlalu sensitif dengan pricing untuk kebutuhan investasi sistem, menurut kami.
Bisnis dari klien baru β Portofolio klien yang prominent ini menjadi modal penting untuk bersaing dalam memenangkan bisnis dari calon klien baru.
Turunnya total kontribusi klien utama (dari 50% ke 41% terhadap total pendapatan) yang terjadi di tengah akselerasi pertumbuhan pendapatan (dari 13% ke 20%) pada 2023 mengindikasikan bahwa pertumbuhan pada tahun tersebut lebih didominasi oleh bisnis dari klien-klien non-utama.
Dengan kebutuhan digitalisasi yang besar dari banyak pelaku bisnis, kami memperkirakan bahwa kontribusi dari klien utama dibandingkan klien non-utama akan terus mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun mendatang, bergantung pada urgensi dan timeline proyek dari para pelaku bisnis yang menjadi klien atau calon klien perseroan.
Fun fact: Beban penjualan MSTI hanya sekitar 0,5% dari total pendapatan. Hal ini mencerminkan kuatnya branding MSTI, sehingga perseroan hampir tidak membutuhkan iklan dan promosi untuk tetap bertumbuh.
Strong Management Team
Hubungan yang erat dengan para klien utama ini juga merupakan buah dari komitmen penuh para pemilik sekaligus expertise manajemen, menurut kami. Sebagai informasi, 2 pemilik utama MSTI juga duduk di jajaran direktur perusahaan. Berikut daftar pemilik saham dan jajaran manajemen:
Jupri Wijaya (Komisaris Utama) β 28,758%
Eddy Anthony (Direktur Utama) β 28,758%
Joko Gunawan (Wakil Direktur Utama) β 27,484%
Publik β 15%
Deskripsi: Manajemen MSTI
Sumber: Presentasi Perusahaan, Prospektus
Finansial: Metrik Superior; ~30% ROE dengan Prospek Pertumbuhan Double Digit
Dari kombinasi berbagai metrik, kami menilai MSTI superior dibandingkan kompetitornya di Indonesia:
Profitabilitas: MSTI memiliki ROA yang mencapai 17%, tertinggi dibandingkan kompetitornya di Indonesia. Sementara itu, Anabatic Technologies ($ATIC) memiliki ROE tertinggi, tetapi lebih disebabkan oleh leverage yang sangat tinggi.
Konsistensi/kestabilan: MSTI dan Metrodata Electronics ($MTDL) menunjukkan konsistensi yang baik, dengan pendapatan yang terus bertumbuh dan margin yang relatif stabil.
Kesehatan keuangan: MSTI, MTDL, dan Multipolar Technology ($MLPT) memiliki neraca keuangan yang kuat dengan posisi net cash.
Dari aspek bisnis, kami juga menilai MSTI sebagai proxy terbaik untuk menangkap peluang dari tren digitalisasi:
Pure IT solution play β Seperti yang telah dibahas, mayoritas pendapatan MSTI berasal dari bisnis solusi IT. Sedangkan bagi MTDL, mayoritas pendapatan berasal dari bisnis distribusi perangkat, dengan bisnis solusi hanya berkontribusi sebesar 29% terhadap total pendapatan. Perbedaan model bisnis inilah yang mengakibatkan MSTI memiliki profitabilitas lebih tinggi dibandingkan MTDL, mengingat margin solusi IT lebih tinggi dari margin distribusi. Selain itu, kami juga menilai prospek pertumbuhan bisnis solusi IT lebih tinggi dibandingkan bisnis distribusi perangkat. Sementara itu, model bisnis MLPT serupa dengan MSTI, yakni didominasi segmen solusi IT.
Better growth visibility β Meski bisnis keduanya berfokus pada solusi IT, dibandingkan dengan MLPT, kami menilai MSTI memiliki visibilitas pertumbuhan yang lebih baik. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dengan portofolio klien yang prominent, MSTI memiliki modal penting untuk bertumbuh. Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan MLPT turut dikontribusikan oleh bisnis dari afiliasi (related parties). Pada 2021 dan 2022, pendapatan dari afiliasi setara dengan 26% dan 23% dari total pendapatan MLPT. Pada kedua tahun tersebut, salah satu klien utama yang terafiliasi adalah Link Net ($LINK), yang berkontribusi 20% dan 17% dari total pendapatan MLPT pada 2021 dan 2022. Pada 2023, ketika LINK resmi diakuisisi oleh XL Axiata ($EXCL), kontribusi pendapatan dari LINK terhadap MLPT turun ke level 11% dan total pendapatan dari afiliasi turun ke level 9%. Pada tahun tersebut, pendapatan MLPT turun -4% YoY.
Deskripsi: Perbandingan metrik keuangan MSTI dan peers-nya di Indonesia.
Sumber: Laporan Keuangan
Kami optimis MSTI mampu terus bertumbuh double digit per tahun dalam beberapa tahun mendatang. Kami memperkirakan pendapatan MSTI akan bertumbuh sebesar +21% pada 2024 dan +16% pada 2025. Dengan margin yang relatif stabil, laba bersih MSTI akan tumbuh sejalan dengan pendapatan, yakni sebesar +19% pada 2024 dan +16% pada 2025. Manajemen MSTI sendiri memberikan guidance pertumbuhan pendapatan sebesar +19β24% pada 2024, dengan margin yang relatif stabil.
Jika dibandingkan dengan dua periode sebelumnya (2021β2022), pertumbuhan pendapatan MSTI pada 2023 tercatat jauh lebih tinggi, yakni mencapai +20% YoY (vs. 2021: +7% YoY, 2022: +13% YoY). Menurut diskusi kami dengan manajemen MSTI, peningkatan pertumbuhan pendapatan didorong oleh semakin meningkatnya appetite digitalisasi dari para pelaku bisnis, sehingga meningkatkan permintaan terhadap layanan perseroan.
Dengan telah pulihnya berbagai sektor ekonomi dari pandemi Covid-19, kami percaya bahwa permintaan terkait digitalisasi akan semakin meningkat, didorong oleh kondisi finansial yang lebih baik pasca-pemulihan. Dinamika inilah yang menjadi dasar optimisme kami bahwa MSTI dapat terus bertumbuh di kisaran +15β20% per tahun.
Deskripsi: Estimasi kinerja MSTI hingga 2025F.
Sumber: Laporan Keuangan, Analisis Stockbit
Light Capex: More Direct Returns via Dividends, >7% Dividend Yield
Kami meyakini prospek pertumbuhan double digit MSTI dapat dinikmati investor secara lebih langsung melalui pembagian dividen yang tinggi. Kami memperkirakan MSTI akan membagikan 70% dari laba bersih sebagai dividen dari tahun buku 2023 dan 2024, yang mengindikasikan dividend yield sebesar 7% dan 8,3% berdasarkan harga penutupan pada 21 Mei 2024 di level Rp1.425/saham.
Berdasarkan kebijakan dividen perseroan, manajemen MSTI dapat mengusulkan pembagian dividen hingga 70% dari laba bersih mulai dari tahun buku 2023. Secara historis pada 2020β2022, tren pembagian dividen MSTI juga tergolong tinggi dengan dividend payout ratio minimal 50%.
Kemampuan membayar dividen yang tinggi ini tidak lepas dari model bisnis MSTI yang minim capex (asset light) dan arus kas operasional yang sehat. Untuk menunjang operasional dan pertumbuhan, MSTI hanya membutuhkan capex sebesar puluhan miliar rupiah per tahun, dibandingkan arus kas operasional yang mencapai ratusan miliar rupiah.
Deskripsi: Arus kas dari aktivitas operasi dan capex MSTI.
Sumber: Laporan Keuangan
Deskripsi: Pembagian dividen MSTI.
Sumber: Laporan Keuangan, Analisis Stockbit
Ruang Besar bagi Re-rating Valuasi: MSTI 10x P/E vs Peers Regional 20x
Selain prospek arus dividen yang tinggi, kami menilai MSTI juga menawarkan potensi upside dari sisi valuasi. Saat ini, saham MSTI diperdagangkan pada 10x P/E 2023. Dibandingkan perusahaan sejenis di Indonesia, valuasi MSTI relatif setara, terkecuali ATIC. Valuasi ATIC tergolong sangat rendah, tetapi dengan kinerja yang tidak konsisten dan tingkat leverage yang sangat tinggi. Dengan metrik yang paling superior, kami menilai bahwa MSTI patut diperdagangkan dengan valuasi yang lebih premium dibandingkan kompetitornya di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan peers-nya di regional, beberapa perusahaan sejenis diperdagangkan dengan valuasi P/E yang lebih tinggi di kisaran 15β25x, dengan rata-rata di 20x. Hal ini menandakan bahwa terdapat ruang bagi re-rating valuasi MSTI. Kami meyakini bahwa seiring dengan meningkatnya eksposur MSTI di mata para investor, valuasi MSTI dapat semakin mendekati peers-nya di regional. Namun, tanpa re-rating valuasi pun, dengan valuasi yang sama seperti saat ini, upside yang datang dari pertumbuhan laba bersih mencapai double digit.
Deskripsi: Perbandingan MSTI dengan peers domestik dan regional
Sumber: Bloomberg, Analisis Stockbit
Risiko Utama
Beberapa risiko utama bagi saham MSTI yang kami lihat adalah:
Likuiditas saham β Likuiditas MSTI tergolong rendah dengan rerata nilai transaksi harian sebesar Rp1,2 miliar.
Kebergantungan pada pentingnya peran para pendiri (founders) β Kami menilai peran para pendiri sangatlah penting. Tidak hanya dalam menjalankan operasional dengan knowledge dan expertise mereka, tetapi juga dalam hal reputasi dan menjaga hubungan erat dengan para klien untuk mempertahankan dan mendatangkan bisnis baru.
Ketersediaan SDM yang kompeten β Ketersediaan SDM yang kompeten β yang memang menjadi isu di Indonesia β juga menjadi tantangan bagi MSTI. Karena bisnis model yang mengandalkan keahlian (expertise), kekurangan atau kehilangan SDM yang kompeten berpotensi mengganggu operasional dan menghambat pertumbuhan perseroan.
________________
Penulis:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie: Head of Investment Research
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π§ Bank: ATH di 2023; Menuju Normalisasi Pertumbuhan /
Penulis: Rahmanto Tyas Raharja | Editor: Aulia Rahman Nugraha
Published date: 1/4/2024
Setelah mencapai allβtime high pada FY23, laba bersih bank berpotensi melanjutkan pertumbuhan double digit pada FY24E, didorong loan growth dengan NIM stabil.
Namun, kami melihat normalisasi pertumbuhan laba bersih pada FY24E seiring mulai terbatasnya ruang penurunan beban provisi.
Kami lebih menyukai mid banks dibanding big banks karena valuasi yang lebih menarik, mulai re-rating, dan potensi dari aksi korporasi.
Top picks kami adalah BMRI, BNGA, dan BBTN. Kami menyukai BMRI karena target loan growth-nya tertinggi dan memiliki valuasi menarik dibanding big banks lain.
Executive Summary
Setelah mencapai allβtime high pada 2023, laba bersih bank berpotensi melanjutkan pertumbuhan double digit pada 2024E, didorong loan growth double digit dengan NIM stabil. Namun, kami melihat pertumbuhan laba bersih pada 2024E akan ternormalisasi seiring mulai terbatasnya ruang penurunan beban provisi. Hal ini terindikasi dari laba bersih bank pada 4Q23 yang cenderung mixed secara QoQ.
Pada 2023 sendiri, peningkatan performa bank dihantui oleh perlambatan pertumbuhan NII. Meskipun pendapatan bunga meningkat double digit, pertumbuhan NII terhambat akibat peningkatan beban bunga hingga sekitar +50% YoY, yang disebabkan melonjaknya cost of fund. Di sisi lain, peningkatan performa pada 2023 juga masih didukung oleh penurunan beban provisi.
Performa positif pada 2023 juga terefleksikan pada harga saham emiten bank yang sebagian besar juga naik double digit. Kami lebih menyukai mid banks dibanding big banks karena valuasi yang lebih menarik, mulai re-rating, dan potensi dari aksi korporasi.
Top picks kami adalah BMRI, BNGA, dan BBTN. Kami menyukai BMRI karena target loan growth-nya tertinggi dan memiliki valuasi menarik dibanding big banks lain. Selain itu, kami melihat bahwa BMRI memiliki potensi untuk berhasil meraih performa di atas ekspektasi konsensus 2024. Untuk BNGA dan BBTN, kami menyukai mid banks karena valuasi yang menarik dan potensi dari aksi korporasi yang menghiasi mid banks.
Laba Bersih 2023 All-Time High, Diprediksikan Lanjut pada 2024E
Mayoritas emiten bank di Indonesia pada 2023 kompak mencatat pertumbuhan laba bersih double digit hingga mencetak allβtime high, melampaui rekor sebelumnya pada 2022. Meski demikian, pertumbuhan laba bersih pada 2023 mengalami normalisasi dibandingkan 2022. Untuk 2024F, Stockbit sejalan dengan konsensus analis yang masih memperkirakan laba bersih bank akan tumbuh double digit dan kembali mencetak rekor laba bersih allβtime high.
Deskripsi: Laba bersih tahunan bank dan pertumbuhannya Sumber: Laporan keuangan masing-masing bank, konsensus analis, BDMN dan NISP adalah estimasi analisis Stockbit
Meski tumbuh secara tahunan, performa laba bersih bank pada 4Q23 cenderung mixed secara kuartalan, yang mengindikasikan normalisasi atau perlambatan pertumbuhan. Berikut rinciannya:
Deskripsi: Laba bersih kuartalan bank dan pertumbuhannya
Sumber: Laporan keuangan masing-masing bank, analisis Stockbit
Pertumbuhan Top Line Melambat dihantui kenaikan Beban Bunga
NII menunjukan tren perlambatan pertumbuhan pada 2023 dibandingkan 2022. Hal ini terjadi di seluruh bank dalam coverage kami, kecuali BBCA dan BDMN. Berikut adalah rinciannya:.
Deskripsi: NII tahunan bank dan pertumbuhannya
Sumber: Laporan keuangan masing-masing bank, analisis Stockbit
Meski begitu, pendapatan bunga sebenarnya masih menunjukan performa yang baik dengan pertumbuhan hingga double digit. Berikut rinciannya:
Deskripsi: pendapatan bunga bank dan pertumbuhannya
Sumber: Laporan keuangan masing-masing bank, analisis Stockbit
Pendorong perlambatan performa NII pada 2023 utamanya berasal dari beban bunga yang membengkak. Berikut rinciannya:
Deskripsi: beban bunga bank dan pertumbuhannya
Sumber: Laporan keuangan masing-masing bank, analisis Stockbit
Outlook NIM 2024 Stabil Meski Cost of Fund Naik pada 2023
Kami melihat bahwa NIM akan cenderung stabil pada 2024, sejalan dengan guidance yang diberikan manajemen bank. Potensi penurunan suku bunga pada 2024 dapat menjadi sentimen positif untuk menurunkan beban bunga yang melonjak pada 2023.
Kami memperkirakan ke depannya cost of fund akan turun seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga pada 2H24. Namun, kami memperkirakan bahwa efeknya terhadap beban bunga baru akan terefleksi pada 2025E. Berikut beberapa guidance NIM 2024E dari manajemen bank:
Deskripsi: Realisasi FY23 dan guidance NIM FY24E Sumber: Stockbit analysis
Sebagai konteks, pada 2023, peningkatan pendapatan bunga terjadi karena perbankan juga telah meningkatkan suku bunga pinjaman yang diberikan (loan yield) untuk modal kerja dan investasi, yang merupakan pinjaman untuk segmen korporasi atau bisnis. Namun, pinjaman konsumsi justru mengalami penurunan, yang mengindikasikan lemahnya permintaan kredit dari level retail atau individu. Secara tahunan, berikut rincian perubahan suku bunga pinjaman pada Desember 2023:
Modal kerja : +26 bps
Pinjaman investasi : +30 bps
Pinjaman konsumsi : -23 bps
Deskripsi:Capex MPMX 2016-9M23
Sumber: Stockbit analysis
NII melambat karena peningkatan beban bunga, yang didorong oleh peningkatan cost of fund. Hal ini juga terefleksi dari TD Rate (12 bulan) secara industri yang menunjukan kenaikan, termasuk terjadi pada KBMI 4 dan KBMI 3. Kenaikan TD Rate lebih tinggi dibandingkan kenaikan loan yield. Secara tahunan, berikut rincian perubahan TD rate pada Desember 2023:
Industri perbankan : +98 bps
KBMI 3 : +93 bps
KBMI 4 : +91 bps
Deskripsi: TD Rate (12 months) industri, KBMI 4, dan KBMI 3 pada 2021β2023
Sumber: Bank Indonesia
Sementara itu, cost of fund dari CASA (giro dan tabungan) bisa dijaga tetap rendah meskipun mengalami sedikit kenaikan. Suku bunga CASA rendah menjadi penting karena mayoritas DPK perbankan adalah CASA, di mana CASA Ratio perbankan per Desember 2023 berada di level 63%
Deskripsi: Suku bunga tabungan dan giro bank pada 2021β2023
Sumber: Bank Indonesia dan OJK
Deskripsi: Komposisi DPK bank pada 2020β2023.
Sumber: Bank Indonesia
Deskripsi: CASA Ratio bank pada 2022β2023
Sumber: Presentasi perusahaan, analisis Stockbit
Kenaikan TD Rate yang melebihi kenaikan loan yield terefleksi secara mixed pada rasio profitabilitas bank, yaitu margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM). Big banks dapat meraih tailwinds dengan mengalami kenaikan NIM, sedangkan headwinds menghantui mid banks karena mengalami penurunan NIM. Berikut adalah perubahan NIM pada Desember 2023 secara tahunan:
Industri perbankan : +10 bps
KBMI 3 : -9 bps
KBMI 4 : +12 bps
Deskripsi: NIM perbankan pada 2021β2023
Sumber: Bank Indonesia
Deskripsi: NIM perbankan pada 2017β2023
Sumber: Corporate Presentation masing-masing emiten
Potensi Pertumbuhan Kredit Double Digit pada 2024
Selain dari peningkatan loan yield, pertumbuhan pendapatan bunga bank juga didorong oleh pertumbuhan kredit. Pada 2023, kredit bank secara industri tumbuh +10,4%. Ke depannya, kredit masih berpotensi tumbuh hingga double digit pada 2024, sejalan dengan target pertumbuhan kredit industri perbankan dari Bank Indonesia yang mencapai +10β12%, sedangkan dari OJK sebesar +9β11%.
Deskripsi: Kredit disalurkan bank beserta target 2024F
Sumber: Bank Indonesia, Corporate Presentation masing-masing emiten
Bank Indonesia mencatat kredit bank tumbuh +11,28% YoY pada Februari 2024, sesuai dengan target pertumbuhan kredit secara industri pada 2024. Pertumbuhan kredit masih didorong oleh segmen korporasi, yaitu kredit investasi dan modal kerja, yang masing-masing naik +11,82% YoY dan 12,04% YoY. Sedangkan, kredit konsumsi dan UMKM tumbuh di bawah industri dan target 2024, dengan masing-masing naik +9,70% YoY dan +8,85% YoY. Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan kredit dari level bisnis UMKM dan retail atau individu tidak sekuat permintaan kredit korporasi.
Pertumbuhan DPK Melambat, tapi Masih Punya Ruang Bertumbuh
Di sisi lain, DPK juga bertumbuh pada 2023, tetapi lebih lambat dari pertumbuhan penyaluran kredit. Hal ini menyebabkan likuiditas mengetat (LDR meningkat). Pengetatan likuiditas inilah yang menyebabkan terjadinya 'perang harga' dalam memperebutkan DPK, sehingga cost of fund naik, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Deskripsi: Dana Pihak Ketiga Bank dan pertumbuhannya
Sumber:Bank Indonesia, Corporate Presentation masing-masing emiten
Deskripsi: Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan
Sumber: OJK, Corporate Presentation masing-masing emiten, analisis Stockbit
Meskipun mengalami kenaikan, LDR masih berada di level yang tergolong rendah secara historis pra-pandemi yang mencapai >90%. Meski begitu, beberapa bank telah memiliki LDR yang tergolong tinggi.
OJK menargetkan DPK industri perbankan naik +6β8% pada 2024, lebih rendah dari target kenaikan kredit. Hal ini berarti LDR diproyeksikan akan kembali meningkat pada 2024, dengan implikasi LDR di level 84,6β87%.
Per Februari 2024, BI mencatat DPK tumbuh +5,4% YoY, lebih rendah dari pertumbuhan bulan Januari yang tumbuh +5,8% YoY. Ini juga menandakan pertumbuhan DPK pada Januari maupun Februari yang lebih rendah dibandingkan target OJK.
Driver Pertumbuhan dari Penurunan Beban Provisi Semakin Terbatas
Salah satu sumber pendorong pertumbuhan laba bersih bank pada 2022β2023 adalah penurunan beban provisi. Pada 2023, beban provisi turun meskipun tidak sedalam penurunan pada 2022.
Deskripsi: Beban provisi tahunan 2017β2023
Sumber: Corporate Presentation masing-masing emiten
Deskripsi: Beban provisi kuartalan 4Q22β4Q23
Sumber: Corporate Presentation masing-masing emiten
Perbankan mengurangi porsi beban provisi pada 2022β2023, setelah pada 2020β2021 membebankan provisi yang besar untuk mengantisipasi dampak kredit restrukturisasi pandemi. Dengan cadangan provisi yang terbentuk sekarang, kami melihat bahwa perbankan telah mempersiapkan βbantalanβ provisi atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk aset bermasalahnya. Hal ini terefleksi dari rasio NPL Coverage yang sudah tergolong tinggi secara historis.
Deskripsi: NPL Coverage Ratio 2018β2023
Sumber: Corporate Presentation masing-masing emiten
Hal ini juga sejalan dengan rasio aset bermasalah (Gross Non Performing Loan/NPL) yang berangsur membaik pasca-pandemi. Saat ini NPL perbankan berada di level yang bahkan lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi (2018β2019). Meski tidak banyak yang memberikan angka pasti, secara umum bank memberikan guidance bahwa NPL akan berada di level yang cenderung stabil.
Deskripsi: Gross NPL Ratio 2018β2023
Sumber: OJK, Corporate Presentation masing-masing emiten
Ke depannya, kami memperkirakan bahwa driver dari penurunan beban provisi, yang merupakan pendorong performa pada 2022β2023, akan lebih terbatas. Hal ini dikarenakan NPL dan credit cost sudah berada di level yang rendah secara historis, bahkan lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Kami merasa ruang untuk menurunkan credit cost β yang berpengaruh dalam menurunkan beban provisi β sudah lebih terbatas dibandingkan pada 2022β2023. Berikut data credit cost dari bank:
Deskripsi: Credit Cost Ratio atau Cost of Credit perbankan pada 2018β2023
Sumber: Corporate Presentation masing-masing emiten, kecuali NISP merupakan estimasi analis Stockbit
βPanasβ-nya Aksi Korporasi di Mid-Sized Banks
Adapun tren lain yang dapat diperhatikan pada industri bank adalah mulai maraknya aksi korporasi (selain dividen tunai dan stock split) pada mid banks. Beberapa yang dapat menjadi perhatian adalah:
BBTN yang dikabarkan berencana mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. untuk digabungkan dengan unit usaha syariah (UUS) milik perseroan, BTN Syariah. Selain itu, spin off BTN Syariah juga direncanakan dalam rangka menjalin kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia ($BRIS).
Anak usaha dan pengendali BDMN, ADMF dan Mitsubishi UFJ Financial Group, mengakuisisi Home Credit Indonesia.
BNGA yang berencana spin off unit usaha syariah (UUS) milik perseroan, CIMB Niaga Syariah.
NISP mengakuisisi Bank Commonwealth.
BTPN yang melaksanakan rights issue untuk akuisisi perusahaan multifinance terafiliasi, PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance.
Valuasi
Performa positif pada 2023 terefleksikan pada harga saham emiten bank yang secara rata-rata naik hingga double digit selama 2023, dengan saham mid banks naik melebihi kenaikkan saham big banks. Kami melihat bahwa market mulai mengapresiasi saham mid-sized bank, sehingga valuasinya terangkat (re-rating) ke level yang lebih fair.
Deskripsi: Pergerakan harga saham bank, tidak termasuk dividen
Sumber: Analisis Stockbit, per 26 Maret 2024
Meski naik melebihi big banks, kami melihat bahwa valuasi mid banks masih menarik dengan harga saat ini. Dengan menggunakan ROE-to-PBV sebagai rasio yang membandingkan profitabilitas bank (dengan proxy berupa rasio Return on Equity/ROE) dengan valuasi (Price to Book Value/PBV), dapat dilihat bahwa mid banks masih underappreciated.
Deskripsi: Perbandingan valuasi dan profitabilitas bank
Sumber: Analisis Stockbit, per 26 Maret 2024
Top picks kami adalah: BMRI untuk big bank, serta BNGA dan BBTN untuk mid banks.
Kami menyukai BMRI karena target loan growth paling tinggi dan memiliki valuasi lebih murah dibanding big banks lain. Selain itu, kami melihat bahwa BMRI memiliki potensi meraih performa di atas ekspektasi konsensus 2024.
Untuk BNGA dan BBTN, kami menyukai mid banks karena valuasi yang menarik dan potensi dari aksi korporasi yang menghiasi mid banks.
Risiko
Lemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat yang dapat menyebabkan peningkatan NPL dan pelemahan pertumbuhan kredit.
Pengetatan likuiditas dapat membatasi ruang untuk bertumbuh, terutama dalam pertumbuhan kredit. Hal ini dapat berdampak pada perebutan DPK yang menyebabkan persaingan harga, sehingga pada akhirnya menyebabkan peningkatan cost of fund yang terus berlanjut dan NIM terkompresi.
Pemburukan kualitas aset yang dapat menyebabkan peningkatan credit cost, sehingga beban provisi meningkat.
________________
Penulis:
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie: Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
ποΈ MPMX: Attractive Sustainable Dividend of ~8% p.a Backed by Stable Motorcycles Business /
Penulis: Michael Owen Kohana | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren, Vivi Handoyo Lie
Published date: 13/3/2024
MPMX menawarkan dividend yield sebesar ~8% per tahun yang sustainable.
Bisnis distribusi motor yang stabil berkat pangsa pasar Honda yang semakin dominan dan ancaman yang relatif rendah dari motor berbasis listrik.
Posisi finansial yang solid (net cash) dan kebutuhan capex yang minim dalam beberapa tahun mendatang mendukung pembayaran dividen yang besar.
Deskripsi: Volume penjualan motor dan OPM MPMX 2019-2024E
Sumber: Stockbit analysis
Executive Summary
Dengan bisnis model yang relatif stabil dan angka penjualan motor yang telah kembali ke level normal, kami menilai bahwa MPMX menawarkan potensi dividen yang menarik. Menurut estimasi kami, MPMX dapat menghasilkan laba bersih sebesar ~Rp600 M per tahun secara sustainable berdasarkan volume penjualan motor sebesar ~900 ribu per tahun dengan operating margin yang relatif stabil di angka ~3,8%. Dengan asumsi payout ratio sebesar 65% β yang mana menurut kami konservatif β potensi dividend yield dari MPMX mencapai ~8% per tahun.
Sebagai distributor motor Honda yang pangsa pasarnya semakin dominan di Indonesia, kami menilai angka penjualan sebesar 900 ribu per tahun bagi MPMX sebagai angka yang achievable. Sebagai perbandingan, pada 2019 (pra-pandemi) volume penjualan motor MPMX berada di 1,07 juta unit. Untuk 2023 dan 2024, kami mengestimasikan volume penjualan motor MPMX berada di level 867 ribu unit dan 909 ribu unit.
Angka penjualan motor nasional sendiri kami perkirakan akan stabil di level ~6,4 juta per tahun dan masih akan tetap didominasi oleh motor berbasis bensin. Kami menilai ancaman kendaraan listrik pada industri motor jauh lebih rendah dibandingkan pada industri mobil karena beberapa alasan yang didiskusikan lebih lanjut di artikel ini.
Selain bisnis yang relatif stabil, kemampuan MPMX membayar dividen yang royal juga ditopang oleh posisi finansial yang solid (net cash Rp1,58 T per 3Q23) dan kebutuhan capex yang minim dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, MPMX juga telah melakukan beberapa divestasi, sehingga perseroan dapat lebih fokus pada core business dan memberikan kelonggaran kepada modal (capital) perusahaan.
Secara valuasi, saat ini MPMX diperdagangkan dengan P/E TTM sebesar 7,3x, sedikit lebih tinggi dari -1 Standard Deviation dalam 3 tahun terakhir, level yang tergolong rendah secara historis. Kami menilai valuasi yang rendah tersebut dapat membatasi risiko downside bagi MPMX, sehingga investor dapat menikmati dividen yang besar sementara risiko capital loss relatif terjaga
Adapun risiko utama MPMX adalah: 1) penjualan motor yang lemah akibat menurunnya daya beli dan/atau pengetatan pada pembiayaan; dan 2) kenaikan pajak motor konvensional yang berimbas pada menurunnya keterjangkauan (affordability).
Penjualan Motor MPMX Stabil dengan Proyeksi Minimum 900 Ribu Unit per Tahun
Penjualan motor nasional sudah kembali pulih ke level pra-pandemi setelah sempat mengalami koreksi akibat Covid-19 dan masalah rantai pasok semikonduktor pada 2020β2022. Pemulihan ini tercermin dari angka penjualan motor domestik pada 2023 yang menyentuh 6,24 juta unit (+19,4% YoY). Sebagai perbandingan, penjualan motor pada 2018 dan 2019 masing-masing berada di level 6,4 juta dan 6,5 juta unit.
Dengan pemulihan yang sudah tercermin pada 2023 dan mengacu kepada data penjualan pra-pandemi, kami memproyeksikan bahwa penjualan motor domestik yang sustainable ke depannya berada di level 6,4 juta unit. Proyeksi kami tersebut sejalan dengan target Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang mengincar pertumbuhan penjualan motor domestik pada 2024 sebesar +0β4% YoY ke level 6,2β6,5 juta unit.
Deskripsi: Penjualan motor nasional 2016β2024E.
Sumber: AISI, Stockbit analysis
Pertumbuhan penjualan motor domestik pada tahun ini mulai terindikasi dari realisasi pada Januari 2024 yang mencapai 592,6 ribu unit (+38,8% MoM, +38,6% YoY). Hasil tersebut setara 9,1β9,6% dari target AISI pada 2024, tergolong tinggi secara historis, sekaligus menandai volume penjualan bulanan tertinggi sejak April 2023. Jika dibandingkan dengan masa pra-pandemi (2018-2019), penjualan motor domestik pada Januari setara dengan 7,5% dari total realisasi 2019 dan 8,8% dari total realisasi 2018.
Berdasarkan brand-nya, Honda konsisten menjadi merek motor dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Bahkan, tren pangsa pasar Honda cenderung meningkat dalam 6 tahun terakhir dari level 75,2% pada 2018 menjadi 78,6% pada 2023. Tren pangsa pasar Honda yang stabil dengan kecenderungan meningkat ini dapat menjadi katalis positif bagi MPMX selaku distributor merek tersebut di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Dengan mempertimbangkan kembali pulihnya penjualan motor domestik dan tren pangsa pasar motor Honda yang stabil dengan kecenderungan meningkat, kami memproyeksikan bahwa MPMX setidaknya dapat mencatatkan penjualan motor sebesar 900 ribu per tahun. Pada 2024 sendiri, manajemen MPMX menargetkan kenaikan sebesar +4,9% YoY menjadi 909 ribu unit, lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan se-industri. Angka penjualan motor MPMX di level 900 ribu unit per tahun kami nilai achievable, mengingat realisasi penjualan motor MPMX pada 2018β2019 (pra-pandemi) berada di kisaran 1 juta unit.
Deskripsi: Penjualan motor Nasional dan Honda 2018β2023.
Sumber:AISI, Stockbit Analysis
Deskripsi: Penjualan motor MPMX 2019β2024E.
Sumber: AISI, MPMX, Stockbit analysis
Selain itu, kami menilai ancaman kendaraan listrik di industri motor lebih rendah dibandingkan industri mobil. Berdasarkan perkiraan Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), penjualan motor listrik selama 2023 hanya mencapai 25 ribu unit, atau hanya mencapai 12,5% dari target pemerintah di level 200 ribu unit.
Rendahnya adopsi motor listrik kemungkinan dipicu oleh masih kurang praktisnya produk tersebut di mata konsumen, mengingat jarak tempuh motor listrik masih relatif rendah di angka 50β60 km dan infrastruktur pendukungnya masih minim. Penetrasi motor listrik yang lambat berpotensi menjaga pangsa pasar motor Honda yang mayoritas produknya berbahan bakar bensin. Secara tidak langsung, volume penjualan MPMX sebagai distributor motor Honda akan menjadi lebih resilient.
Pendapatan dan Laba Bersih Tumbuh Moderat dengan Margin Relatif Stabil
Mengacu target volume penjualan dari manajemen di level 909 ribu unit, kami mengestimasikan total pendapatan MPMX akan tumbuh +4,8% YoY pada 2024, dengan laba bersih naik sebesar +6,4% YoY menjadi ~Rp600 M. Estimasi kenaikan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan disebabkan oleh kontribusi kenaikan pendapatan keuangan sebesar +15,7% YoY.
Dengan model bisnis distribusi dan skala yang besar, MPMX memiliki margin yang relatif stabil, tercermin dari margin laba usaha di kisaran 3,6β3,8% pada kondisi normal. Pada 2020β2021, penurunan operating margin yang cukup signifikan terjadi seiring penurunan volume penjualan motor akibat pandemi Covid-19.
Dengan margin yang relatif stabil, kami memproyeksikan MPMX dapat mencatatkan laba bersih yang sustainable sebesar ~Rp600 M per tahun berdasarkan volume penjualan motor sebesar ~900 ribu unit per tahun.
Deskripsi: Volume penjualan motor dan OPM MPMX 2019-2024E
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Estimasi kinerja MPMX pada 2023E dan 2024E.
Sumber: Stockbit analysis
Pada 2022, MPMX mencatatkan kenaikan margin laba bersih ke level 4,8% akibat one off gain dari divestasi kepemilikan di MPMRent.
Finansial Solid dan Capex Minim Membuka Ruang bagi Dividen Besar
Dengan asumsi laba bersih sustainable di level ~Rp600 M per tahun dan payout ratio sebesar 65%, MPMX dapat menawarkan potensi dividend yield yang menarik di kisaran ~8% per tahun berdasarkan harga sahamnya per Rabu (6/3) di level Rp1.050/lembar. Payout ratio sebesar 65% sendiri kami nilai sebagai asumsi yang relatif konservatif, mengingat besaran payout ratio minimum dari MPMX sejak 2019 adalah 90%.
MPMX sendiri memiliki posisi finansial yang relatif solid dan bebas utang, dengan kas sebesar Rp1,59 T per September 2023.
Dalam beberapa tahun terakhir, MPMX juga telah melakukan beberapa divestasi. Pada 2018, MPMX mendivestasikan PT Federal Karyatama yang mengalami kerugian operasional sejak 2018, disusul dengan divestasi sebagian kepemilikan di MPM Rent pada 2022. Setelah mendivestasi beberapa unit bisnisnya, rata-rata capex yang dikeluarkan oleh MPMX relatif kecil di kisaran Rp100β200 M per tahun. Sebagai perbandingan, sebelum mendivestasikan MPM Rent, MPMX menganggarkan capex sekitar Rp600β700 M untuk pembelian armada baru.
Divestasi-divestasi ini membuat MPMX dapat fokus pada core business yakni distributor motor dan memberikan kelonggaran kepada modal (capital) perusahaan.
Deskripsi: Operating profit MPMX berdasarkan segmen pada 2016β2022.
Sumber: Stockbit analysis
* sudah tidak tekonsolidasi
Deskripsi:Capex MPMX 2016-9M23
Sumber: Stockbit analysis
Investor relations MPMX mengatakan pada tim Stockbit bahwa perseroan belum mempunyai rencana untuk mengeluarkan besaran capex jumbo, sehingga dapat menghasilkan arus kas bersih yang tinggi. Faktor-faktor ini membuat MPMX memiliki kapabilitas untuk membayarkan dividen dengan payout ratio di atas komitmen perseroan yang berada di level 40%.
Deskripsi: Laba Bersih, Besaran Dividen, DPS & Payout Ratio MPMX 2016-2024F
Sumber: Stockbit analysis
Dalam kasus yang lebih bullish, jika dividend payout ratio MPMX mencapai 70β75%, maka dividend yield MPMX akan meningkat hingga 8,4β9% untuk tahun buku 2023 dan 9β9,7% untuk tahun buku 2024.
Valuasi
Secara valuasi, saat ini MPMX diperdagangkan dengan P/E TTM sebesar 7,3x, sedikit lebih tinggi dari -1 Standard Deviation dalam 3 tahun terakhir, level yang tergolong rendah secara historis. Kami menilai valuasi yang rendah tersebut dapat membatasi risiko downside bagi MPMX, sehingga investor dapat menikmati dividen yang besar sementara risiko capital loss relatif terjaga
Deskripsi: P/E Band (TTM) MPMX 3 tahun terakhir.
Sumber: Stockbit
Secara valuasi, pada Rabu (6/3) MPMX diperdagangkan dengan P/E TTM sebesar 7,3x, sedikit lebih tinggi dari -1 Standard Deviation dalam 3 tahun terakhir, level yang tergolong rendah secara historis. Kami menilai valuasi yang rendah tersebut dapat membatasi risiko downside bagi MPMX, sehingga investor dapat menikmati dividen yang besar sementara risiko capital loss relatif terjaga
Risiko
Menurut kami, risiko utama MPMX adalah apabila realisasi penjualan motor perseroan pada 2024 berada di bawah target manajemen.
Risiko lain juga datang dari potensi penurunan persepsi keselamatan atas motor Honda akibat skandal rangka esaf yang sempat terjadi pada akhir 2023. Turunnya persepsi keselamatan dapat membuat calon pembeli motor Honda berpotensi memilih untuk membeli merek lain. Tentunya, hal tersebut akan memberikan dampak negatif bagi MPMX yang merupakan distributor motor merek Honda.
Selain itu, risiko MPMX selanjutnya adalah penurunan penjualan motor akibat rencana pemerintah untuk menaikkan pajak kendaraan bermotor berbahan bakar bensin. Sampai saat ini, Honda masih minim memasarkan motor listrik. Jika adopsi motor listrik cukup masif, maka dapat berdampak buruk terhadap pangsa pasar dan penjualan MPMX.
________________
Penulis:
Michael Owen Kohana, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie: Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π£ Poultry Sector: Bouncing Back on Normalizing Corn Price /
Penulis: Reynaldo Mulya | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren, Rahmanto Tyas Raharja
Published date: 6/3/2024
Harga broiler dan DOC telah pulih dan bertahan di level yang tinggi.
Harga jagung mulai turun dan diperkirakan akan berlanjut, yang mana akan memberikan katalis positif bagi CPIN dan JPFA.
Meredanya sentimen negatif membuka ruang re-rating valuasi.
Deskripsi: Harga jagung sempat mengalami peningkatan yang signifikan akibat fenomena El Nino
Sumber: Bapanas
Executive Summary
Harga saham JPFA dan CPIN mengalami penurunan sekitar -20% sejak awal Oktober 2023 hingga awal Februari 2024. Penurunan harga saham keduanya terjadi seiring pelemahan harga ayam broiler dan DOC serta kenaikan harga jagung yang signifikan pada akhir 2023 hingga awal 2024. Namun, harga broiler dan DOC telah pulih dan bertahan di level yang relatif tinggi. Sementara itu, harga jagung mulai menunjukan penurunan, yang mana kami perkirakan akan berlanjut sehingga dapat menjadi katalis positif bagi CPIN dan JPFA.
Setelah harga broiler dan DOC mengalami penurunan harga yang signifikan pada 4Q23 (broiler -13% QoQ, DOC -46% QoQ), harga keduanya telah rebound masing-masing ke level di atas Rp20.402/kg dan Rp5.216/ekor per Februari 2024 berkat menguatnya permintaan. Per 6 Maret 2024, harga broiler bahkan berada di level Rp26.000/kg. Selain itu, kami juga mengekspektasikan program culling akan kembali dilaksanakan ketika permintaan ternormalisasi setelah musim Lebaran. Dengan begitu, kami menilai bahwa harga broiler dan DOC bisa stabil masing-masing di level Rp20.000/kg dan Rp5.000/ekor.
Dari sisi bahan baku, setelah kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, harga jagung mulai mengalami penurunan. Per 5 Maret 2024, harga rata-rata jagung tercatat turun -23% ke level Rp5.635/kg dari titik tertingginya di Rp7.360/kg pada 30 Januari 2024. Kami memperkirakan normalisasi harga jagung akan berlanjut seiring musim panen pada FebruariβMaret 2024, intervensi pemerintah melalui impor, dan berakhirnya El Nino.
Meski demikian, kami memperkirakan secara tahunan harga rata-rata jagung pada 2024 masih akan lebih tinggi dibandingkan 2023 karena tingginya harga pada awal tahun 2024 dari efek El Nino. Hal ini akan berimbas pada penurunan tipis margin segmen usaha feed.
Secara keseluruhan, kami memproyeksikan laba bersih CPIN dan JPFA dapat tumbuh pada 2024 masing-masing sebesar +16% YoY dan +22% YoY menjadi Rp3,6 T dan Rp1,1 T. Pertumbuhan laba bersih keduanya kami perkirakan akan didorong oleh perbaikan kinerja segmen broiler dan DOC yang lebih besar, sehingga dapat mengkompensasi penurunan kinerja segmen feed.
Dengan penurunan harga jagung dan bertahannya harga broiler dan DOC di level yang relatif tinggi, kami menilai sentimen negatif pada saham CPIN dan JPFA akan mereda, sehingga valuasi keduanya dapat mengalami re-rating ke level yang lebih normal, yakni di level mean-nya. Re-rating saham CPIN dan JPFA ke level mean mengindikasikan upside masing-masing sebesar +13,5% dan +19,4% dari harga penutupan per 5 Maret 2024.
Adapun risiko utama yang kami lihat bagi CPIN dan JPFA ke depan adalah 1) bertahannya harga jagung di level yang tinggi; 2) kembali naiknya harga bungkil kedelai; dan 3) culling yang telat atau tidak dilaksanakan atau intensitasnya rendah.
Harga Broiler dan DOC Telah Pulih dan Bertahan di Level yang Tinggi
Harga rata-rata broiler dan DOC pada 4Q23 mengalami penurunan tajam, masing-masing sebesar -13% QoQ dan -46% QoQ menjadi Rp18.277/kg dan Rp3.743/ekor. Penyebab utama penurunan harga tersebut adalah turunnya intensitas culling selama 2H23. Alhasil, terjadi oversupply ayam, sehingga harga pun jatuh.
Namun, harga broiler dan DOC telah kembali rebound masing-masing ke level di atas Rp20.402/kg dan Rp5.216/ekor per Februari 2024 berkat menguatnya permintaan. Per 6 Maret 2024, harga broiler bahkan berada di level Rp26.000/kg. Kendati culling terakhir telah berakhir pada November 2023, kami menilai bahwa pemulihan harga broiler dan DOC mencerminkan permintaan yang meningkat. Namun, kami memperkirakan bahwa permintaan akan kembali melemah setelah musim Lebaran 2024, sehingga pemerintah akan kembali melakukan culling untuk menjaga harga.
Dengan dinamika di atas, kami mengestimasikan harga broiler dan DOC akan stabil masing-masing di level Rp20.000/kg dan Rp5.000/ekor pada 2024 (vs. 2023: broiler Rp19.400/kg dan DOC Rp4.600/ekor).
Deskripsi: Tren pergerakan harga broiler dan DOC sejak Maret 2021.
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian
Deskripsi: Intensitas culling berbanding lurus dengan pergerakan harga DOC.
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan hewan Kementerian Pertanian
Dengan asumsi harga broiler dan DOC yang sedikit lebih tinggi pada tahun ini, kami mengestimasikan JPFA dan CPIN akan mengalami perbaikan margin pada segmen usaha broiler dan DOC.
Deskripsi: Margin laba usaha per segmen untuk JPFA dan CPIN. Data CPIN pada 2023 merupakan data forecast, sedangkan data JPFA pada 2023 merupakan data aktual.
Sumber: Stockbit analysis
Harga Jagung Mulai Turun dan Diperkirakan akan Berlanjut seiring Panen Raya dan Berakhirnya El Nino
Jagung dan bungkil kedelai (soybean meal/SBM) merupakan beban pokok utama bagi emiten poultry. Sebab, selain dijual ke pihak eksternal, kedua komoditas tersebut juga merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan ternak untuk broiler milik internal. Oleh karena itu, harga jagung dan bungkil kedelai menjadi faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas emiten poultry.
Per 5 Maret 2024, harga rata-rata jagung tercatat turun -23% dari titik tertingginya di Rp7.360/kg pada 30 Januari 2024 ke level Rp5.635/kg.
Deskripsi: Harga jagung sempat mengalami peningkatan yang signifikan akibat fenomena El Nino.
Sumber: Bapanas
Kami memperkirakan bahwa harga jagung dapat mengalami penurunan lebih lanjut seiring musim panen pada FebruariβMaret 2024. Selain itu, kami melihat sejumlah faktor yang dapat menekan penurunan harga jagung, antara lain:
Fenomena El Nino yang diproyeksikan oleh BMKG telah berakhir pada akhir Februari 2024
Realisasi impor jagung baru mencapai 24% dari total penugasan sebanyak 500.000 ton pada 2023. Dengan demikian, kami mengekspektasikan sisa impor jagung yang belum terealisasi pada 2023 untuk tiba pada 2024, sehingga dapat meningkatkan persediaan jagung di dalam negeri.
Meski demikian, kami memperkirakan bahwa harga rata-rata jagung pada 2024 masih akan lebih tinggi dibandingkan 2023 karena tingginya harga pada awal tahun 2024 dari efek El Nino.
Berbeda dengan tren harga jagung, harga bungkil kedelai terkontraksi sebesar -21% YoY selama 2023. Berdasarkan proyeksi konsensus yang dihimpun Bloomberg, harga bungkil kedelai akan lanjut mengalami kontraksi sekitar -5% pada 2024.
Deskripsi: Konsensus Bloomberg mengekspektasikan akan terjadinya penurunan harga SBM sekitar -5% pada 2024.
Sumber: Bloomberg
Kenaikan beban bahan baku jagung yang lebih besar dibandingkan penurunan beban bungkil kedelai akan menyebabkan penurunan tipis margin pada segmen usaha feed menjadi 6,5% pada 2024F (vs. 2023: 8,2%) untuk JPFA dan 7,5% pada 2024F (vs. 2023F: 8,5%) untuk CPIN. Meski demikian, peningkatan margin segmen broiler dan DOC kami nilai dapat lebih tinggi, sehingga bisa mengkompensasi penurunan margin segmen feed dan menyebabkan margin emiten poultry secara keseluruhan meningkat pada 2024F.
Dengan ekspektasi perbaikan margin secara keseluruhan, ditambah dengan asumsi volume penjualan stabil, kami memproyeksikan laba bersih CPIN dan JPFA pada 2024 dapat tumbuh masing-masing sebesar +16% YoY dan +22% YoY menjadi Rp3,6 T dan Rp1,1 T.
Deskripsi: Estimasi kinerja CPIN pada 2023F dan 2024F.
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Estimasi kinerja JPFA pada 2024F.
Sumber: Stockbit analysis
Valuation
Secara valuasi, CPIN dan JPFA masing-masing diperdagangkan di level 21x dan 9x 1-Year Forward P/E per 5 Maret 2024. Secara historis, level ini berada di antara -1 dan Mean Standard Deviation-nya dalam 5 tahun terakhir.
Kami menilai bahwa dengan mulai turunnya harga jagung, serta harga broiler dan DOC yang bertahan di level yang relatif tinggi, maka sentimen negatif pada saham CPIN dan JPFA berpotensi mereda, sehingga valuasi keduanya bisa mengalami re-rating ke level yang lebih normal, yakni ke rata-rata historisnya.
Re-rating ke level rata-rata (mean) dari saham CPIN dan JPFA mengindikasikan upside masing-masing sebesar +13,5% dan +19,4%.
Deskripsi: 1-Year Forward P/E Band CPIN dalam 5 tahun terakhir.
Sumber: Stockbit
Deskripsi: 1-Year Forward P/E Band JPFA dalam 5 tahun terakhir.
Sumber: Stockbit
Risiko
Adapun risiko utama yang kami lihat bagi CPIN dan JPFA ke depan adalah 1) bertahannya harga jagung di level yang tinggi; 2) kembali naiknya harga bungkil kedelai; dan 3) culling yang telat atau tidak dilaksanakan atau intensitasnya rendah.
Kembali naiknya harga bahan baku akan menekan margin profitabilitas perusahaan pada segmen usaha pakan. Sementara itu, culling yang intensitasnya relatif rendah akan membuat harga jual rata-rata broiler dan DOC menjadi tidak stabil, sehingga harganya bisa kembali turun.
________________
Penulis:
Reynaldo Mulya, Investment Analyst
Editor:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π INDF: Laggard Play with Limited Downside (All-Time Low Valuation) /
Penulis: Edi Chandren | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Rahmanto Tyas Raharja, Vivi Handoyo Lie
Published date: 16/2/2024
Dengan korelasi kinerja dan harga saham ICBP dan INDF yang tinggi, INDF berpotensi menyusul kenaikan ICBP belakangan ini (laggard).
Risiko downside tampak terbatas dengan valuasi terendah sepanjang masa, sementara laba bersih capai level tertinggi sepanjang masa.
INDF juga menawarkan dividen yield yang cukup menarik sebesar 5β6%.
Deskripsi: Pergerakan harga saham INDF (biru) dan ICBP (hijau) dalam 5 tahun terakhir.
Sumber: Charbit Stockbit
Executive Summary
Dengan kontribusi laba Indofood Sukses Makmur ($INDF) yang didominasi (~80%) dari Indofood CBP Sukses Makmur ($ICBP), INDF secara fundamental semakin menjadi proxy dari saham ICBP. Apalagi, tren kontribusi ini juga cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Namun, kami melihat terdapat anomali saat ini. Ketika harga saham ICBP telah pulih dan naik sekitar +16% dari titik terendahnya pada 1 November 2023 hingga penutupan 15 Feb 2024, pergerakan harga saham INDF justru masih cenderung flat. Dari aspek valuasi, INDF kini diperdagangkan pada 5,5x 1-Year Forward P/E, sementara ICBP pada 13,8x. Diskon P/E INDF terhadap ICBP mencapai 60%, level tertinggi sejak 2018.
Kami menilai, anomali valuasi dan pergerakan harga saham di atas membuka peluang bagi investor untuk mengakumulasi INDF. Dengan korelasi kinerja dan harga saham yang tinggi secara historis, kami menilai INDF berpotensi menyusul pergerakan saham ICBP (laggard).
Secara valuasi, kami menilai, baik secara nominal (5,5x P/E dan 0,80x P/BV) maupun relatif (60% diskon terhadap ICBP), valuasi INDF saat ini telah mencapai mencapai level yang murah, bahkan terendah sepanjang masa (all-time low). Padahal, kinerja laba bersih INDF per 2023 mencapai level tertinggi sepanjang masa (all-time high), berdasarkan estimasi kami. Oleh karena itu, kami menilai risiko downside lanjutan tampak terbatas, sekaligus memberikan peluang upside yang menarik jika level diskon mengecil.
INDF juga menawarkan dividen yang cukup menarik, dengan yield sebesar 5β6% per tahun dari tahun buku 2023 dan 2024, berdasarkan estimasi konservatif kami. Dari aspek prospek kinerja, kami memprediksi pertumbuhan laba bersih 2024 sebesar +5%, didorong masih akan solidnya kinerja ICBP seiring peningkatan daya beli pada tahun politik serta prediksi biaya bahan baku (gandum) dan nilai tukar rupiah yang stabil.
Risiko utama yang kami lihat adalah 1) kembali naiknya harga gandum; 2) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS; 3) anjloknya harga CPO, dan 4) tidak berhasilnya saham INDF untuk menyusul kenaikan ICBP (diskon valuasi INDF terhadap ICBP yang tetap tinggi atau bahkan terus meningkat).
INDF: Semakin Menjadi Proxy ICBP
Secara fundamental, INDF semakin menjadi proxy dari anak usaha utamanya, ICBP. Hal ini karena kontribusi ICBP yang semakin dominan pada kinerja keseluruhan INDF. Sebagai ilustrasi, pada 2017, kontribusi ICBP hanya mencapai ~64% dari total laba usaha INDF. Per 9M23, kontribusi ini telah naik menjadi ~78%, yang mana kami prediksi akan semakin meningkat menjadi ~79% pada 2024.
Secara tren, kontribusi ICBP pada keseluruhan laba INDF cenderung meningkat sejak 2017. Penurunan kontribusi ICBP pada 2021β2022 lebih disebabkan oleh performa segmen Agribisnis yang sangat baik akibat tingginya harga CPO, dan bukan karena menurunnya kinerja ICBP. Ketika harga CPO kembali ke level yang lebih normal pada 2023, kontribusi ICBP terhadap INDF pun kembali ke atas 75%.
Deskripsi: Kontribusi laba usaha INDF berdasarkan segmen dari 2017β9M23.
Sumber: Laporan Keuangan
Deskripsi: Laba usaha INDF berdasarkan segmen dari 2017β9M23.
Sumber: Laporan Keuangan
Deskripsi: Kontribusi laba usaha INDF berdasarkan segmen (9M23).
Sumber: Laporan Keuangan
Prospek 2024: Pertumbuhan Positif Moderat, Didukung Kenaikan Daya Beli
Secara prospek kinerja, kami memprediksi pertumbuhan positif yang dicatatkan INDF pada 2023 akan berlanjut pada 2024, walaupun dengan level pertumbuhan yang jauh lebih moderat. Pada 2023, pertumbuhan laba bersih yang signifikan disebabkan oleh pembalikan dari rugi kurs yang signifikan pada 2022.
Pertumbuhan laba bersih tahun ini kami prediksikan masih akan ditopang sebagian besar oleh segmen consumer branded products (ICBP), di mana penjualan berpotensi terdongkrak oleh daya beli yang meningkat seiring pembelanjaan terkait kampanye pemilu, kenaikan alokasi anggaran perlindungan sosial, dan inflasi yang kembali ke level rendah di 2β3%.
Sementara itu, margin laba usaha INDF kami estimasikan akan stabil. Harga gandum dan nilai tukar rupiah yang lebih bersahabat akan mengkompensasi penurunan harga CPO pada 2024.
Berdasarkan segmen, Agribisnis menjadi satu-satunya segmen yang kami prediksikan mengalami penurunan kinerja akibat ekspektasi penurunan produksi karena El-Nino dan harga CPO yang sedikit lebih rendah pada 2024.
Sebagai perbandingan, estimasi laba bersih INDF pada 2024 dari kami lebih rendah -3,8% dibandingkan estimasi konsensus per 12 Februari 2024, atau lebih konservatif. Berikut estimasi kami atas kinerja berdasarkan segmen beserta asumsi-asumsi utamanya:
Deskripsi: Estimasi kinerja segmen dan keseluruhan INDF beserta asumsi-asumsi utama.
Sumber: Laporan Keuangan, Stockbit analysis
Deskripsi: Harga gandum pada Januari 2021βJanuari 2024.
Sumber: Bloomberg
Deskripsi: Harga CPO pada Januari 2021βJanuari 2024.
Sumber: Bloomberg
Valuation: All-Time Low, Too Cheap To Ignore
Walaupun kontribusi ICBP mendominasi kinerja keseluruhan INDF, terdapat gap valuasi yang besar di antara keduanya. Per 15 Februari 2024, INDF diperdagangkan dengan valuasi 5,5x 1-Year Forward P/E, sementara ICBP diperdagangkan dengan valuasi 13,8x 1-Year Forward P/E. Ini berarti diskon valuasi INDF terhadap ICBP mencapai 60%, level tertinggi sejak 2018 dan jauh di atas rata-rata diskonnya di level 48%.
Menurut kami, terdapat beberapa alasan yang dapat menjelaskan peningkatan diskon valuasi INDF terhadap ICBP sejak 2H22:
Dengan segmen consumer branded products yang semakin mendominasi kinerja keseluruhan INDF, terdapat persepsi bahwa investor dapat langsung membeli saham ICBP untuk berinvestasi pada bisnis konsumer Indofood ketimbang membeli saham INDF. Namun, seperti yang kami jelaskan di atas, dengan kontribusi ICBP yang meningkat terhadap kinerja INDF, secara teoritis INDF semakin menjadi proxy dari ICBP, sehingga diskon valuasi yang melebar menjadi sebuah mismatch, menurut kami.
Adanya faktor ESG pada saham INDF karena segmen Agribisnis. Sebagai pengingat, beberapa sektor dianggap tidak memenuhi kriteria ESG seperti batu bara, CPO, dan rokok. Namun, kami menilai bahwa isu mengenai ESG sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu, sehingga kurang menjelaskan dinamika meningkatnya diskon valuasi dalam 1,5 tahun terakhir.
Sentimen negatif dari sektor komoditas akibat tren harga komoditas yang cenderung lemah. Namun, dengan semakin kecilnya kontribusi segmen Agribisnis terhadap kinerja INDF, kami menilai bahwa faktor ini menjadi semakin berkurang relevansinya.
Sentimen investor yang masih lemah terhadap sektor konsumer akibat daya beli yang belum begitu baik. Pada kondisi ini, likuiditas dana investor yang terbatas berpotensi terkonsentrasi pada beberapa perusahaan konsumer saja.
Keluarnya investor βasuransi lokalβ dan βreksa dana asingβ sejak awal 2023. Namun, sejak awal 2024, investor βreksa dana asingβ terlihat telah mulai kembali mengakumulasi saham INDF (lihat grafik βTren Kepemilikan saham INDFβ di bawah).
Sementara itu, dari valuasi P/BV, INDF kini diperdagangkan pada 0,80x per 15 Februari 2024, di bawah nilai buku.
Kami menilai bahwa baik secara nominal maupun relatif (terhadap ICBP), valuasi INDF saat ini telah mencapai level yang murah, bahkan terendah sepanjang masa (all-time low). Padahal, kinerja laba bersih INDF pada 2023 mencapai level tertinggi sepanjang masa (all-time high), berdasarkan estimasi kami. Oleh karena itu, kami menilai risiko downside lanjutan tampak terbatas.
Jika diskon INDF terhadap ICBP mengecil, hal ini akan memberikan upside yang menarik bagi investor. Sebagai ilustrasi, jika diskon P/E menurun dari 60% menjadi 50%, ceteris paribus, maka upside bagi harga saham INDF mencapai +25%.
Deskripsi: Valuasi ICBP dan INDF 1-Year Forward P/E serta besaran diskon valuasi INDF terhadap ICBP.
Sumber: Bloomberg, Stockbit analysis
Deskripsi: Tren kepemilikan saham investor lokal dan asing di INDF.
Sumber: Stockbit
Deskripsi: 1-Year Forward P/BV saham INDF 5 tahun terakhir.
Sumber: Bloomberg
Dividen Minimum ~5% per Tahun dengan Peluang Terbuka hingga ~6%
Bahkan jika saham INDF tidak menyusul kenaikan saham INDF, kami menilai INDF masih menawarkan peluang dividen yang cukup menarik. Dengan estimasi laba bersih dan payout ratio yang konservatif, estimasi dividend yield INDF dari tahun buku 2023 dan 2024 masing-masing mencapai 5% dan 5,3% berdasarkan harga saham saat ini di level Rp6.300/lembar.
Seperti yang dapat dilihat melalui tabel di bawah, INDF rutin membayar dividen dengan payout ratio minimal 30% sejak 2017. Perhitungan estimasi dividend yield kami di atas menggunakan asumsi payout ratio sebesar 30%, sehingga kami menilai angka tersebut sebagai asumsi yang konservatif. Dalam kasus yang lebih bullish, jika payout ratio naik dari 30% ke 35%, maka dividend yield dari tahun buku 2023 dan 2024 dapat meningkat menjadi 5,9% dan 6,1%.
INDF sempat menurunkan payout ratio ke level 30,6% pada 2019, di mana kami meyakini bahwa langkah tersebut disebabkan oleh kebutuhan dana untuk mengakuisisi Pinehill. Sementara itu, dari aspek nominal dividen, besaran dividen per saham INDF pada tahun buku 2022 turun seiring penurunan kinerja laba bersih akibat kerugian kurs.
Dengan tren kinerja yang kembali tumbuh positif, outlook nilai tukar yang stabil dan asumsi tidak adanya kebutuhan kas yang sangat besar untuk keperluan akuisisi atau investasi yang mayor, kami meyakini estimasi dividen kami di atas dapat tercapai.
Deskripsi: Laba bersih INDF dan pembayaran dividen.
Sumber: Laporan Keuangan, Stockbit analysis
Risiko
Risiko utama yang kami lihat adalah 1) kembali naiknya harga gandum; 2) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS; 3) anjloknya harga CPO; dan 4) tidak berhasilnya saham INDF untuk menyusul kenaikan ICBP (diskon valuasi INDF terhadap ICBP yang tetap tinggi atau bahkan terus meningkat)
Kembali naiknya harga gandum atau turunnya harga CPO akan menekan profitabilitas perusahaan. Sementara itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan kembali menimbulkan rugi kurs seperti yang terjadi pada 2022.
Selain itu, tidak ada jaminan bahwa INDF akan berhasil menyusul kenaikan ICBP. Sebaliknya, diskon valuasi INDF terhadap ICBP dapat bertahan di level yang tinggi saat ini, atau bahkan semakin meningkat.
________________
Penulis:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
β΅ TPMA: Faster than Expected JV Operation Offset Coal and Nickel Poor Sentiment /
Penulis: Arvin Lienardi | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren, Vivi Handoyo Lie
Published date: 7/2/2024
Tambahan armada JV yang lebih cepat dari prediksi mengkompensasi sentimen harga batu bara dan nikel yang cenderung lemah.
Indikasi kinerja kuat 4Q23 yang akan berlanjut pada 2024, didorong ekspansi armada dan operasional JV.
Potensi dividen final 5,6% dari tahun buku 2023 dan ~12,1% pada 2024.
Deskripsi: Jumlah armada kapal tunda dan tongkang (dalam set) milik TPMA dan TLP.
Sumber: TPMA, Stockbit analysis
Executive Summary
Joint venture (JV) antara Trans Power Marine ($TPMA) dan Tsingshan, PT Trans Logistik Perkasa (TLP), berhasil mendatangkan ~40 set kapal tunda dan tongkang bekas pada 4Q23 dan sudah dalam kondisi operasional. Hal ini jauh lebih cepat dari ekspektasi awal kami dalam Mini Unboxing TPMA sebelumnya, yang memperkirakan kapal-kapal tersebut baru akan didatangkan paling cepat pada 2025. Meski demikian, kami tidak lagi mengekspektasikan re-rating valuasi TPMA, mengingat tren harga batu bara dan nikel masih cenderung lemah. Oleh karena itu, kami menilai upside harga saham TPMA ke depannya akan lebih didorong oleh pertumbuhan kinerja.
Ekspansi armada yang dilakukan Trans Power Marine ($TPMA) dan TLP kami prediksi dapat melanjutkan kinerja positif perseroan, dengan pertumbuhan laba bersih double digit pada 2024. Pada 4Q23 sendiri, kinerja perseroan mengindikasikan kinerja yang solid dengan volume angkut yang lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Kami memperkirakan laba bersih pada 2023 dapat tumbuh +21,1% YoY ke level US$17,3 juta.
TPMA sendiri berencana menambah armada kapal tunda dan tongkang dari ~35 set per akhir 2023 menjadi ~41 set pada 2024. Sementara itu, TLP berencana menambah armadanya menjadi ~53 set kapal dari sebelumnya 40 set kapal. Dengan ekspansi ini, kami memprediksi laba bersih TPMA pada 2024 akan mencapai US$20,3 juta (+17,4% YoY), dengan pendapatan sebesar US$68,6 juta (+7,4% YoY).
Potensi pertumbuhan laba bersih double digit pada 2023 dan 2024 pada akhirnya akan membuat dividen TPMA menjadi semakin atraktif. Kami memperkirakan perseroan dapat membagikan dividen dengan yield sebesar 9β12,1% pada 2023 dan 2024, dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di level 15.500, dividend payout ratio sebesar 65%, dan mengacu harga saham saat ini di level Rp645/lembar. Dari segi keuangan, TPMA memiliki arus kas dan posisi utang yang sehat, serta masih mencatat net cash ~US$5,4 juta. Pada November 2023, TPMA telah membagikan dividen interim sebesar Rp30/lembar, sehingga dividen final tahun buku 2023 berpotensi memiliki yield sebesar 5,6%.
Meski tidak terdapat banyak potensi re-rating, kami menilai harga saham TPMA tetap dapat menawarkan upside dari pertumbuhan laba bersih. Menggunakan asumsi valuasi P/E Ratio di kisaran 6,5x, serta proyeksi Earnings Per Share (EPS) 2024 naik ke level Rp120/saham, maka saham TPMA berpotensi diperdagangkan di level ~Rp780/lembar.
Adapun beberapa risiko utama dari TPMA antara lain: 1) meningkatnya suplai kapal tunda dan tongkang yang lebih cepat dari ekspektasi, sehingga berpotensi menekan tarif sewa (charter rate) kapal; 2) harga batu bara yang terus melemah berpotensi menyebabkan penurunan produksi batu bara, sehingga tarif sewa, volume angkut, dan utilisasi armada dapat turun; dan 3) keterlambatan pengiriman kapal dari produsen, sehingga dapat menghambat ekspansi TPMA.
Operasional JV Lebih Cepat dan Tambahan Armada Mengkompensasi Sentimen Komoditas
Dalam Mini Unboxing TPMA sebelumnya, kami menyebut valuasi TPMA berpotensi mengalami re-rating akibat kondisi kapal tongkang yang masih mengalami undersupply. Namun, tren harga batu bara dan nikel yang cenderung melemah memberikan sentimen negatif terhadap valuasi TPMA.
Meski demikian, saham TPMA masih dapat memberikan upside yang menarik dari pertumbuhan kinerja laba bersih. Beberapa faktor positif yang dapat mendongkrak kinerja TPMA antara lain tambahan armada, operasional JV yang jauh lebih cepat dari perkiraan, serta ketersediaan kapal tongkang yang masih undersupply.
Kami menilai undersupply kapal tongkang masih akan berlangsung pada 2024 dan baru akan ternormalisasi pada 2Q25. Estimasi ini didasarkan dari beberapa insights sebagai berikut:
Undersupply masih terjadi pada 2022. Pada 1Q23, pesanan kapal baru melonjak hingga +400% dibandingkan 2 tahun terakhir. Kapal yang telah dipesan sendiri memerlukan waktu 2 tahun hingga akhirnya dikirimkan ke pembeli.
Emiten produsen baja, Gunawan Dianjaya Steel ($GDST), pada akhir Oktober 2023 menyebut bahwa pesanan besi ke galangan kapal β yang mayoritas berada di Batam β sudah full booked hingga Februari 2024. Dengan build time selama 1 tahun, estimasi pengiriman kapal ke pembeli baru akan dimulai pada awal 2025.
Ikatan Pengusaha Perkapalan dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) pada Januari 2024 menyebut bahwa galangan kapal masih kekurangan tenaga ahli welder, sehingga menyebabkan antrian pemesanan kapal.
Di tengah kondisi undersupply tersebut, TPMA melalui entitas usahanya masih berhasil mengamankan akuisisi kapal. Pada 4Q23, JV antara TPMA dan Tsingshan, PT Trans Logistik Perkasa (TLP), berhasil mengakuisisi ~40 set kapal tunda dan tongkang bekas. Kapal-kapal tersebut pun saat ini telah beroperasi, lebih cepat dari ekspektasi kami sebelumnya yang memperkirakan operasional TLP paling cepat pada 2025.
Selain itu, TPMA juga menambah ~2 set kapal pada 2023, sehingga membuat jumlah armadanya menjadi ~35 set. Tambahan armada dan mulai beroperasinya JV membuat TPMA berpotensi membukukan kinerja yang memuaskan pada 2023, di mana kami memperkirakan laba bersih perseroan bisa tumbuh +21,1% YoY ke level US$17,3 juta. Secara kuartalan, kami mengestimasikan laba bersih TPMA pada 4Q23 mencapai US$4,2 juta (+1,8% QoQ, -12% YoY).
Kinerja solid TPMA sebenarnya telah terindikasi dari pertumbuhan volume angkut per 9M23 yang tumbuh +4,7% YoY menjadi 12,7 juta ton. Manajemen TPMA juga mengatakan kepada Stockbit bahwa rata-rata volume angkut pada 4Q23 lebih tinggi dibandingkan 3Q23. Volume angkut yang kuat ini terjadi di tengah penurunan harga batu bara sekitar -50% dari level April 2023.
Ke depannya, kami menilai tambahan armada akan berdampak positif bagi TPMA, mengingat perseroan memiliki klien terpercaya dengan rekam jejak dan retensi yang baik. Dengan sejumlah faktor di atas, kami menilai pertumbuhan double digit TPMA pada 2023 dapat berlanjut pada 2024.
Proyeksi TPMA 2024: Pertumbuhan Double Digit dan Ekspansi Armada
Untuk 2024, kami memperkirakan laba bersih TPMA dapat tumbuh sebesar +17,4% YoY menjadi US$20,3 juta, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sekitar +7,4% YoY dan kontribusi laba bersih dari TLP sebesar US$1,8 juta.
Deskripsi: Proyeksi pendapatan dan laba bersih TPMA 2023β2024.
Sumber: Stockbit analysis
Berikut adalah beberapa asumsi utama yang kami gunakan dalam menyusun estimasi kinerja TPMA pada 2024:
Charter rate cenderung flat karena harga batu bara kami perkirakan akan bergerak sideways di rentang US$100β130/ton pada 2024.
Utilisasi penuh pada armada induk TPMA.
Charter rate dan utilisasi TLP lebih rendah dari TPMA.
Kami menilai peningkatan laba bersih dan pendapatan TPMA pada 2024 akan ditopang oleh pertumbuhan jumlah armada dan volume angkut milik perseroan dan TLP.
Pada 2024, TPMA akan menambah 1 kapal tunda, 6 kapal tongkang, dan 1 floating crane, sehingga jumlah armada perseroan akan menjadi ~41 set kapal tunda dan tongkang serta 4 floating crane. Selain perseroan sendiri, tambahan armada juga dilakukan TLP yang berencana mengakuisisi 13 set kapal tunda dan tongkang baru pada 2024, sehingga TLP akan mengoperasikan ~53 set kapal tunda dan tongkang pada akhir 2024. Seluruh armada yang datang merupakan pesanan sejak 2022, lebih dulu ketimbang banyak emiten pelayaran lain yang baru memesan kapal pada 2023β2024.
Deskripsi: Jumlah armada kapal tunda dan tongkang (dalam set) milik TPMA dan TLP.
Sumber: TPMA, Stockbit analysis
Kami menilai tambahan armada akan menjadi katalis positif bagi kinerja TPMA mengingat kapal existing yang dimiliki perseroan telah fully utilized. Manajemen TPMA juga mengatakan bahwa seluruh kapal yang dibeli TLP sudah beroperasi, sehingga dapat langsung berkontribusi untuk laba TPMA pada 2024.
Kami memprediksi bahwa TLP dapat berkontribusi hingga US$1,8 juta pada laba bersih TPMA selama 2024, sekitar 9,5% dari estimasi laba usaha TPMA pada 2024.
Volume Angkut Tetap Kuat Seiring Pertumbuhan Produksi Batu Bara Nasional
Salah satu faktor yang kami yakini dapat menjaga volume angkut dan utilisasi armada milik TPMA dan TLP adalah permintaan untuk jasa transportasi batu bara, yang kami perkirakan akan tetap tumbuh. Permintaan batu bara pada 2024 sendiri akan didorong oleh meningkatnya kebutuhan untuk smelter dan pembangkit listrik. Kementerian ESDM memperkirakan permintaan listrik pada 2024 akan naik hingga +4,2% YoY.
Pada 2023, produksi batu bara Indonesia tumbuh +12,8% YoY menjadi 775 juta ton, melampaui (111,5%) target di level 694,5 juta ton dan menandai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dari jumlah tersebut, Indonesia mengekspor 518 juta ton, tumbuh +11,4% YoY.
Untuk 2024, Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara nasional sebesar 710 juta ton. Meski target tersebut lebih rendah dari realisasi 2023, kami menilai bahwa realisasinya berpotensi melebihi target, seperti yang terjadi pada 2023. Hal ini tercermin dari target berbagai produsen batu bara besar yang masih mengincar pertumbuhan produksi pada 2024.
Deskripsi: Produksi batu bara beberapa emiten dan nasional pada 2023 dan target 2024.
Sumber: Perusahaan, Stockbit analysis
Kami memperkirakan utilisasi armada baru dan existing yang dimiliki TPMA dan TLP akan tetap tinggi jika produksi batu bara Indonesia terus berada di level lebih dari 700 juta ton per tahun. Sebab, jasa pelayaran kapal tunda dan tongkang adalah salah satu sektor pendukung yang terlibat dalam proses pengiriman batu bara domestik dan ekspor. Volume angkut yang tetap tinggi membuat TPMA bisa mempertahankan margin laba kotor tetap tinggi di atas 35%.
Keuangan Sehat dengan Dividen yang Atraktif
Pertumbuhan laba bersih double digit pada 2023 dan 2024 pada akhirnya akan membuat TPMA berpotensi menawarkan dividen yang atraktif. Dengan estimasi laba bersih US$17,3 juta pada 2023 dan US$20,3 juta pada 2024, serta menggunakan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di level 15.500 dan dividend payout ratio sebesar 65%, kami memperkirakan bahwa TPMA dapat memberikan dividend yield sebesar 9β12,1% pada 2023 dan 2024 berdasarkan harga saham di Rp670/lembar.
Perlu dicatat, TPMA sudah membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp30/lembar pada November 2023, sehingga kami memprediksi sisa dividen tahun buku 2023 yang akan dibagikan adalah Rp36/lembar, mengimplikasikan yield sebesar 5,6%.
Deskripsi: Estimasi dividen per saham pada 2023E termasuk dividen interim sebesar Rp30/saham yang telah dibayarkan TPMA pada November 2023.
Sumber: Stockbit analysis
Selain dividen yang atraktif, TPMA juga merupakan perusahaan yang sehat secara keuangan. Perseroan memiliki arus kas dan posisi utang yang sehat serta mencatat net cash position sebesar ~US$5,4 juta.
Deskripsi: Capex dan cash flow dari TPMA sejak 2017.
Sumber: Stockbit analysis
Untuk ekspansi armada pada 2024, TPMA membutuhkan capex sebesar ~US$20 juta (~Rp310 M). Dengan kondisi kas minimal sebesar US$17 juta (setelah dividen interim), kami memprediksi TPMA akan mengambil utang, tetapi dengan porsi yang masih tergolong sehat mengingat perseroan memiliki arus kas yang baik. Kami meyakini TPMA dapat mempertahankan net cash position.
Valuasi
Deskripsi: P/E Band 5Y TPMA
Sumber: Stockbit Fundachart
Dari sisi valuasi, kami menilai tidak terdapat banyak potensi re-rating, mengingat tren pelemahan harga komoditas seperti batu bara dan nikel pada tahun ini. Dengan asumsi perubahan valuasi yang minor, upside harga saham TPMA kami perkirakan akan berasal dari pertumbuhan laba bersih ke depan. Menggunakan asumsi valuasi TPMA berada di kisaran P/E Ratio 6,5x, serta proyeksi Earnings Per Share (EPS) 2024 naik ke level Rp120/saham, maka saham TPMA berpotensi diperdagangkan di level ~Rp780/lembar.
Risiko
Risiko utama dari TPMA adalah suplai kapal tunda dan tongkang yang dapat naik secara signifikan. Kami mengestimasikan kapal-kapal yang dipesan perusahaan pelayaran pada 1-2 tahun lalu akan mulai memasuki pasar pada awal 2025. Namun, jika kapal-kapal tersebut datang lebih cepat, hal ini berpotensi mempercepat normalisasi suplai kapal, yang pada akhirnya dapat mempercepat penurunan tarif sewa dan utilisasi kapal TPMA.
Selain itu, harga batu bara yang sudah ternormalisasi tidak menutup risiko untuk terus turun. Jika harga batu bara terus turun, produsen bisa mengurangi produksi. Hal ini secara tidak langsung dapat berdampak pada volume angkut TPMA, sehingga berisiko membuat pendapatan menurun.
Terakhir, tidak menutup peluang adanya keterlambatan pengiriman kapal dari produsen, sehingga dapat menghambat ekspansi TPMA pada 2024.
________________
Penulis:
Arvin Lienardi, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π’οΈ MEDC: Continue Executing New Strategy /
Penulis: Hendriko Gani | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren, Vivi Handoyo Lie
Published date: 31/1/2024
Laba bersih 2024 berpotensi tumbuh +14,8% YoY menjadi US$350,7 juta, didukung akuisisi blok migas di Oman dan pemulihan kinerja AMMN.
Potensi re-rating: stabilitas yang lebih baik dari strategi baru yang belum diapresiasi market.
Potensi pertumbuhan dari tren keluarnya produsen global di Indonesia.
Deskripsi: Free Cash Flow MEDC pada 2011β9M23
Sumber: Stockbit analysis
Executive Summary
Laba bersih MEDC pada 2024 berpotensi tumbuh +14,8% YoY menjadi US$350,7 juta, didukung oleh tambahan produksi dari akuisisi Blok 60 di Oman pada akhir 2023. Akuisisi tersebut akan meningkatkan produksi harian minyak MEDC sebesar 13 MBOEPD β setara 8% dari total produksi harian per 9M23 β sehingga akan meningkatkan produksi harian MEDC dari level 160 MBOEPD pada 2023E menjadi 173 MBOEPD pada 2024.
Kinerja laba bersih MEDC pada 2024 juga akan ditopang oleh pemulihan anak usahanya, terutama Amman Mineral Internasional ($AMMN). Berdasarkan konsensus Bloomberg, AMMN diperkirakan akan mencatatkan laba bersih bersih sebesar US$816 juta pada 2024. Jumlah tersebut akan menambah laba bersih MEDC dari anak usaha sebesar US$171 juta.
Sebagai perusahaan yang mayoritas (~70,2%) pendapatannya berasal dari penjualan gas dengan harga fixed dan indexed, kinerja MEDC berkorelasi positif dengan harga minyak Brent, mengingat harga jual gas sendiri terkait dengan minyak Brent. Kami memproyeksikan harga minyak mentah pada 2024 akan berada di level US$80 per barel, ditopang oleh konsistensi OPEC+ dalam menjaga suplai melalui pemangkasan produksi di tengah ekspektasi perlambatan pertumbuhan global yang dapat mengurangi permintaan. Dengan menggunakan asumsi harga tersebut, serta proyeksi produksi harian di 173 MBOEPD dan tambahan pendapatan dari anak usaha, kami memperkirakan pendapatan MEDC pada 2024 berpotensi tumbuh +6,8% YoY menjadi US$2,3 miliar.
Secara valuasi, saham MEDC diperdagangkan dengan valuasi P/E 2024 Forward sebesar 5,6x, lebih rendah dari median global peers produsen migas yang memiliki valuasi sebesar 8,9x. Kami menilai market masih belum mengapresiasi MEDC dengan strategi barunya dalam mengakuisisi aset brownfield sejak 2016, yang terbukti berhasil mendorong perbaikan kinerja keuangan dan profil risiko dan arus kas bersih (Free Cash Flow) perseroan. Dengan menggunakan asumsi P/E Ratio di level 7x dan proyeksi laba bersih pada 2024 sebesar US$350,7 juta, kami menilai saham MEDC berpotensi diperdagangkan dengan harga Rp1.515 per lembar.
Masih berlanjutnya tren keluarnya perusahaan migas global dari Indonesia dalam 5 tahun terakhir β khususnya pada lapangan migas yang mengalami penurunan produksi dan ukuran yang terlalu kecil bagi portofolio perusahaan mereka β membuka peluang bagi MEDC untuk terus mengakuisisi lapangan migas baru. Hal ini berpotensi menjadi sumber pertumbuhan lanjutan bagi MEDC ke depan.
Beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh investor dari MEDC adalah potensi harga minyak yang lebih rendah dari yang diperkirakan, terhambatnya operasional dari Blok 60, peningkatan biaya lifting, serta penurunan produksi yang lebih cepat dari yang diekspektasikan. Sejumlah risiko tersebut berpotensi menekan produksi dan harga jual rata-rata MEDC, sehingga dapat membuat penjualan dan laba bersih MEDC berpotensi lebih rendah dari yang diperkirakan.
Pertumbuhan Produksi Setelah Akuisisi Blok di Oman
Pada akhir Desember 2023, MEDC resmi mengakuisisi 20% hak partisipasi atas dua blok migas di Oman, yakni Blok 48 dan 60, dari perusahaan migas bernama OQ. Total nilai transaksi mencapai US$605 juta, dengan pembayaran pertama sebesar US$535 juta pada 12 Desember 2023.
Berdasarkan presentasi OQ, Blok 48 memiliki luas 3.000 km persegi dan masih dalam tahap eksplorasi. Sementara itu, Blok 60 telah beroperasi dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 bpd per Januari 2023.
Berdasarkan keterangan manajemen MEDC, akuisisi kedua blok tersebut berpotensi meningkatkan produksi harian perseroan sebesar 13 MBOEPD, setara 8% dari total produksi harian per 9M23. Manajemen MEDC juga mencatat bahwa kontribusi dari kedua blok tersebut akan meningkat menjadi 18 MBOEPD pada tahun kelima setelah akuisisi.
Deskripsi: Produksi migas MEDC pada 2020β9M23.
Sumber: MEDC
Hingga kini, belum terdapat informasi terkait porsi minyak dan gas yang terdapat di Blok 60. Namun, berdasarkan diskusi Stockbit dengan manajemen MEDC pada Desember 2023, mayoritas kandungan yang terdapat di Blok 60 merupakan minyak.
Berikut beberapa informasi terkait Blok 48 dan 60 yang didapatkan Stockbit dari penjelasan MEDC:
Biaya lifting dan operasional di kedua blok tersebut diperkirakan sebesar US$5 per barel, dengan capex untuk maintenance sebesar US$80β100 juta per tahun.
MEDC akan mendapatkan profit split setelah pajak sebesar 35% dari kedua blok tersebut, sementara 65% sisanya untuk pemerintah Oman.
MEDC akan menggunakan utang dengan bunga sebesar 9% per tahun untuk membiayai 70% dari akuisisi ini, sementara 30% sisanya akan berasal dari ekuitas.
Proyeksi 2024: Laba Bersih +14,8% YoY, Didorong Peningkatan Produksi dan Pemulihan Kinerja $AMMN
Sebagai perusahaan yang mayoritas pendapatannya berasal dari segmen eksplorasi dan produksi minyak dan gas (~89% dari total pendapatan), kinerja MEDC berkorelasi positif dengan harga minyak Brent. Dari total penjualan segmen migas tersebut, mayoritas disumbang oleh penjualan gas dengan harga fixed (59%) dan indexed (19,9%), sementara sisanya berasal dari penjualan minyak. Meski porsi penjualan gas tercatat lebih besar, perlu diketahui bahwa penentuan harga jual gas sendiri terkait dengan minyak Brent.
Kami menilai MEDC berpotensi membukukan peningkatan pendapatan pada 2024 sebesar +6,8% YoY menjadi US$2,3 miliar, sementara laba bersih meningkat +14,8% YoY menjadi US$350,7 juta. Berikut beberapa asumsi yang kami gunakan:
Rata-rata harga minyak Brent sebesar US$80 per barel.
Volume produksi meningkat 13 MBOEPD dari 160 MBOEPD pada 2023E menjadi sebesar 173 MBOEPD pada 2024F seiring akuisisi Blok 60 di Oman.
Blended cash cost sebesar US$7,6 per barel.
Utang bank pada 2024 akan mengalami penurunan sebesar -1,5% YoY menjadi US$3,27 miliar (vs. 2023E: +5,2% YoY). Meski terdapat penambahan utang untuk akuisisi Blok 48 dan 60 sekitar US$423,5 juta, kami mengestimasikan total utang MEDC pada 2024 akan turun seiring komitmen perseroan untuk de-leveraging pinjaman yang digunakan dalam akuisisi blok Corridor.
Pertumbuhan pendapatan dari entitas asosiasi MEDC pada 2024 kami ekspektasikan akan naik 38x lipat menjadi US$156 juta, terutama disumbang oleh Amman Mineral Internasional ($AMMN). Untuk 2024F, konsensus yang dihimpun Bloomberg mengestimasikan laba bersih AMMN dapat tumbuh hingga ke level US$816 juta, di mana US$171 juta di antaranya akan dicatatkan pada pendapatan dari entitas anak MEDC.
Deskripsi: Asumsi kinerja MEDC pada 2023E dan 2024F.
Sumber: Stockbit analysis
Kendati cenderung volatil dalam beberapa bulan terakhir, kami melihat harga minyak berpotensi sideways di kisaran US$80β100 selama 2024. Perkiraan kami didasarkan oleh beberapa faktor berikut:
Faktor-faktor yang menjadi support harga minyak di level US$80 per barel
Konsistensi OPEC+, terutama Arab Saudi, untuk terus menjaga harga minyak dengan melakukan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel minyak per hari pada 1Q24. Berdasarkan data dari International Monetary Fund, Arab Saudi baru bisa mencapai breakeven fiskal pada 2024 jika harga minyak berada di kisaran US$80 per barel.
Meski pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 diperkirakan melambat, kami memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat lebih tinggi dari yang diekspektasikan, terutama jika beberapa bank sentral dunia mulai melakukan pemangkasan suku bunga. Hal ini berpotensi meningkatkan permintaan minyak mentah. Selain itu, pemerintah China juga akan memangkas rasio cadangan wajib perbankan di negara tersebut sebanyak 50 bps per 5 Februari 2024. Hal ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini setelah lambatnya pemulihan ekonomi pasca-pandemi, sehingga permintaan minyak berpotensi tidak seburuk yang diperkirakan.
Rendahnya cadangan minyak AS. Per 5 Januari 2024, jumlah cadangan minyak strategis (Strategic Petroleum Reserve) milik AS berada di level 355 juta barel, yang menandai level terendah dalam 40 tahun terakhir.
Faktor-faktor yang membatasi kenaikan harga minyak tidak lebih dari US$100 per barel
Berkaca pada 2022, harga minyak yang tinggi hingga lebih dari US$100 per barel akan menghancurkan permintaan minyak, sehingga produsen minyak kemungkinan akan menjaga harga agar tidak melebihi level tersebut.
Tingginya spare capacity OPEC+, terutama Arab Saudi, untuk meningkatkan kapasitas produksinya kembali jika harga minyak dinilai telah mencapai tingkat yang menguntungkan imbas pemangkasan produksi sebelumnya.
Produksi minyak AS yang lebih tinggi dari estimasi konsensus berpotensi mensubstitusi sebagian suplai yang hilang akibat pemangkasan produksi dari OPEC+.
Deskripsi: Pergerakan harga minyak pada 2014β2023 dan asumsi harga minyak pada 2024F.
Sumber: Stockbit analysis
Potensi Re-Rating Imbas Keuangan yang Lebih Stabil dari Strategi Baru
Saat ini, saham MEDC diperdagangkan dengan valuasi P/E 2024 Forward sebesar 5,6x, lebih rendah dari median global peers produsen migas yang memiliki valuasi sebesar 8,9x.
Kami menilai market masih belum mengapresiasi MEDC dengan strategi barunya dalam mengakuisisi aset brownfield sejak 2016.
Sebelumnya, MEDC memiliki profil keuangan yang volatil akibat strategi akuisisi aset-aset greenfield, di mana resiko kegagalan dalam menemukan dan mengembangkan sumur migas cukup tinggi. Perseroan kemudian mengubah strateginya dengan beralih mengakuisisi aset-aset brownfield sejak 2016, yang terbukti berhasil mendorong perbaikan kinerja keuangan, terlihat dari tren Free Cash Flow (FCF) MEDC yang mulai membaik.
Dalam 7 tahun terakhir (2017β9M23), FCF MEDC cenderung positif dengan hanya mencatatkan 2 tahun arus kas negatif, yakni pada 2019 (akuisisi Ophir Energy) dan 2022 (akuisisi blok Corridor). Tren ini kontras dengan periode sebelumnya (2011β2016), di mana FCF MEDC cenderung negatif, yang menandakan akuisisi dan capex yang dilakukan kurang menghasilkan.
Dengan keuangan dan stabilitas yang lebih baik, kami menilai MEDC layak mendapatkan re-rating. Menggunakan asumsi laba bersih sebesar US$350,7 juta pada 2024, kurs di Rp15.500 per dolar AS, dan P/E Ratio naik ke level 7x, saham MEDC berpotensi diperdagangkan di level Rp1.515 per lembar.
Deskripsi: Perbandingan median ROE TTM dan P/E 2024F dari emiten produsen migas global per 26 Januari 2024.
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Free Cash Flow MEDC pada 2011β2016 pada saat mengakuisisi aset-aset greenfield.
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Free Cash Flow MEDC pada 2016β9M23 pada saat mengakuisisi aset-aset brownfield.
Sumber: Stockbit analysis
Peluang Akuisisi Aset Baru dari Divestasi Proyek Perusahaan Global
Kami juga menilai bahwa MEDC memiliki peluang untuk meningkatkan kinerjanya ke depan melalui akuisisi proyek migas dari perusahaan global yang ada di Indonesia. Peluang tersebut muncul seiring tren divestasi yang dilakukan produsen migas global terhadap proyeknya di Indonesia.
MEDC sendiri memiliki rekam jejak dalam mengambil alih aset yang didivestasikan oleh perusahaan asing di Indonesia, yakni ketika perseroan mengambil alih 54% working interest di Blok Corridor, Sumatera Selatan dari ConocoPhillips pada 2021.
Dalam beberapa tahun terakhir, berikut beberapa perusahaan migas global yang telah meninggalkan proyeknya di Indonesia:
Royal Dutch Shell: Pada 2020, Shell menjual 35% kepemilikan di proyek gas Abadi di Blok Masela, seiring dampak pandemi Covid-19 terhadap aliran kas perusahaan. Proyek yang memerlukan investasi sekitar US$15 miliar ini mengalami penundaan, dengan produksi dari proyek LNG Abadi diundur dari 2027 menjadi 2030.
Chevron Indonesia Company: Chevron mundur dari proyek gas Pengembangan Laut Dalam Indonesia (IDD) di Selat Makassar, Kalimantan Timur pada 2023. Proyek yang mulai berproduksi pada 2016 ini diharapkan menghasilkan 2.000 barel cairan dan 33 juta kaki kubik gas per hari pada 2019. Perusahaan Italia, ENI, kemudian mengakuisisi kepemilikan Chevron tersebut pada 2023.
Selain itu, pada 2019, MEDC juga mengakuisisi perusahaan migas asal Inggris, Ophir Energy, yang memiliki aset di Afrika, Asia, dan Meksiko. Setelah diakuisisi MEDC, Ophir Energy juga terus berfokus pada aset migas di Asia yang telah berproduksi, serta mengurangi eksposur terhadap portfolio dengan resiko eksplorasi yang tinggi.
Risiko
Beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh investor dari MEDC adalah potensi harga minyak yang lebih rendah dari yang diperkirakan, terhambatnya operasional dari Blok 60, peningkatan biaya lifting, serta penurunan produksi yang lebih cepat dari yang diekspektasikan. Sejumlah risiko tersebut berpotensi menekan produksi dan harga jual rata-rata MEDC, sehingga dapat membuat penjualan dan laba bersih MEDC berpotensi lebih rendah dari yang diperkirakan.
________________
Penulis:
Hendriko Gani, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π SIDO: Quality Company with Attractive Valuation & Dividend /
Penulis: Edi Chandren | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Vivi Handoyo Lie
Published date: 10/1/2024
Dengan P/E 16,6x, valuasi cukup murah dengan downside terbatas.
Potensi yield dividen 5% per tahun, memberikan kenyamanan investasi dalam jangka pendek-menengah.
Prospek cerah dalam jangka panjang masih valid, memberikan upside yang menarik.
Deskripsi: SIDO 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Stockbit
Executive Summary
Penurunan harga saham SIDO sebesar -30% selama 2023, yang didorong oleh pelemahan kinerja, memberikan kesempatan membeli perusahaan berkualitas pada harga diskon karena kami menilai kinerja terburuk perusahaan telah terlewati di 3Q23 (the worst is over).
Meskipun prospek perseroan belum terlalu bullish dalam jangka pendek-menengah akibat belum kuatnya daya beli masyarakat, kami menilai bahwa SIDO memberikan peluang dividen yang cukup menarik dengan potensi yield ~5% per tahun berdasarkan estimasi kami. Dividen ini akan memberikan kenyamanan (comfort) bagi investor sambil menunggu pertumbuhan kinerja, yang kami yakini akan berakselerasi kembali ke kisaran double digit dalam jangka yang lebih panjang.
Selain potensi pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi dalam jangka panjang, upside tambahan datang dari valuasi SIDO yang kami nilai berpeluang mengalami re-rating ke depannya. Berkaca dari negara yang relatif lebih maju seperti China dan India, perusahaan consumer health memiliki pertumbuhan di kisaran double digit per tahun dengan valuasi di kisaran 21β35x Forward P/E, jauh lebih tinggi dibandingkan P/E SIDO saat ini di level 16,6x.
Adapun risiko utama SIDO adalah 1) daya beli yang lemah, ditambah dengan kondisi kemarau berkepanjangan yang menekan permintaan; 2) kenaikan signifikan pada harga bahan baku yang menurunkan profitabilitas; dan 3) progres makroekonomi yang lambat, sehingga potensi jangka panjang tidak dapat terealisasi.
Pemulihan pada 2024, Diikuti Pertumbuhan Moderat dalam Jangka Pendek-Menengah
Setelah kinerja negatif pada 2023, kami memprediksi bahwa kinerja SIDO akan pulih pada 2024, walaupun tidak terlalu signifikan. Pemulihan kinerja perseroan akan didorong oleh daya beli masyarakat yang lebih baik, sehingga penjualan bisa kembali bertumbuh positif.
Perbaikan daya beli masyarakat sendiri akan didukung oleh pembelanjaan terkait kampanye pada tahun politik, kenaikan anggaran program perlindungan sosial, dan tingkat inflasi yang kembali rendah di level 2β3%. Secara kuartalan, kami memperkirakan kinerja SIDO pada 3Q23 akan menjadi yang terendah, dengan pemulihan akan terjadi pada 4Q23 dan berlanjut pada 2024 (the worst is over).
Berdasarkan estimasi kami, laba bersih SIDO akan tumbuh +8% pada 2024, ditopang oleh pertumbuhan penjualan sebesar +5% dan margin yang lebih tinggi dari sedikit efisiensi pada biaya operasional. Dengan begitu, kami mengestimasikan laba bersih SIDO pada 2023 dan 2024 masing-masing akan mencapai Rp857 M (-22% YoY) dan Rp923 M (+8% YoY).
Deskripsi: Estimasi kinerja SIDO.
Sumber: Stockbit analysis
Berikut adalah beberapa asumsi utama yang kami gunakan dalam menyusun estimasi kinerja di atas:
Pertumbuhan penjualan pada 2024 akan lebih didorong oleh volume penjualan, sementara harga jual akan relatif stabil karena kenaikan harga yang signifikan telah dilakukan dalam 1β2 tahun terakhir.
Harga bahan baku akan cenderung stabil pada 2024, sehingga peningkatan volume penjualan akan turut mendorong gross margin.
Aktivitas iklan dan promosi akan cenderung lebih moderat pada 2024 setelah spending yang meningkat pada 2023.
Dalam beberapa tahun setelah 2024, kami memprediksi kinerja SIDO akan cenderung bertumbuh secara moderat di kisaran mid single digit per tahun karena belum adanya pendorong permintaan yang signifikan.
Finansial Kuat dan Potensi Dividen ~5% per Tahun yang Sustainable
Kami menilai laba bersih sebesar Rp850β900 M per tahun sebagai laba bersih yang achievable dan sustainable bagi SIDO. Dengan level laba bersih di kisaran tersebut, dan asumsi dividend payout ratio sebesar 95% (rata-rata 3 tahun terakhir: 96,7%), SIDO berpotensi memberikan dividend yield sebesar 5,2β5,5% per tahun pada harga saat ini di level Rp520/lembar per 9 Januari 2024.
Kami menilai yield tersebut akan memberikan kenyamanan (comfort) bagi investor sambil menunggu pertumbuhan kinerja, yang kami yakini akan berakselerasi kembali ke kisaran double digit dalam jangka yang lebih panjang.
SIDO sendiri memiliki posisi finansial yang kuat, profitabilitas yang tinggi (ROE >20%), dan bebas utang dengan kas sebesar Rp783 M per September 2023. Sementara itu, sejak belanja modal (capex) signifikan pada periode 2017β2018, SIDO belum lagi membutuhkan capex yang besar dalam waktu dekat.
Dengan kebutuhan capex yang relatif kecil di kisaran Rp100β200M/tahun, serta arus kas yang sehat, SIDO memiliki kemampuan menghasilkan arus kas bersih (free cash flow) yang tinggi. Faktor-faktor tersebut membuat SIDO memiliki kapasitas membayar dividen yang tinggi, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan.
Deskripsi: Dividend payout ratio SIDO dalam 3 tahun terakhir.
Sumber: Stockbit analysis
Deskripsi: Capex dan free cash flow sejak 2017.
Sumber: Stockbit
Deskripsi: Return on Equity (ROE) SIDO.
Sumber: Stockbit
Re-akselerasi Pertumbuhan dan Peningkatan Valuasi dalam Jangka Panjang
Dalam jangka yang lebih panjang, kami meyakini bahwa SIDO dapat kembali bertumbuh cepat pada kisaran double digit per tahun. Pertumbuhan kelas menengah yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan akan meningkatkan permintaan produk-produk consumer health. Hal tersebut tentunya akan dinikmati oleh SIDO sebagai salah satu perusahaan consumer health terkemuka (prominent) dengan lebih dari 300 SKUs dan brand equity yang tinggi.
Segmen kelas menengah dan atas di Indonesia diprediksi akan naik dari sekitar 45% dari populasi pada 2017 menjadi sekitar 75% dari populasi pada 2030, menurut BCG. Sementara itu, berdasarkan studi Bank Dunia, peningkatan pendapatan per kapita memiliki korelasi positif yang tinggi dengan pembelanjaan terkait kesehatan.
Bisnis consumer health SIDO sendiri terbagi ke dalam tiga segmen, dengan segmen Herbal & Supplement menjadi kontributor pendapatan terbesar hingga 63,3% per 9M23 berkat produk unggulannya, βTolak Anginβ, yang merupakan market leader. Dari sisi laba, kontribusi segmen Herbal & Supplement mencapai 78,2%, disebabkan oleh margin yang lebih tinggi dibandingkan dua segmen lainnya.
Deskripsi: Prediksi populasi beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, berdasarkan kelas ekonomi.
Sumber: Boston Consulting Group (BCG)
Deskripsi: Korelasi pendapatan per kapita dan pembelanjaan terkait kesehatan.
Sumber: World Bank
Deskripsi: Kontribusi pendapatan berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan SIDO
Deskripsi: Kontribusi laba kotor berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan SIDO
Deskripsi: Produk-produk SIDO berdasarkan segmen.
Sumber: Presentasi SIDO
Deskripsi: Market share produk βTolak Anginβ.
Sumber: Presentasi SIDO berdasarkan data Nielsen
Valuasi
Seiring dengan pelemahan kinerja selama 2023, valuasi SIDO terus mengalami penurunan hingga per 9 Januari 2024 diperdagangkan di level 16,6x 1-Year Forward P/E, setara -1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun.
Kami menilai dengan prospek pertumbuhan kinerja yang kembali ke teritori positif, sentimen negatif pada valuasi SIDO akan mulai mereda, sehingga P/E dapat kembali ke level yang lebih normal di kisaran 18,5β19x, sedikit di bawah rata-rata historis. Level ini kami anggap normal dalam jangka pendek-menengah, mengingat perseroan masih dapat bertumbuh secara moderat meski belum terlalu tinggi.
Deskripsi: SIDO 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Stockbit
Dalam jangka panjang, selain kinerja pertumbuhan yang lebih tinggi, terdapat juga potensi upside dari re-rating valuasi. Berkaca dari negara yang relatif lebih maju seperti China dan India β di mana perusahaan consumer health memiliki pertumbuhan rata-rata di kisaran double digit β valuasinya berada di kisaran 21β35x, jauh lebih tinggi dibandingkan valuasi SIDO saat ini. Oleh karena itu, dengan ekspektasi pertumbuhan yang lebih cepat, kami menilai bahwa valuasi SIDO juga berpotensi meningkat dalam jangka panjang.
Sebagai catatan, definisi valuasi yang kami gunakan di tabel di bawah ini adalah valuasi rata-rata historis dalam 5 tahun terakhir untuk mengesampingkan sentimen atau siklus sementara pada market atau emiten tertentu.
Deskripsi: Valuasi dan pertumbuhan emiten consumer health di China dan India. Tanda * menunjukkan bahwa periode yang tersedia hanya 3 tahun.
Sumber: Bloomberg
Risiko
Risiko utama SIDO adalah apabila pemulihan yang diekspektasikan tidak terjadi dan kinerja negatif berlanjut, yang berpotensi disebabkan oleh masih lemahnya permintaan atau kenaikan signifikan pada harga bahan baku yang menekan profitabilitas.
Sementara itu, dalam jangka panjang, risiko datang dari potensi lambatnya progres makroekonomi Indonesia, sehingga potensi pertumbuhan SIDO tidak dapat terealisasi.
________________
Penulis:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π° INKP: Pulp Price Recovery in 4Q23 & New Factory Contribution /
Penulis: Theodorus Melvin | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren, Rahmanto Tyas Raharja, Vivi Handoyo Lie
Published date: 8/1/2024
Kinerja INKP 4Q23 dapat pulih secara QoQ didorong ekspansi margin seiring kenaikan harga pulp.
Volume penjualan kertas industri INKP berpotensi naik +16% YoY pada 2024 dari pabrik baru.
Valuasi INKP berada di level atraktif dengan P/E 5,43x, sedikit di atas -1 Standard Deviation 5 tahun.
Executive Summary
Harga saham INKP telah turun -16,6% dalam 3 bulan terakhir menyusul lemahnya kinerja selama 3Q23, dengan laba bersih turun -61,3% QoQ menjadi US$52,3 juta. Secara umum, penurunan kinerja INKP pada 3Q23 disebabkan oleh pemulihan segmen pulp yang tidak sesuai harapan, dengan harga jual rata-rata pulp global stabil di level yang rendah, serta penurunan segmen margin kertas perseroan.
Meski demikian, kami menilai bahwa kinerja INKP pada 4Q23 dapat pulih secara kuartalan akibat ekspansi margin (margin expansion). Kami menilai bahwa margin laba kotor (GPM) INKP dapat kembali ke rentang 30β35%, setelah turun signifikan ke level 26,6% pada 3Q23. Prediksi kami tersebut didasarkan oleh dua faktor berikut:
Peningkatan harga pulp yang naik >10% QoQ dan memasuki harga jual rata-rata US$600/ton, lebih tinggi dari 2Q23 dan 3Q23.
Inisiatif grup APP Indonesia, yang merupakan induk INKP, untuk menaikkan harga jual kertas sebesar US$80/ton pada 18 Oktober dan 23 November 2023.
Untuk 2024, INKP memiliki potensi kenaikan volume penjualan kertas industri sebesar +16% YoY dari pabrik baru jika progres pembangunannya berjalan sesuai dengan rencana manajemen. Selain itu, harga pulp pada 2024 kemungkinan akan berada di rentang US$540β660/ton, didorong oleh aksi wait and see pelaku pasar dan kecenderungan harga pulp yang tidak dapat bertahan lama di bawah level US$500/ton.
Dari sisi valuasi, pelemahan harga saham dalam 3 bulan terakhir membuat valuasi INKP per 4 Januari 2024 berada di level atraktif. Saat ini, INKP diperdagangkan dengan P/E Ratio sebesar 5,43x atau berada sedikit di atas -1 Standard Deviation rata-rata historis dalam 5 tahun.
Adapun beberapa risiko bagi INKP adalah:
Peningkatan supply dari produsen global, sehingga membuat harga pulp kembali melemah.
Peningkatan harga kayu (sebagai bahan baku) yang dapat kembali mengurangi margin laba.
Segmen Pulp (80β90% Laba Usaha) β Harga Mulai Pulih dan Stabil di Level US$570β630/ton
Salah satu faktor utama pemulihan kinerja INKP pada 4Q23 didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata (ASP) pulp. Kami menilai ASP pulp INKP pada 4Q23 dapat dipastikan lebih tinggi dibandingkan 3Q23 dikarenakan harga pulp global konstan berada di level US$570β630/ton.
Memasuki 4Q23, harga pulp global mulai mengalami kenaikan hingga ke level US$600/ton, didorong oleh proses restocking persediaan yang dilakukan perusahaan kertas dan tisu. Namun, harga pulp kemungkinan tidak akan naik lebih jauh dan stabil di level US$570β630/ton pada 4Q23. Hal ini disebabkan kondisi industri pulp yang sedang mengalami oversupply.
Deskripsi: Pergerakan harga pulp (BHKP) dari China.
Sumber: RISI, Bloomberg, Stockbit analysis
Penurunan kinerja laba bersih INKP pada 3Q23 sendiri disebabkan oleh harga pulp yang bergerak sideways di level US$500β570/ton, turun drastis dari level US$700β750/ton pada 2Q23. Hal ini membuat harga jual rata-rata (ASP) pulp INKP pada 3Q23 hanya sebesar US$532/ton, lebih rendah -3% QoQ dibandingkan periode 2Q23 di level US$549/ton.
Deskripsi: Rata-rata harga indeks per kuartal pulp China.
Sumber: RISI, Bloomberg, Stockbit analysis
Kertas Industri (10β20% Laba Usaha) β Kenaikan Harga Jual sebesar US$80/ton oleh Grup APP
Kami juga mengekspektasikan kinerja segmen kertas INKP dapat kembali pulih seiring laporan kenaikan harga jual yang dilakukan oleh induk INKP, APP Indonesia. Menurut laporan, RISI, penyedia informasi terkemuka di industri pulp and paper, APP Indonesia telah menaikkan harga jual kertasnya sebesar US$50/ton pada 18 Oktober 2023, diikuti kenaikan sebesar US$30/ton pada 22 November 2023. Laporan tersebut mengimplikasikan bahwa APP Indonesia telah menaikkan ASP kertas sebesar US$80/ton pada 4Q23.
Kenaikan harga jual kertas tersebut berpotensi memulihkan margin laba usaha (OPM) segmen kertas industri INKP untuk kembali ke level double digit.
Deskripsi: Berita kenaikan harga kertas APP Indonesia.
Sumber: RISI, Bloomberg, Stockbit analysis
Outlook INKP 2024: Earnings Kicker from New Factory
Potensi Kenaikan Volume Penjualan Kertas Industri +16% YoY dari Pabrik Baru
Volume penjualan kertas industri INKP dapat meningkat pada 2024 jika pembangunan pabrik baru berjalan sesuai dengan rencana manajemen. INKP saat ini tengah membangun pabrik kertas industri berkapasitas 3,9 juta ton (+177% dari kapasitas saat ini) dengan biaya investasi mencapai US$3,63 miliar (~Rp56,3 T).
Deskripsi: Estimasi volume produksi kertas industri INKP dari pabrik baru di Karawang.
Sumber: Feasibility Study Report INKP 12 Mei 2023, Stockbit analysis
Mengacu data dari laporan Feasibility Study INKP pada 12 Mei 2023, pabrik baru INKP direncanakan beroperasi pada 2024 dengan utilisasi awal 28,36%. Mengacu pada utilisasi tersebut, volume penjualan kertas industri INKP pada 2024 dapat bertambah 1,1 juta ton pada 2024. Nilai ini berdampak pada tambahan pendapatan sebesar US$1,3 miliar dengan laba bersih sebesar US$201,8 juta.
Deskripsi: Proyeksi pendapatan dan laba bersih INKP dari pabrik baru di Karawang pada 2024.
Sumber: Feasibility Study Report INKP 12 Mei 2023, Stockbit analysis, fitur Analyst Rating Stockbit
Jika menggunakan asumsi konservatif di mana pabrik baru beroperasi pada 2H24 dengan tingkat utilisasi 25% dari estimasi awal perseroan, maka volume produksi INKP kami asumsikan hanya bertambah 276 ribu ton. Penambahan volume ini berakibat pada tambahan pendapatan sebesar US$332,3 juta dan laba bersih sebesar US$50,4 juta, setara ~8,8% estimasi laba bersih INKP FY24E
Proyeksi Harga Pulp 2024: Sideways Namun di Atas 2H23
Untuk 2024 sendiri, harga pulp kemungkinan akan bergerak sideways berada di rentang US$540β660/ton, mengingat beberapa faktor berikut:
Pemain pulp global cenderung melakukan aksi wait and see.
Tambahan supply global baru sebesar 2,4 juta ton pada 2024 membuat pembeli pulp melakukan restocking dalam jumlah secukupnya, sembari menunggu dampaknya terhadap fluktuasi harga pulp.
Harga pulp tidak dapat bertahan lama di bawah level US$500/ton.
Ketika pulp berada di level US$500/ton, beberapa produsen dengan cash cost yang tinggi cenderung akan menghentikan produksi dan membeli pasokan yang ada di market. Hal ini akan menjaga supply-demand pulp global, yang mengakibatkan stabilnya harga pulp di atas US$500/ton.
Walaupun harga pulp bergerak sideways pada level US$540β660/ton, rentang harga ini tetap lebih tinggi dibandingkan level 2Q23 (US$549/ton) dan 3Q23 (US$532/ton) sehingga tetap berdampak positif pada kinerja INKP di tahun 2024.
Valuasi: Penurunan Harga Saham Memberikan Peluang Atraktif
Penurunan kinerja keuangan INKP pada 3Q23 telah direspon oleh market dengan pelemahan harga saham sebesar -16,6% dalam 3 bulan terakhir. Penurunan tersebut membuat valuasi INKP per 4 Januari 2024 berada di level atraktif, dengan P/E Ratio sebesar 5,43x atau berada sedikit di atas -1 Standard Deviation rata-rata historis dalam 5 tahun.
Deskripsi: Penurunan harga saham INKP dalam 3 bulan terakhir, P/E Band (TTM) INKP 5Y.
Sumber: Stockbit
Meski mengalami penurunan laba bersih pada 3Q23, kami menilai INKP dapat mencapai ekspektasi laba bersihnya pada FY23E. Per 9M23, pendapatan INKP telah mencapai Rp41,6 T atau US$2,7 miliar, setara 76% estimasi konsensus FY23 di Rp55,1 T atau ~US$3,5 miliar. Laba bersih INKP pada 9M23 juga telah mencapai Rp4,97 T atau US$321 juta, setara 78% estimasi laba bersih di level Rp6,4 T atau ~US$412 juta.
Pemulihan harga pulp global pada 4Q23 yang berpotensi lebih tinggi dibandingkan 2Q23 membuat kami optimis kinerja INKP pada 4Q23 dapat menyamai kinerja pada 2Q23 dan melampaui estimasi konsensus.
Jika kinerja INKP pada 4Q23 menyamai kinerja 2Q23, laba bersih INKP FY23E dapat mencapai US$456,2 juta. Jumlah tersebut melampaui estimasi konsensus laba bersih INKP di level US$412,4 juta.
Deskripsi: Ekspektasi kinerja INKP pada 4Q23.
Sumber: INKP, RISI, Bloomberg, Stockbit analysis, fitur Analyst Rating Stockbit
Dua Risiko: Peningkatan Suplai Pulp dan Harga Kayu
1. Penurunan Harga Pulp Akibat Meningkatnya Supply Global
Deskripsi: Gambaran Skenario Supply-Demand Pulp Global.
Sumber: Suzano, diolah oleh Stockbit
Secara umum, industri pulp global mengalami oversupply sejak 2019. Kondisi oversupply kemudian bertambah parah pada 2023 akibat tambahan 3,6 juta ton pasokan β setara 8,7% dari total supply global β yang berasal dari pabrik baru di Chile dan Uruguay. Pada 2024, pasokan pulp global juga akan bertambah 2,4 juta ton akibat pembukaan pabrik pulp baru di Brasil. Peningkatan pasokan secara cepat ini berpotensi membuat harga pulp kembali menurun.
Meski demikian, market mengestimasikan harga pulp tidak akan lebih rendah dari level US$500/ton. Penurunan harga pulp di bawah US$500/ton akan menyebabkan tutupnya beberapa pabrik akibat cash cost yang tinggi. Pada 2023, tambahan pasokan pulp sebesar 3,6 juta ton diimbangi dengan penutupan 2,7 juta ton pasokan pulp di seluruh dunia.
2. Peningkatan Harga Kayu yang Dapat Menggerus Margin Laba
Biaya kayu INKP β yang kami asumsikan sebagian besar berasal dari pihak berelasi bernama PT Arara Abadi β mengalami peningkatan sebesar +22% QoQ pada 3Q23, kendati beban pokok penjualan turun -6% QoQ. Meski demikian, kami mengekspektasikan bahwa biaya bahan baku kayu INKP pada 4Q22 akan stabil atau cenderung menurun dari level 3Q23. Sebab, berdasarkan tren beban pokok penjualan INKP sejak 2022, kenaikan biaya kayu yang naik tajam (>15%) umumnya diikuti dengan penurunan biaya kayu pada kuartal berikutnya, seperti yang digambarkan grafik di bawah ini.
Deskripsi: Perbandingan biaya kayu INKP dengan total beban pokok penjualan.
Sumber: INKP, Stockbit analysis
________________
Penulis:
Theodorus Melvin, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2024 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π³οΈ Election Play: Saham yang Selalu Naik Jelang Pemilu /
Penulis: Rahmanto Tyas Raharja | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren
Published date: 28/12/2023
Berdasarkan pergerakan harga H-1 bulan menjelang pemilihan presiden (pilpres) sejak 2009, saham-saham ini menjadi top pick kami:
KLBF
JSMR
ASII
Deskripsi: Data historis pergerakan harga saham Top Pick kami, pergerakan harga saham adalah dalam persen (%)
Sumber: Fitur Seasonality Stockbit, Stockbit Analysis
Menggunakan fitur Seasonality Stockbit, kami mencari trading idea berupa saham-saham yang secara historis harganya naik pada H-1 bulan menjelang pilpres sejak 2009.
Data pergerakan saham yang kami pakai adalah:
Pilpres 2009: 8 Juli 2009 β> Pergerakan harga saham Juni 2009
Pilpres 2014: 9 Juli 2014 β> Pergerakan harga saham Juni 2014
Pilpres 2019: 17 April 2019 β> Pergerakan harga saham Maret 2019
Pilpres 2024: 14 Februari 2024 β> Mencari potensi saham untuk Januari 2024
Daftar saham yang digunakan dalam riset ini adalah saham-saham yang termasuk di indeks Kompas100 periode Agustus 2023βJanuari 2024 dan telah IPO setidaknya sejak Juni 2009.
Berdasarkan data tersebut, ada 9 saham yang selalu naik secara historis pada 1 bulan sebelum pemilu diadakan.
Top pick dari kami adalah:
KLBF β Average return +8,08%. Pergerakan harga terkecil pada Maret 2019 (+1,7%) dan terbesar pada Juni 2009 (+14,8%).
JSMR β Average return +7,39%. Pergerakan harga terkecil pada Juni 2014 (+1,7%) dan terbesar pada Maret 2019 (+14,3%).
ASII β Average return +6,6%. Pergerakan harga terkecil pada Maret 2019 (+2,5%) dan terbesar pada Juni 2009 (+14,4%).
Risiko
Pergerakan saham masa lalu belum tentu terulang di masa depan.
Appendix
(continued)
(continued)
Deskripsi: Return saham (dalam %) pada H-1 bulan sebelum pilpres.
Sumber: Fitur Seasonality Stockbit, Stockbit analysis
________________
Penulis:
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π Asuransi: Potensi Aksi Korporasi dan Konsolidasi Industri /
Penulis: Rahmanto Tyas Raharja | Editor: Aulia Rahman Nugraha, Edi Chandren
Published date: 11/12/2023
Wacana peningkatan batas modal minimum berpotensi menyebabkan konsolidasi industri asuransi.
Konsolidasi industri dapat menjadi katalis pendorong harga saham emiten asuransi.
Top pick kami: JMAS, MTWI, AHAP
Executive Summary
Jika diimplementasikan, rencana peningkatan batas modal minimum bagi perusahaan asuransi di Indonesia (mulai 2026) dapat menyebabkan konsolidasi industri, sehingga berpotensi menimbulkan aksi korporasi ke depannya seperti rights issue, private placement, hingga merger dan akuisisi.
Berkaca pada kebijakan serupa yang terjadi di industri perbankan, kami menilai sentimen peningkatan batas modal minimum dapat menjadi katalis dan berpotensi mendorong harga saham emiten-emiten asuransi pada 2024-2025.
Kami menilai emiten asuransi small-cap dengan ekuitas di bawah Rp500 M memiliki potensi dan urgensi terbesar untuk melakukan aksi korporasi demi dapat mematuhi batas modal minimum.
Top pick kami adalah: JMAS, MTWI, AHAP
Risiko datang dari kepastian mengenai pelaksanaan rencana ini, likuiditas perdagangan emiten asuransi small-cap yang cenderung tidak likuid, dan tren bullish harga saham seperti di industri perbankan pada 2020β2022 juga mungkin tidak terjadi pada industri asuransi.
Sekilas Rencana Peningkatan Batas Modal Minimum Industri Asuransi dan Implikasinya
Pada Juni 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan wacana untuk meningkatkan batas modal minimum bagi perusahaan asuransi dan reasuransi, baik konvensional maupun syariah. Peningkatan tersebut rencananya akan dilakukan secara bertahap mulai 2026 hingga 2028.
Deskripsi: Perbandingan antara antara ketentuan modal disetor minimum pendirian perusahaan asuransi saat ini dan rencana perubahan modal minimum industri asuransi.
Sumber: POJK No.67/POJK.05/2016 dan saduran dari berbagai media
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Iwan Pasila, mengatakan bahwa OJK akan menggunakan ekuitas sebagai basis untuk menentukan modal minimum bagi perusahaan asuransi existing.
Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Lembaga Penjamin dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengatakan bahwa ketentuan untuk modal minimum perusahaan asuransi yang baru berdiri akan lebih besar. Berikut adalah syarat modal disetor minimum perusahaan asuransi yang baru berdiri:
Asuransi konvensional: Rp1 T
Asuransi syariah: Rp500 M
Reasuransi konvensional: Rp2 T
Reasuransi syariah: Rp1 T
Stockbit Pro Insights: Berdasarkan perbedaan di atas, perhitungan modal dari perusahaan asuransi existing akan mengikutsertakan seluruh akun di neraca ekuitas, sementara perhitungan modal bagi perusahaan asuransi baru akan berdasarkan modal disetor. Hal ini mengimplikasikan peningkatan barriers to entry bagi pemain baru yang ingin mendirikan perusahaan asuransi. Sebab, perusahaan baru harus langsung menyiapkan modal minimum setara dengan minimum modal yang direncanakan pada 2028, sementara peningkatan modal minimum perusahaan asuransi existing dilaksanakan secara bertahap.
Pengelompokan Berdasar Modal: KPPE hingga KUPA
Sejalan dengan rencana peningkatan batas modal minimum, OJK juga berencana mengelompokan perusahaan asuransi menjadi dua klasifikasi kelas berdasarkan besaran modal, yakni Kelompok Perusahaan Perasuransian berdasarkan Ekuitas (KPPE) 1 dan 2. Peraturan mengenai klasifikasi ini direncanakan terbit pada 4Q23.
Deskripsi: Tabel ekuitas minimum yang wajib dipenuhi perusahaan asuransi berdasarkan kelompoknya paling lambat pada akhir 2028.
Perbedaan perusahaan asuransi KPPE 1 dan 2 adalah izin penjualan produknya. KPPE 2 diperkenankan untuk menjual produk yang lebih kompleks, sementara KPPE 1 yang memiliki modal lebih rendah hanya diizinkan untuk menjual produk yang lebih simpel.
OJK juga berencana mengklasifikasikan perusahaan asuransi atau reasuransi yang belum dapat memenuhi modal minimum hingga tenggat waktu yang telah ditentukan ke dalam Kelompok Usaha Perasuransian (KUPA). KUPA menjadi alternatif bagi perusahaan asuransi atau reasuransi yang tidak dapat memenuhi persyaratan ekuitas minimum hingga akhir 2028.
Perusahaan yang tidak mampu memenuhi ekuitas minimum sebagai KPPE 1 dapat menjadi perusahaan anak dalam KUPA. KUPA nantinya dipimpin oleh satu perusahaan asuransi atau reasuransi yang termasuk dalam KPPE 2.
Selain itu, berdasarkan Roadmap Perasuransian Indonesia 2023β2027 dari OJK, pemerintah telah menetapkan sejumlah kebijakan yang dapat mendorong konsolidasi industri asuransi, seperti peraturan kepemilikan tunggal (single presence policy) dan peningkatan persyaratan permodalan minimum perusahaan. Hal lain yang dapat diperhatikan adalah POJK No. 11 Tahun 2023 yang mewajibkan spin-off unit usaha syariah atau perusahaan asuransi syariah selambat-lambatnya pada 31 Desember 2026.
Berkaca dari Kejadian Serupa di Perbankan: History Repeats Itself?
Stockbit Pro Insights: Ketentuan kenaikan modal minimum juga sebelumnya terjadi di industri perbankan pada 2020β2021 dan menyebabkan banyak konsolidasi perusahaan perbankan. Berkaca dari hal tersebut, kami melihat ketentuan modal minimum di industri asuransi juga berpotensi mendorong konsolidasi serta aksi korporasi ke depannya seperti rights issue, private placement, hingga merger dan akuisisi seperti yang terjadi pada industri perbankan sebelumnya.
Pengelompokan berdasarkan modal dapat memengaruhi peta bisnis industri asuransi, di mana kebijakan ini dapat membatasi ruang gerak penjualan bagi perusahaan asuransi bermodal sedikit.
Kami melihat wacana pengelompokan tersebut serupa dengan klasifikasi Kelompok Usaha Berdasarkan Modal Inti (KBMI) yang telah diterapkan di industri perbankan melalui POJK No.12/2021. Melalui klasifikasi tersebut, semakin tinggi kategori KBMI suatu bank, maka semakin kompleks pula produk yang dapat dijual oleh bank tersebut.
Selain itu, skema pengelompokan KUPA akan mirip seperti Kelompok Usaha Bank (KUB) di industri perbankan, di mana Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang tidak mampu memenuhi batas modal minimum berkonsolidasi membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB).
Kami juga menilai POJK yang mewajibkan pemisahan UUS perusahaan asuransi juga serupa dengan yang telah terjadi di perbankan, yang juga telah mendorong terjadinya aksi korporasi baik spin-off independen hingga merger dan akuisisi. Kami menilai hal ini juga dapat terjadi di industri asuransi.
Why Now?
Meski baru diimplementasikan dalam 3 tahun ke depan (2026), kami menilai bahwa sentimen dari rencana peningkatan modal minimum berpotensi mendorong pergerakan harga saham emiten asuransi dalam waktu dekat, yakni pada 2024β2025. Penilaian kami didasarkan oleh sentimen serupa yang terjadi di sektor perbankan, di mana saham emiten bank mengalami bullish pada 1β2 tahun sebelum deadline peningkatan batas modal minimum.
Sebagai pengingat, OJK mulai mengatur peningkatan batas modal minimum bagi perbankan pada 2020, dengan tenggat waktu selama 2 tahun hingga 2022. Saat itu, bank umum perlu memenuhi syarat modal minimum yang dinaikkan secara bertahap dalam 3 tahun, menjadi 1 triliun rupiah pada akhir 2020, 2 triliun rupiah pada akhir 2021, dan 3 triliun rupiah pada akhir 2022.
Berikut adalah sejumlah data mengenai jarak antara batas implementasi peningkatan batas modal minimum dengan pergerakan harga saham dan aksi korporasi yang dilakukan beberapa bank pada 2020β2022 (sejak diumumkan hingga batas pelaksanaan):
Deskripsi: Pergerakan harga saham dan aksi korporasi yang dilakukan beberapa bank pada 2020β2022 untuk memenuhi peningkatan batas modal minimum. Harga saham adalah harga dalam rupiah per lembar. Harga saham sudah disesuaikan dengan faktor rights issue.
Sumber: Stockbit analysis
Selain bank yang masuk di dalam tabel di atas, masih banyak kasus aksi korporasi yang dilakukan emiten perbankan pada 2020β2022, seperti akuisisi Bank Royal oleh $BBCA, akuisisi Bank Fama oleh $EMTK, hingga $AMRT masuk menjadi pemegang saham di $BANK.
Saat ini, kami juga melihat sudah ada βtanda-tandaβ aksi korporasi yang dilakukan oleh beberapa perusahaan asuransi di Indonesia:
Asuransi Tugu Pratama Indonesia ($TUGU) yang telah memulai proses pemisahan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) milik perseroan dengan progres telah mencapai 60β70% dan ditargetkan rampung pada 1H24.
Perusahaan reasuransi grup Salim, Inare, telah menyiapkan penambahan modal pada 2024 hingga Rp300β400 M. Sebagai informasi, Asuransi Harta Aman Pratama ($AHAP) adalah emiten asuransi yang berelasi dengan Grup Salim.
PT Asuransi Allianz Utama Indonesia yang telah resmi melakukan spin-off unit usaha asuransi syariah menjadi PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia.
Emiten Asuransi di BEI: Skenario Aksi Korporasi, hingga Potensinya
Saat ini, terdapat 18 emiten asuransi di BEI:
8 memiliki ekuitas di bawah Rp500 M
3 memiliki ekuitas antara Rp500 MβRp1 T
7 memiliki ekuitas di atas Rp1 T
Berikut ini merupakan emiten di industri asuransi yang diurutkan berdasarkan besaran ekuitas:
Deskripsi: Key stats emiten asuransi di BEI
Sumber: Laporan keuangan masing-masing emiten per 9M23. Total ekuitas, laba/rugi bersih disajikan dalam miliaran rupiah. PBV (x), Value MA20 (rata-rata nilai transaksi harian 20 hari terakhir), dan porsi kepemilikan masyarakat (%) diambil berdasarkan data Stockbit per 08/12/2023.
* Perusahaan asuransi syariah
** Perusahaan reasuransi
Berdasarkan ekuitasnya, kami menilai ada beberapa skenario yang dapat terjadi jika rencana peningkatan modal minimum ini diberlakukan. Selain itu, kami juga telah memilih saham yang berpotensi diuntungkan dari skenario tersebut melalui catatan βTop Pickβ. Adapun top pick yang kami buat sudah memasukan faktor kemungkinan bagi emiten tersebut melakukan aksi korporasi, tingkat keunikan masing-masing emiten, serta porsi kepemilikan masyarakat.
1. Emiten asuransi dengan ekuitas di bawah Rp500 M
Emiten asuransi di dalam kategori ini memiliki potensi paling besar untuk melakukan aksi korporasi di dalam waktu dekat (hingga 2026), mengingat kepentingan mereka untuk meningkatkan ekuitas demi dapat mematuhi rencana batas modal minimum Rp500 M (atau Rp250 M untuk asuransi syariah) pada 2026. Selain itu, batas Rp500 M juga merupakan batas minimal untuk mereka dapat masuk ke dalam KPPE 1. Jika emiten asuransi di dalam kategori ini tidak memenuhi syarat batas modal minimum tersebut, maka mereka berpotensi digolongkan ke dalam KUPA.
Ada 2 skenario aksi korporasi bagi emiten di kategori ini:
Emiten asuransi yang memiliki valuasi murah, dalam hal ini lebih rendah dari nilai bukunya (PBV <1) memiliki potensi terbesar untuk melakukan aksi korporasi berupa private placement, merger, dan akuisisi. Dalam kasus merger dan akuisisi, kami menilai bahwa emiten di kategori ini berpotensi menjadi target merger maupun akuisisi dari perusahaan yang lebih besar, baik perusahaan asuransi ataupun pihak yang ingin masuk ke bisnis asuransi di Indonesia. Investor strategis juga berpotensi masuk melalui private placement dengan alasan yang sama.
Rights issue memiliki kemungkinan kecil mengingat valuasi pasar (harga saat ini) yang lebih rendah dari nilai bukunya. Namun, tidak menutup kemungkinan ada apresiasi harga pasar yang mengakibatkan valuasinya naik ke PBV di atas satu, yang jika terjadi, memperbesar kemungkinan emiten untuk membuka opsi melakukan rights issue.
Top pick: JMAS, MTWI, ASBIEmiten asuransi yang memiliki valuasi lebih tinggi (PBV >1), memiliki potensi untuk melakukan aksi korporasi baik rights issue, private placement, merger, dan akuisisi. Berbeda dengan emiten asuransi dengan PBV di bawah 1, pada kategori ini opsi rights issue terbuka karena valuasi yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan nilai buku perusahaan. Dalam kasus merger dan akuisisi, kami melihat emiten pada golongan ini lebih berpotensi menjadi acquirer, dengan target merger dengan atau akuisisi emiten asuransi yang lebih kecil. Namun, tidak menutup kemungkinan emiten pada kategori ini menjadi target dari perusahaan asuransi yang lebih besar, atau perusahaan konglomerasi yang ingin masuk ke bisnis asuransi.
Top pick: AHAP, ASMI, VINS
2. Emiten asuransi dengan ekuitas antara Rp500 MβRp1 T
Kasus pada emiten asuransi di dalam kategori ini sedikit berbeda dengan kategori sebelumnya. Emiten yang tergolong di dalam kategori ini sudah memenuhi rencana modal minimum 2026, dan juga sudah dapat masuk ke dalam KPPE 1. Namun, kami melihat adanya potensi emiten di kategori ini untuk melakukan aksi korporasi, yang disebabkan oleh 2 hal:
Memersiapkan batas minimum modal Rp1 T pada 2028
Meningkatkan kategori ke dalam KPPE 2 demi dapat menjual produk yang lebih kompleks.
Kami menilai bahwa emiten pada golongan ini memiliki peluang untuk melakukan rights issue dan private placement. Aksi korporasi merger dan akuisisi juga dapat dieksplorasi, meski memiliki kemungkinan lebih kecil dibanding emiten pada kategori sebelumnya.
Top pick: BHAT, LPGI, ASRM
3. Emiten asuransi dengan ekuitas di atas Rp1 T
Kami menilai, emiten asuransi dalam kategori ini tidak memiliki tekanan untuk melakukan aksi korporasi karena ekuitas yang mereka punya tidak hanya sudah memenuhi syarat batas modal minimum hingga 2028, tetapi juga sudah tergolong ke dalam KPPE 2 (tertinggi).
Namun, kami menilai emiten dengan ekuitas di atas Rp1 T masih memiliki kemungkinan untuk menggelar aksi korporasi berupa rights issue, private placement, hingga merger dan akuisisi. Menurut kami, emiten pada kategori ini dapat mengambil kesempatan dari peraturan peningkatan modal ini untuk melakukan ekspansi anorganik melalui merger dan akuisisi, dengan target perusahaan asuransi yang lebih kecil. Untuk mendapatkan dana guna melakukannya, rights issue dan private placement merupakan opsi yang dapat dipilih oleh emiten dalam kategori ini.
Top pick: LIFE, TUGU
Risiko: Peraturan hingga Likuiditas Perdagangan
Menurut kami, risiko datang dari:
Kepastian hukum mengenai rencana ini
Likuiditas perdagangan emiten asuransi, terutama small-cap, yang cenderung tidak likuid.
Kemungkinan emiten asuransi untuk memilih menjadi KUPA dibanding melakukan aksi korporasi guna memenuhi peraturan batas modal minimum
Selain risiko di atas, tren bullish harga saham seperti di industri perbankan pada 2020β2022 juga mungkin tidak terjadi pada industri asuransi, mengingat kondisi kedua industri tersebut tidak 100% sama. Hal ini terutama karena pada konsolidasi perbankan 2020-2022, terdapat katalis tambahan yaitu hot-nya pembentukan bank digital. Saat ini, kami belum melihat hype dengan level yang sama pada asuransi, asuransi digital, ataupun insurtech.
Asuransi ke Depannya: Peningkatan Kepercayaan melalui LPS
Salah satu regulasi yang dapat memengaruhi industri asuransi ke depannya adalah penerbitan UU No.4/2023 (UU P2SK) di mana terdapat Program Penjaminan Polis (PPP) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Nantinya, LPS berfungsi menjamin polis asuransi dan melakukan resolusi perusahaan asuransi dengan cara likuidasi. PPP akan mulai berlaku pada 2028, yakni 5 tahun sejak UU P2SK diundangkan, sama dengan rencana batas akhir peningkatan modal minimum asuransi.
Nantinya, LPS bersama OJK juga akan menetapkan tingkat kesehatan bagi perusahaan asuransi yang ikut penjaminan polis, di mana ada rencana penyesuaian ambang batas Risk Based Capital (RBC) yang saat ini 120% kemungkinan akan dinaikan.
Stockbit Pro Insights: Ke depannya, kami melihat roadmap regulasi di industri asuransi semakin mirip dengan industri perbankan. Meski belum terdapat detail teknis, kami melihat skema ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi, sehingga berpotensi meningkatkan penetrasi masyarakat. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi, mengingat beberapa kasus masalah keuangan hingga gagal bayar polis asuransi oleh beberapa perusahaan asuransi belakangan ini. Penjaminan polis asuransi oleh LPS pada industri asuransi ini serupa dengan penjaminan deposito yang dilakukan LPS pada industri perbankan. Rencana peningkatan RBC juga dapat mendorong industri asuransi untuk meningkatkan modal yang dimiliki untuk memenuhi ketentuan RBC yang berlaku.
________________
Penulis:
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π€Lesson from The Past: Property Sector Bullish During Dovish Outlook /
Deskripsi: Pergerakan saham properti historis (2012-2017) vs suku bunga BI. untuk emiten BSDE, SMRA, CTRA, dan PWON (grafik bawah)
Sumber: Bloomberg, Stockbit Analysis
π Stockbitor!
Saham properti cenderung naik ketika outlook suku bunga mulai dovish.
Insentif PPN DTP berpotensi mendorong marketing sales properti.
Valuasi relatif murah dengan mayoritas P/BV di kisaran -1 SD di bawah rata-rata historis.
Harga saham emiten-emiten properti berpotensi bullish dalam waktu dekat seiring prospek pemangkasan suku bunga pada 1Q24 atau 2Q24. Pergerakan harga saham emiten properti sendiri berbanding terbalik dengan outlook suku bunga, di mana harga saham properti selalu naik ketika suku bunga telah mencapai puncak atau mulai dipangkas. Berdasarkan studi historikal, kami menemukan bahwa $SMRA cenderung mengalami kenaikan harga saham tertinggi ketika suku bunga mulai dipangkas, diikuti oleh $PWON, $CTRA, dan $BSDE.
Selain dari pemangkasan suku bunga, kami menilai insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) pada November 2023βDesember 2024 dapat mendorong marketing sales emiten properti. Insentif serupa sempat diterapkan pada Maret 2021βSeptember 2022 dan terbukti berhasil mendorong rata-rata marketing sales $SMRA, $PWON, $CTRA, dan $BSDE tumbuh +19,7% YoY selama 9M22 (vs. 9M23: +1,4% YoY). Kami memperkirakan total marketing sales emiten properti pada 2024 dapat tumbuh di kisaran +5β6% YoY.
Secara valuasi, kami menilai bahwa sekarang adalah momen yang tepat untuk membeli saham emiten properti, mengingat mayoritas emiten properti saat ini diperdagangkan pada -1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis P/BV 5 tahun terakhir. $PWON memiliki valuasi terendah secara historikal, diikuti oleh $SMRA, $BSDE dan $CTRA
Adapun risiko utama yang meliputi sektor properti antara lain kembali meningkatnya inflasi dan yield suku bunga AS yang menekan rupiah. Kedua skenario tersebut akan membuat suku bunga Bank Indonesia perlu dipertahankan lebih lama pada level yang tinggi (higher for longer).
Penurunan Suku Bunga Positif Bagi Harga Saham Properti
Harga saham emiten properti memiliki siklus pergerakan yang sensitif dan berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Berdasarkan backtesting yang kami lakukan menggunakan data pada periode 2012β2023, emiten properti memiliki 2 kecenderungan:
Harga saham naik saat tingkat suku bunga mencapai level tertingginya, dan saat suku bunga mulai diturunkan.
Harga saham turun saat suku bunga telah mencapai level terendah, dan saat suku bunga mulai dinaikkan.
Deskripsi: historical property Sector Price (BSDE, SMRA, CTRA) vs rate correlation tahun 2012-2017, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: historical property Sector Price (PWON) vs rate correlation tahun 2012-2017, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Pola yang sama juga terlihat pada 2023. Saat suku bunga telah stabil di level 5,75% sejak Maret 2023, sektor properti ($IDXPROPERT) sempat mencatat penguatan sebesar +17,8% hingga titik tertingginya pada Juli 2023.
Ke depannya, kami melihat bahwa harga saham emiten-emiten properti dapat mengalami reli jika suku bunga turun.
Deskripsi: historical property Sector Price (BSDE, SMRA, CTRA) vs rate correlation tahun 2017-2023, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: historical property Sector Price (PWON) vs rate correlation tahun 2017-2023, Hijau kenaikan harga saham, merah penurunan harga saham
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Selain tren pergerakan harga, kami juga menghitung besaran penguatan harga saham emiten-emiten properti ketika siklus kenaikan pada 2014β2015, 2015β2016, dan MaretβJuli 2023. Jika mengambil titik terendah dan titik tertingginya, kami menemukan bahwa $SMRA cenderung mengalami kenaikan harga saham tertinggi ketika suku bunga mulai dipangkas, diikuti oleh $PWON, $CTRA, dan $BSDE.
Deskripsi:Kenaikan harga saham properti dari masing-masih siklus (kenaikan diukur dari titik terendah hingga tertingginya)
Sumber: Stockbit, Tradingview
Data Makroekonomi AS Indikasikan Suku Bunga Telah di Puncak
Pergerakan suku bunga Bank Indonesia cukup mengikuti pergerakan suku bunga The Fed. Kami menilai suku bunga telah mencapai titik tertingginya dan berpotensi untuk dipangkas pada 2024, didukung oleh berbagai data makroekonomi Amerika Serikat pada Oktober 2023 seperti:
Inflasi tahunan melandai ke level 3,2% YoY (vs. September 2023: 3,7% YoY), lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi 3,3% YoY.
Inflasi bulanan tidak berubah atau 0% MoM (vs. September 2023: 0,4%), lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi 0,1% MoM.
Tingkat pengangguran bulan Oktober mulai meningkat ke level 3,9% (vs. September 2023: 3,8%)
Data tersebut membuat market berekspektasi bahwa The Fed akan mulai melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, dengan analisis dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa The Fed berpeluang memangkas suku bunga pada 1Q24 atau 2Q24.
Insentif PPN DTP Berpotensi Dorong Marketing Sales
Tak hanya dari pemangkasan suku bunga, sektor properti juga baru-baru ini mendapatkan katalis positif berupa insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP). Kami menilai bahwa insentif yang berlaku hingga akhir 2024 tersebut akan mendorong marketing sales emiten-emiten properti.
Sebelumnya, insentif PPN DTP yang diterapkan pada Maret 2021βSeptember 2022 terbukti sukses mendorong marketing sales emiten properti. Selama 9M22, misalnya, total pertumbuhan marketing sales dari $BSDE, $SMRA, $CTRA, dan $PWON mencapai +19,7% YoY. sedangkan, pada 9M23 hanya berhasil tumbuh +1,4% YoY. Walaupun marketing sales selama 9M23 tumbuh dengan angka yang rendah karena efek high base pada 2022, kami menilai angka ini bisa lebih tinggi jika insentif PPN DTP kembali diterapkan. Pertumbuhan marketing sales dari keempat emiten tersebut pada 2024 bisa mencapai +5β6% YoY.
Deskripsi: Marketing Sales Kuartalan (2020-2023) dari PWON, CTRA, BSDE, dan SMRA dalam miliaran Rupiah
Sumber: Emiten, Stockbit
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa insentif PPN DTP pada Maret 2021βSeptember 2022 berhasil mendongkrak marketing sales emiten properti, meskipun dampaknya memiliki lagging period selama 1β2 kuartal.
Mengingat rata-rata realisasi marketing sales emiten-emiten properti selama 9M23 telah melebihi 75% dari target FY23, tidak menutup kemungkinan capaian marketing sales masing-masing emiten bisa melebihi target FY23 karena kondisi ekonomi dan daya beli yang lebih baik serta insentif PPN oleh pemerintah.
Valuasi Menarik dengan Sentimen Positif ke Depan
Per 8 Desember 2023, BSDE, SMRA, dan PWON diperdagangkan dengan valuasi P/BV Ratio di kisaran -1 Standard Deviation 5 tahun terakhir, sementara CTRA diperdagangkan mendekati rata-rata P/BV historisnya 5 tahun terakhir.
PWON memiliki valuasi termurah mendekati valuasi saat pandemi pada 2020, disusul dengan SMRA, BSDE, dan CTRA.
Deskripsi: Historical PBV PWON 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Deskripsi: Historical PBV SMRA 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Deskripsi: Historical PBV BSDE 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Deskripsi: Historical PBV CTRA 5 tahun
Sumber: Stockbit Fundachart
Risiko
Sedangkan risiko utama adalah kondisi makroekonomi global yang tidak stabil seperti perang Palestina Israel, Ekonomi USA dan China yang masih cenderung tidak stabil. Ketidakstabilan ekonomi global dapat membuat inflasi kembali naik dan membuat Bank Indonesia menahan suku bunga pada level yang lebih tingggi untuk waktu yang lama (higher for longer).
Serta, dampak seperti pelemahan nilai tukar rupiah yang berpotensi membebankan emiten properti terutama yang memiliki kewajiban dalam bentuk dolar AS.
________________
Penulis:
Arvin Lienardi, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π ASII: Attractive Risk-Reward - Bad News Priced-In, Valuation at Covid Level /
Deskripsi: ASII 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Bloomberg, Stockbit Analysis
π Stockbitor!
Serangkaian sentimen negatif telah terefleksi pada harga saham
Dengan PE 6,8x, valuasi saat ini selevel periode pandemi Covid
Risiko earnings miss relatif terbatas karena ekspektasi kinerja yang achievable
Saham ASII telah turun ~22% dalam 4 bulan terakhir seiring rangkaian sentimen negatif, mulai dari pelemahan kinerja otomotif dan UNTR hingga dikeluarkannya saham perseroan dari indeks Sri Kehati. Namun, kami menilai bad news tersebut telah terefleksi pada harga saham (priced-in), sehingga harga saham saat ini β di Rp5.400/lembar per Kamis (30/11) β merupakan level yang menarik untuk diakumulasi. Di harga tersebut, valuasi saham ASII setara dengan level saat pandemi pada 2020 (6,8x 1-Year Forward P/E, 2SD di bawah rata-rata historis 5 tahun). Valuasi tersebut mencerminkan pesimisme market terhadap ASII, padahal estimasi laba bersih pada FY23 dan FY24 setara ~2x lipat dari laba bersih pada 2020.
Dari aspek ekspektasi kinerja, kami menilai estimasi laba bersih untuk FY23 (Rp32,3 T) dan FY24 (Rp32,9 T) dapat dicapai (achievable). Menggunakan ekspektasi laba bersih tahun depan yang lebih konservatif di angka Rp25 T pun, P/E Ratio Forward ASII masih berada di level 8,7x (1SD di bawah rata-rata historis), level yang cukup murah menurut kami. Oleh karena itu, kami menilai ruang pelemahan lanjutan pada harga saham ASII nampak terbatas (limited downside).
Risiko utama adalah kelanjutan penurunan pada harga batubara yang akan semakin menekan kinerja UNTR.
Bad News Priced-In
Kami menilai sentimen negatif terhadap ASII terkait kinerja segmen otomotif dan pertambangan (UNTR) telah terefleksi pada harga saham perseroan.
Otomotif (30β35% Laba Bersih): Penurunan Penjualan Mobil Hanyalah Normalisasi
Di segmen otomotif, rilis data penjualan mobil nasional β termasuk Astra β menunjukkan penurunan signifikan pada bulan September dan Oktober 2023. Meski penurunan secara YoY terlihat signifikan (Sep: -20% YoY; Okt: -14% YoY), penjualan secara angka nominal tidaklah seburuk yang terlihat. Angka penjualan bulanan nasional sebesar ~80 ribu pada kedua bulan tersebut masih tergolong normal, walaupun berada di bagian bawah kisaran normalnya di kisaran 80β85 ribu per bulan (lihat kotak kuning pada grafik di bawah).
Penurunan penjualan pada September dan Oktober 2023 sebenarnya lebih disebabkan oleh efek high-base. Kami menilai angka penjualan bulanan pada Juli 2022βFebruari 2023 yang konsisten berada di atas 85 ribu, bahkan seringkali di atas 90 ribu, merupakan angka yang sangat tinggi dan sejatinya tidaklah sustainable, mengingat penjualan pada periode tersebut didorong oleh 1) insentif PPnBM DTP (berakhir September 2022); 2) siklus super komoditas; 3) pent-up demand (permintaan yang tertahan) yang tertunda.
Oleh karena itu, selama angka penjualan bulanan tidak lagi turun dari level saat ini (~80 ribu), kami menilai rilis data penjualan mobil tidak akan lagi direspon secara negatif oleh market dengan penurunan harga saham lanjutan.
Deskripsi: Penjualan mobil bulanan dan harga batu bara (Newcastle) bulanan.
Sumber: Gaikindo, Bloomberg
Pertambangan atau UNTR (35β40% Laba Bersih): Outlook Masih Lemah, tapi Ekspektasi Sudah Rendah
Sebagai salah satu kontributor terbesar dari sisi laba bersih dan valuasi, pelemahan harga saham UNTR juga turut membebani harga saham ASII. Dalam 2 bulan terakhir, saham UNTR juga telah turun ~22%.
Dari aspek kinerja sendiri, kinerja 3Q23 dan outlook UNTR masih dibayangi oleh rendahnya harga batu bara. Pada 3Q23, UNTR mencatatkan penurunan laba bersih ke level Rp4,1 T (-30% QoQ, -25% YoY), didorong oleh pelemahan kinerja pada segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara
Deskripsi: Kinerja UNTR berdasarkan segmen.
Sumber: Laporan Keuangan, Stockbit Analysis
Namun, kami menilai ekspektasi untuk UNTR sudah cukup rendah, sehingga room for disappointment menjadi relatif terbatas. Konsensus memprediksi laba bersih UNTR pada 2024 mencapai Rp16,1 T, turun -16,2% dari estimasi 2023. Meski demikian, masih terdapat potensi pemangkasan estimasi laba bersih pada 2024 jika harga batu bara melanjutkan penurunan.
Pic: Estimasi Kinerja UNTR.
Sumber: Bloomberg
Setelah harga sahamnya anjlok sebesar -22%, UNTR kini diperdagangkan dengan valuasi 4,8x 1-Year Forward P/E, lebih rendah dibandingkan periode pandemi. Padahal, harga batu bara pada 2020 hanya berada di level US$50β70/ton, lebih rendah dari harga saat ini di kisaran US$120/ton.
Deskripsi: UNTR 1-Year Forward P/E.
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: Harga batu bara Newcastle.
Sumber: Charbit
Exclusion from Sri Kehati Index Has Been Done
Saham ASII tidak lagi masuk ke dalam indeks Sri Kehati untuk periode 1 Desember 2023β31 Mei 2024, seiring evaluasi mayor yang diumumkan pada 24 November 2023. Sebelumnya, ASII memiliki bobot signifikan sebesar 10,72% pada indeks ini.
Mengingat periode efektif dari evaluasi tersebut sudah berlalu, outflow dari index fund yang menggunakan indeks Sri Kehati sebagai acuan pun telah terealisasi, sehingga tidak lagi membebani pergerakan harga saham ASII. Sebagai informasi, kami mengestimasikan outflow yang terjadi mencapai Rp429 M, sekitar 2x dari rata-rata transaksi harian ASII dalam 1 bulan terakhir.
Valuasi Setara Periode Covid
Pelemahan harga saham sebesar -22% dalam 4 bulan terakhir telah membuat valuasi ASII turun ke level yang menarik menurut kami. Per 30 November 2023, ASII diperdagangkan dengan 6,8x 1-Year Forward P/E, sekitar 2 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun, level yang setara dengan periode pandemi. Sebagai pengingat, laba bersih ASII pada 2020 hanya mencapai ~50% ekspektasi laba bersih pada 2023 dan 2024.
Kami menilai ekspektasi laba bersih ASII untuk 2023 (Rp32,3 T) dan 2024 (Rp32,9 T) dapat dicapai (achievable). Menggunakan ekspektasi laba bersih tahun depan yang lebih konservatif pun (Rp25 T), Forward P/E ASII masih berada di 8,7x (1 Standar Deviasi di bawah rata-rata historis), level yang cukup murah menurut kami. Oleh karena itu, kami menilai ruang pelemahan lanjutan pada harga saham ASII nampak terbatas (limited downside). Sebaliknya, tanda-tanda pemulihan, baik dari angka penjualan mobil ataupun harga batu bara, berpotensi direspon oleh market secara positif dan signifikan (big upside). Ini membuat risk-reward saham ASII menjadi menarik menurut kami.
Dari aspek nominal harga saham pun, terlihat bahwa harga saham saat ini masih berada di bawah kisaran harga pada periode 2017-2019 (pre-covid), sedangkan level laba bersih saat ini (2023-2024) berada di level Rp32-33 T, jauh lebih tinggi dibandingkan laba bersih pada periode 2017-2019 di level Rp19-22 T.
Deskripsi: Estimasi laba bersih konsensus untuk ASII.
Sumber: Bloomberg, Stockbit
Deskripsi: ASII 1-Year Forward P/E Band.
Sumber: Bloomberg, Stockbit Analysis
Deskripsi: Pergerakan Harga Saham ASII sejak 2017.
Sumber: Charbit
Risiko
Risiko utama bagi saham ASII adalah kelanjutan penurunan pada harga batu bara yang akan semakin menekan kinerja UNTR, terutama di segmen kontraktor pertambangan yang merupakan kontributor laba terbesar UNTR (43% of total Laba Sebelum Pajak pada 9M23).
Menurut manajemen, selama harga batu bara masih bertahan di atas US$$120/ton, maka bisnis kontraktor pertambangan masih akan mendapatkan biaya kontrak (contracting fee) dengan tier tertinggi. Sementara itu, apabila harga batu bara berlanjut turun dan hanya bertahan di atas US$$100/ton, maka fee akan di-adjust turun ke tier berikutnya, sehingga menurunkan profitabilitas.
________________
Penulis:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Rahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
πͺ ARCI: Bullish Emas, Valuasi Murah, Laba All Time High FY24E /
π Stockbitor!
Kami mengestimasikan laba bersih ARCI naik lebih dari 3x lipat pada FY24.
Kenaikan laba didorong oleh proyeksi kenaikan harga emas (+3,2% YoY) dan pemulihan pit Araren (estimasi ~40β50% dari total produksi)
Valuasi P/E 2024F ARCI di 6,94x, lebih rendah dari rata-rata peers global (15,58x)
ARCI memiliki prospek pertumbuhan dan valuasi yang menarik, serta juga berpotensi mendapatkan katalis tambahan seperti rumor divestasi dengan valuasi premium oleh pemegang saham pengendali. Kami memproyeksikan laba bersih ARCI dapat melonjak +438,5% YoY pada 2024, didorong oleh dua faktor utama: prospek kenaikan harga emas dan peningkatan produksi dari pemulihan pit Araren.
Seperti yang ditunjukan oleh polling Reuters, konsensus memandang komoditas emas akan bullish pada 2024 dengan harga rata-rata diperkirakan naik +3,2% YoY ke level US$1.986/troy ounce. Kenaikan harga emas ini akan meningkatkan harga jual rata-rata (ASP) ARCI, yang berpotensi meningkatkan margin keuntungan.
Selain kenaikan harga emas, ARCI juga akan diuntungkan dari peningkatan produksi setelah pemulihan pit Araren. Pit ini β yang menyumbang sekitar 40β50% dari total produksi ARCI β sempat mengalami kerusakan pada awal 2022 sehingga menurunkan volume dan margin perusahaan.
Mempertimbangkan pemulihan pit Araren dan kenaikan harga emas yang diharapkan pada 2024, kami berasumsi volume penjualan ARCI pada FY24E bisa mencapai 180 koz (+53,4% dari realisasi FY22) dan margin laba kotor menjadi 44,1% (vs. 27,5% pada FY22). Akibatnya, kami mengestimasi laba bersih per saham (EPS) ARCI bisa mencapai US$0,0032/saham, atau sekitar Rp51,3/saham (+438,5% YoY).
Proyeksi EPS ini mengimplikasikan bahwa Rasio P/E Forward ARCI pada FY24 akan mencapai 6,94x, lebih rendah dari rata-rata global peers-nya di 15,58x. Jika saham ARCI mengalami re-rating ke Rasio P/E Forward rata-rata emiten emas global di 15,58x, maka harga wajarnya bisa mencapai Rp800/saham, yang menunjukkan potensi upside sebesar +127% dari harga per 22 November 2023.
Di sisi lain, beberapa risiko yang perlu diperhatikan investor dari saham ARCI antara lain: keterlambatan pemulihan pit Araren dan potensi penurunan harga emas akibat kenaikan suku bunga bank sentral global, terutama oleh The Fed.
Outlook Bullish Harga Emas Berpotensi Meningkatkan Kinerja ARCI
Sebagai emiten produsen emas, kinerja $ARCI bergantung kepada pergerakan harga emas dunia. Per September 2023, harga emas telah naik +24% YoY dan sempat mencapai level all time high pada 2023 di level US$2.080/troy ounce pada Mei 2023.
Meskipun saat ini harga emas masih berada di kisaran US$2.000/troy ounce, rata-rata harga emas telah meningkat sebesar +11% dibandingkan rata-rata harga tahun 2022. Selain itu, emas juga kembali berhasil mencatatkan rata-rata harga tahunan tertinggi sepanjang masa pada 2023.
Deskripsi: Rata-rata harga emas secara tahunan pada 1969β7 Nov 2023.
Sumber: Macrotrends.net, Stockbit analysis
Kenaikan harga emas diprediksi masih dapat berlanjut seiring dengan potensi pelonggaran kebijakan moneter di seluruh dunia. Selain itu, potensi kenaikan harga emas ke depan juga didukung oleh antisipasi beberapa institusi keuangan β termasuk bank sentral di seluruh dunia β terhadap ketidakpastian global akibat konflik yang terjadi di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina.
Berdasarkan World Gold Council, bank sentral global telah membeli 1.082 ton emas pada 2022, yang menandai level tertinggi dalam 73 tahun terakhir. Pembelian emas oleh bank sentral di seluruh dunia terus berlanjut pada 2023, dengan realisasi per 9M23 mencapai 800 ton emas. Pada 3Q23 sendiri, bank sentral global membeli 337 ton emas, yang menandai pembelian tertinggi kedua sepanjang masa pada kuartal ketiga setiap tahun dan hanya berada di belakang realisasi 3Q22 di 459 ton.
Berdasarkan polling yang diadakan oleh Reuters pada Oktober 2023, konsensus memprediksi bahwa harga emas masih akan mengalami kesulitan untuk menembus level US$2.000/troy ounce dalam jangka pendek. Namun, harga emas berpotensi meningkat ke atas level US$2.000/troy ounce ketika bank sentral, terutama The Fed, melakukan pelonggaran moneter. Konsensus yang terdiri dari 30 analis dan trader tersebut juga memprediksi bahwa rata-rata harga emas pada 2024 dapat menguat hingga US$1.986/troy ounce, atau naik +3,2% YoY dari rata-rata harga emas tahunan pada 2023 di level US$1.925/troy ounce.
Deskripsi: Rata-rata harga emas global 1Q22β1Q24F.
Sumber: Reuters, Stockbit analysis
Kenaikan rata-rata harga emas secara tahunan ini, serta potensi peningkatan yang masih berpotensi berlanjut ke depan, dapat menguntungkan ARCI yang beroperasi sebagai salah satu emiten penambang emas. ARCI berpotensi mengalami kenaikan harga jual rata-rata (ASP) seiring dengan kenaikan harga emas dunia. Jika melihat data operasional ARCI sejak 2020, ASP perseroan memiliki korelasi positif yang cukup besar jika dibandingkan dengan pergerakan harga emas dunia.
Deskripsi: Rata-rata harga emas global vs. ASP ARCI pada 2020β2022.
Sumber: Macrotrends.net, company filings, Stockbit analysis
Potensi Kenaikan Produksi dari Pemulihan Pit Araren
Pada 2022, ARCI mengalami penurunan produksi emas akibat bencana alam yang terjadi di salah satu pit milik perseroan, yakni pit Araren. Walaupun jumlah bijih (ore) yang diproses mengalami kenaikan sebesar +5,85% YoY, rata-rata kandungan kadar emas (gold head) yang lebih rendah dari tahun sebelumnya membuat ARCI mengalami penurunan volume produksi sebesar -42,85% YoY dari 194,4 koz pada 2021 menjadi 111,1 koz pada 2022, dengan volume penjualan mengalami penurunan sebesar -37,6% YoY ke level 117,3 koz.
Pit Araren sendiri merupakan salah satu pit terbesar yang dimiliki oleh ARCI, dengan estimasi kontribusi sekitar 40β50% dari total produksi perseroan. Sehingga, penurunan produksi yang berasal dari pit Araren sangat berdampak bagi realisasi produksi emas perseroan.
Berdasarkan laporan cadangan per 31 Desember 2020, pit Araren memiliki 22 juta metric ton bijih dengan rata-rata gold head sebesar 2 gram/ton, lebih tinggi dari rata-rata gold head keseluruhan cadangan ARCI yang berada di level 1,23 gram/ton. Dibandingkan dengan pit aktif ARCI lainnya β seperti Marawuwung, Toka, dan Kopra β Araren merupakan pit aktif ARCI yang memiliki gold head terbesar.
Deskripsi: Breakdown cadangan bijih ARCI per 31 Desember 2020.
Sumber: Situs web ARCI
Selain penurunan jumlah produksi yang menyebabkan penurunan pendapatan, ARCI juga mengalami pembengkakan biaya yang disebabkan oleh meningkatnya cash cost per koz (+11,0% YoY), serta biaya lain-lain (+696% YoY) akibat adanya biaya remediasi dari pit Araren sebesar US$11 juta. Penurunan pendapatan yang dikombinasikan dengan peningkatan biaya menyebabkan tertekannya margin laba bersih (NPM) ARCI ke level 6,7% pada FY22 (vs. FY21: 21,7%). Adapun selama 9M23, NPM cenderung stabil di kisaran 6,3%.
Berdasarkan keterangan manajemen dalam laporan tahunan FY22, ARCI berhasil menjalankan remediasi pit Araren yang terkena dampak bencana alam, serta membawa pit tersebut kembali beroperasi pada akhir 2022. Pada 2023, manajemen tengah melanjutkan remediasi pit Araren sehingga akan dapat beroperasi secara penuh ke depannya. Namun, tidak dijelaskan berapa lama waktu yang diperlukan agar araren dapat beroperasi penuh.
Dengan memperhitungkan pemulihan pit Araren dan prospek kenaikan harga emas pada 2024, kami mencoba melakukan analisis terhadap potensi kinerja ARCI ke depan. Menggunakan asumsi volume penjualan sebesar 180 koz dan ASP sebesar US$1.986/koz, ARCI berpotensi membukukan penjualan sebesar US$357,5 juta pada FY24. Kemudian, dengan asumsi volume produksi sebesar 200 koz dan cash cost sebesar US$1.000/koz, margin laba kotor (GPM) ARCI berpotensi naik ke level 44,1%, sehingga laba kotor perseroan dapat mencapai US$157,5 juta.
Atas dasar perhitungan tersebut, kami mencapai perhitungan laba bersih per saham (EPS) ARCI di level US$0,0032/saham atau ~Rp51,3/saham dengan kurs Rp15.800 per dolar AS. Jumlah EPS tersebut mengimplikasikan P/E Ratio Forward ARCI pada FY24 di level 6,94x, lebih rendah dari rata-rata peers global di level 15,58x. Jika menggunakan rata-rata emiten emas global sebesar 15,58x, maka harga wajar ARCI berpotensi mencapai Rp800/saham.
Deskripsi: Perbandingan P/E emiten emas global.
Source: Stockbit analysis
Rumor Divestasi: ARCI Menarik Secara Valuasi Aset
Pada Oktober 2023, Bloomberg melaporkan bahwa grup Rajawali berencana mendivestasikan kepemilikannya di ARCI dengan valuasi yang premium. Seiring munculnya kabar tersebut, media di dalam negeri merumorkan bahwa United Tractors ($UNTR) akan menjadi pembeli saham ARCI. Isu tersebut telah dibantah oleh UNTR. Di sisi lain, rilis pers dari ARCI yang bernada netral menimbulkan spekulasi bahwa ada potensi bahwa ARCI akan diakuisisi oleh investor baru. Lantas, seberapa menarik kah ARCI untuk diakuisisi?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami mencoba membandingkan data pertambangan milik ARCI dan emiten-emiten pertambangan emas di Indonesia. Kami menggunakan matriks EV/Reserve yang menggambarkan seberapa mahal atau murah emiten-emiten tersebut diperdagangkan jika dibandingkan dengan cadangan (reserve) yang mereka miliki.
Deskripsi: Perbandingan jumlah reserves, resources, dan gold head emiten tambang emas di Indonesia.
Sumber: Keterbukaan informasi, Stockbit analysis
Kami menemukan bahwa ARCI termasuk dalam emiten pertambangan emas dengan jumlah cadangan terbesar bersama Bumi Resources Minerals ($BRMS). Namun, jumlah sumber daya (resources) ARCI merupakan yang paling kecil jika dibandingkan dengan emiten lainnya. Jumlah sumber daya ARCI yang lebih rendah disebabkan oleh masih terdapat wilayah kerja di koridor barat dan tengah yang belum di eksplorasi oleh perseroan.
Kami juga menelisik seberapa menarik ARCI jika dibandingkan emiten pure play gold lainnya dengan mengkomparasikan EV/Reserve dari beberapa emiten global.
Deskripsi: Perbandingan EV/Reserve emiten pertambangan emas global per 22 November 2023.
Sumber: Bloomberg, Stockbit analysis
Dari tiga emiten pure play gold miners di Indonesia β yakni ARCI, BRMS, dan J Resources Asia Pasifik ($PSAB) β kita dapat dilihat bahwa ARCI diperdagangkan pada EV/Reserve di kisaran 3,81x dan tidak jauh berbeda dengan PSAB, sementara BRMS diperdagangkan dengan valuasi yang cukup premium di 6,01x. Sementara itu, jika dibandingkan dengan empat emiten global lainnya, valuasi EV/Reserve ARCI juga cenderung masih berada di bawah rata-rata global yang mencapai 4,73x.
Dengan valuasi yang cukup rendah, jumlah cadangan dan sumber daya yang cukup besar, serta gold head yang tinggi, kami merasa bahwa potensi terjadinya akuisisi ARCI di harga yang lebih tinggi mungkin terjadi.
Sebelum isu divestasi ARCI muncul, grup Rajawali sendiri baru-baru ini telah mendivestasikan salah satu asetnya, yakni Golden Eagle Energy ($SMMT), kepada Geo Energy Resources Limited (SGX: RE4) dengan nilai transaksi mencapai US$154,1 juta atau setara US$0,08/saham (~Rp1.274/lembar saham).
Potensi Peningkatan Margin dari Kontrak Penjualan dengan Sri Exports
Pada 1 Juli 2022, salah satu anak usaha ARCI, Elang Mulia Abadi Sempurna (EMAS), mengadakan perjanjian jual beli emas dengan perusahaan asal India, Sri Exports, yang berlaku hingga 30 Juni 2025. EMAS sendiri merupakan joint venture bersama PT Royal Raffles Capital, di mana kepemilikan ARCI di EMAS mencapai 51%.
Perjanjian ekspor dengan Sri Exports berpotensi meningkatkan NPM ARCI ke depannya. Sebab, penjualan emas batangan memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi bagi ARCI jika dibandingkan dengan penjualan dore bullion.
Pada skenario base-case kami, kami tidak memperhitungkan kontribusi dari ekspor.
Deskripsi: Penjelasan perjanjian penting terkait kontrak penjualan ARCI dengan Sri Exports.
Sumber: Laporan keuangan ARCI
Risiko
Salah satu risiko yang perlu diperhatikan oleh investor dari ARCI adalah potensi terhambatnya pemulihan pit Araren. Hal ini berpotensi menyebabkan rendahnya produksi emas ARCI, serta terus tingginya cash cost yang dibutuhkan perseroan untuk menambah emas. Akibatnya, laba bersih ARCI akan cenderung rendah dan membuat valuasi ARCI menjadi mahal.
Selain itu, investor juga perlu waspada terhadap potensi kebijakan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer) dari yang diperkirakan, apalagi jika suku bunga kembali dinaikkan oleh bank sentral global, terutama The Fed. Jika hal tersebut terjadi, terdapat potensi inflow ke dolar AS, serta pelemahan harga emas yang merupakan counter asset dari dolar AS.
Sekilas tentang ARCI
Archi Indonesia ($ARCI) merupakan salah satu emiten tambang emas terintegrasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara yang didirikan pada 2010 dan IPO pada 2021. ARCI memiliki dua segmen usaha, yakni pertambangan emas dan pengolahan emas. Selain itu, perseroan juga memiliki kepemilikan minoritas pada anak usaha bernama PT Geopersada Mulia Abadi (GMA) yang bergerak di bidang jasa pertambangan.
ARCI menjalankan usaha di segmen penambangan emas melalui 2 anak usahanya, yakni PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) dan PT Meares Soputan Mining (MSM). ARCI mengoperasikan tambang seluas 39.817 hektar di kawasan Toka Tindung, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Per 31 Desember 2020, Sumber Daya Mineral (resource) di Tambang Emas Toka Tindung mencapai 5.529 koz dengan 10.953 koz perak. Sementara itu, jumlah cadangan (reserve) berjumlah 3.884 koz dengan 8.118 koz perak.
Sementara itu, pada segmen pengolahan emas, ARCI beroperasi melalui joint venture bernama PT Elang Mulia Abadi Sempurna (EMAS). Joint venture tersebut didirikan oleh ARCI dan PT Royal Raffles Capital, dengan kepemilikan ARCI di EMAS sebesar 51%.
________________
Penulis:
Hendriko Gani, Investment Analyst
Editor:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π HOKI: Unjustified Share Price Increase as HET Hike is Unlikely /
π Stockbitor!
Model bisnis pengolahan dan perdagangan beras seperti yang dijalankan oleh HOKI kurang diuntungkan dari tren kenaikan harga beras
Margin laba HOKI tertekan oleh kenaikan harga beras di tingkat penggilingan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan HET
Ke depannya, kinerja HOKI akan ditentukan oleh kenaikan HET oleh pemerintah ataupun penurunan signifikan harga beras di tingkat penggilingan
Harga saham Buyung Poetra Sembada ($HOKI) telah melonjak +65% sejak akhir Desember dari level terendahnya di kisaran Rp75/saham, seiring sentimen positif atas pemberitaan harga beras yang sedang mengalami kenaikan. Meski demikian, kami menilai bahwa market terlalu optimis dengan prospek harga beras dan implikasinya terhadap profitabilitas HOKI, karena model bisnis pengolahan dan perdagangan beras sebenarnya kurang diuntungkan dari tren kenaikan harga beras.
Sebagai pengingat, terdapat beberapa harga dalam rantai pasokan perdagangan beras. Model bisnis HOKI sendiri adalah membeli beras di tingkat penggilingan (input cost), sebelum kemudian menjualnya kembali kembali kepada konsumen akhir dengan harga yang diatur melalui Harga Eceran Tertinggi (HET)
Kenaikan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Mendorong Input Cost
Musim kemarau panjang sejak pertengahan 2022 telah menyebabkan kenaikan harga beras di tingkat penggilingan, termasuk harga beras di tingkat penggilingan kualitas premium yang dibeli oleh HOKI. Sepanjang 2022, harga beras di tingkat penggilingan telah naik +11,5% dari Rp9.824,23/kg menjadi Rp10.954,01/kg.
Kenaikan harga tersebut terus berlanjut pada 2023, yang salah satunya disebabkan oleh fenomena El Nino pada pertengahan tahun ini. Pada September 2023, harga beras di tingkat penggilingan telah meningkat sebesar +13,7% YTD dan +25,8% YoY.
Kenaikan harga beras di tingkat penggilingan berdampak kepada input cost HOKI yang naik sebesar +25,8% YoY, sementara kenaikan HET hanya mencapai +8,3β8,8% YoY. Hal ini menyebabkan penurunan Gross Profit Margin (GPM) perseroan dari level 12β15% per 2Q22 atau sebelum harga beras di tingkat penggilingan naik secara signifikan, menjadi di bawah ~10% sejak 3Q22 seiring dengan kenaikan signifikan pada harga beras di tingkat penggilingan. Pada 1Q23, GPM bahkan turun hingga ke level 5% sebelum pemerintah menaikkan HET pada Maret 2023.
Berdasarkan keterangan manajemen HOKI, penurunan GPM pada 1Q23 disebabkan oleh penugasan dari pemerintah untuk membantu distribusi beras guna mengurangi kekosongan beras di pasaran. GPM mulai kembali rebound pada 2Q23 dan 3Q23, tetapi masih di level yang rendah di bawah 10%. Alhasil, HOKI masih mencatatkan rugi bersih dalam 2 kuartal terakhir.
Pic: Quarterly GPM HOKI.
Sumber: Stockbit analysis
Ke depan, harga beras di tingkat penggilingan akan bergantung kepada tingkat intensitas El-Nino walaupun saat ini masih terjadi kekurangan (shortage) pasokan beras.
Kenaikan HET Beras
Kenaikan harga beras di tingkat penggilingan memunculkan spekulasi bahwa pemerintah akan kembali menaikkan HET beras. Terakhir kali pemerintah menaikkan HET beras adalah pada Maret 2023, sekaligus menandai kenaikan HET beras yang pertama dalam 5 tahun terakhir. Dalam penetapan HET beras pada Maret 2023, pemerintah menaikan HET untuk semua kualitas beras. Untuk kategori beras premium yang merupakan produk HOKI, kenaikan HET berkisar antara 8,3β8,8%.
Kenaikan lanjutan pada HET beras berpotensi memberikan dampak positif bagi HOKI karena akan melonggarkan tekanan pada GPM. Seberapa besar peluang kenaikan lanjutan HET ini?
Pic: Average HET 3 daerah vs. input cost beras premium.
Sumber: BPS, Stockbit analysis
Pic: HET beras premium per zona.
Sumber: Stockbit analysis
Bagaimana Peluang HET untuk Dinaikkan Kembali?
Berdasarkan keterangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), HET saat ini masih berfungsi untuk melihat tren di pasar, sehingga Bapanas menegaskan bahwa mereka tidak akan mencabut kebijakan HET beras.
Selain itu, pemerintah terlihat lebih memilih jalur lain untuk mengintervensi kenaikan harga beras, dan bukan dengan menaikkan HET. Untuk memastikan ketersediaan beras domestik, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana untuk mengimpor tambahan sebesar 1 juta ton beras dari China pada 2024. Rencana ini merupakan ditujukan untuk mengantisipasi mundurnya masa panen di dalam negeri akibat fenomena El Nino.
Sementara itu, manajemen HOKI menjelaskan kepada Stockbit pada September 2023 bahwa HET kemungkinan akan sulit untuk kembali dinaikkan karena beras adalah salah satu kebutuhan pokok pangan masyarakat dan merupakan salah satu sumber inflasi di Indonesia.
Berdasarkan poin-poin di atas, kami berkesimpulan bahwa potensi HET untuk naik dalam waktu dekat masih minim.
Berdasarkan pemberitaan terakhir per 16 Oktober 2023, harga beras jenis medium di pasaran mulai melandai meski masih berada di atas HET. Penurunan harga ini menandakan bahwa intervensi yang telah dilakukan pemerintah pada tingkat konsumen (hilir) melalui impor beras sepertinya mulai membuahkan hasil. Kondisi ini mengindikasikan bahwa peluang kenaikan HET β yang merupakan harga jual HOKI β akan sangat kecil. Di sisi lain, masih perlu dilihat lebih lanjut apakah intervensi pemerintah ini dapat ikut menurunkan harga beras di tingkat penggilingan dalam waktu dekat.
Skenario Positif Bagi HOKI
Di bawah ini adalah skenario-skenario yang menurut kami akan positif bagi emiten beras seperti HOKI:
Harga beras di tingkat penggilingan ikut turun ke harga yang lebih normal, baik karena keberhasilan intervensi pemerintah di tingkat hilir maupun kondisi cuaca yang membaik
HET dinaikkan oleh pemerintah
Kombinasi keduanya
________________
Penulis:
Hendriko Gani, Investment Analyst
Editor:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π PANI: Estimasi NAV Pasca Akuisisi Mencapai ~Rp219 T /
π Stockbitor!
Koreksi harga saham sejak awal Oktober 2023 membuat risk-reward saham PANI menjadi menarik
Dengan diskon 60% terhadap NAV β yang menurut kami wajar β masih terdapat ~24% upside
PANI masih memiliki beberapa katalis: persetujuan OJK (kepastian right issue), potensi kenaikan marketing sales pada 2024, dan peluang untuk masuk ke indeks LQ45 & IDX30
Executive Summary
Sejak mengumumkan rencana right issue untuk mengakuisisi lahan tambahan di PIK 2 pada 9 Agustus 2023, harga saham Pantai Indah Kapuk Dua ($PANI) melesat +150% dalam 2 bulan dan resmi menjadi emiten properti dengan market cap terbesar di BEI. Namun, koreksi harga saham sejak awal Oktober 2023 membuat risk-reward saham PANI menjadi menarik.
Dengan total lahan sebesar ~1.569 ha nantinya (efektif: ~1.008 ha), kami mengestimasikan NAV PANI dapat mencapai ~Rp219 T. Asumsi utama dalam estimasi ini adalah: 1) ASP lahan di kisaran Rp29β51 juta/m2 (bergantung lokasi lahan); 2) Land direct cost sebesar Rp1,7 juta/m2; dan 3) 60% Net Saleable Area.
Kami menilai diskon 60% terhadap NAV sebagai angka yang wajar, yang menghasilkan valuasi sebesar ~Rp88 T. Angka ini mencerminkan ~24% upside dari valuasi PANI saat ini di Rp70,8 T, yang merupakan gabungan dari market cap sebesar Rp61,3 T (per 24 Oktober 2023) dan asumsi rights issue untuk akuisisi lahan senilai Rp9,5 T.
Valuasi sebesar ~Rp88 T di atas adalah skenario base-case kami. Perbedaan asumsi blended ASP dan diskon terhadap NAV akan mengubah estimasi valuasi PANI yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pic: Sensitivitas valuasi berdasarkan ASP dan diskon terhadap NAV beserta downside/upside dibandingkan valuasi saat ini.
Sumber: Stockbit analysis
Beberapa katalis positif bagi PANI, menurut kami, adalah:
Certainty: persetujuan OJK atas rencana rights issue
Growth: kami memperkirakan target marketing sales pada 2024 akan naik signifikan dibandingkan target 2023, didorong oleh penambahan lahan dan tingkat intensitas launching yang meningkat
Index inclusion: PANI berpeluang masuk ke indeks LQ45 dan IDX30 pada review terdekat (Januari 2024) berdasarkan estimasi kami.
Sementara itu, risiko bagi PANI adalah:
Tren permintaan di bawah ekspektasi yang akan terefleksi pada angka marketing sales; dan
Keterlambatan progres pembangunan.
NAV PANI Pasca Akuisisi hingga ~Rp219 T
Dengan tambahan lahan sebesar 816 ha (efektif: 777ha) melalui akuisisi ini, total lahan yang dimiliki PANI akan meningkat menjadi ~1.569 ha (efektif: ~1.008 ha). Kami mengestimasikan bahwa NAV dari total lahan tersebut mencapai ~Rp222 T, yang kemudian kami adjust dengan utang bersih perseroan dan uang muka pelanggan sehingga menghasilkan estimasi final NAV di angka ~Rp219 T.
Pic: Perhitungan estimasi NAV PANI.
Sumber: Stockbit analysis
Berikut adalah beberapa asumsi utama dalam perhitungan estimasi NAV beserta penjelasan dan perbedaan pada perhitungan estimasi sebelumnya:
1. Harga jual lahan rata-rata (ASP)*
Kami menggunakan tiga asumsi ASP yang bergantung kepada lokasi (kecamatan) lahan
Kecamatan Kosambi: Rp51 juta/m2
Kecamatan Teluknaga: Rp40,5 juta/m2
Kecamatan Pakuhaji: Rp29 juta/m2
Di balik perhitungan ketiga ASP di atas, terdapat dua asumsi yang kami gunakan yakni: 1) komposisi produk komersial dan residensial sebesar 60/40% pada setiap lahan berdasarkan perencanaan umum pembangunan, dengan produk komersial memiliki harga jual yang lebih tinggi per m2 dibandingkan produk residensial; dan 2) semakin dekat lokasi (kecamatan) suatu lahan dengan PIK 1, maka semakin tinggi harga jual rata-rata yang dimiliki. Dengan begitu, kami mengasumsikan harga jual rata-rata2 lahan di Kecamatan Kosambi sebagai yang tertinggi dan Kecamatan Pakuhaji yang terendah.
Dalam perhitungan sebelumnya, kami hanya menggunakan angka Rp30 juta/m2 sebagai satu-satunya asumsi harga jual lahan rata-rata, yang didasarkan oleh survei harga penjualan properti di kawasan PIK 2 dari berbagai situs penjualan online. Angka ini kemudian kami gunakan sebagai asumsi bagi semua lahan perusahaan tanpa memandang lokasi (kecamatan) lahan dan komposisi produk (komersial/residensial) lahan.
Pic: Perhitungan ASP berdasarkan lokasi (kecamatan) dan komposisi produk. Detail perhitungan ASP residensial dan komersial dapat dilihat pada Appendix. Definisi harga jual lahan rata-rata (ASP) adalah harga penjualan bersih yang telah dipotong biaya bangunan (building cost) sebesar Rp9 juta/m2 untuk produk premium dan Rp6 juta/m2 untuk produk standar. Kami juga mengasumsikan perusahaan tidak mendapatkan profit dari bangunan, melainkan hanya sebagai sarana untuk menjual lahan. Informasi-informasi di atas ini adalah berdasarkan diskusi kami dengan tim Investor Relations PANI.
Sumber: Stockbit analysis
Pic: Asumsi harga jual bersih lahan per entitas.
Sumber: Company filings, Investor Relations PANI, Stockbit analysis
Pic: Kecamatan-kecamatan letak lahan PIK 2.
Sumber: Google Maps
2. Biaya langsung perolehan lahan (land direct cost)
Kami menggunakan asumsi land direct cost sebesar Rp1,7 juta/m2 berdasarkan dua hal:
Catatan keuangan persediaan lahan (inventori) dalam laporan keuangan per Juni 2023, di mana lahan yang telah siap dijual memiliki nilai rata-rata sebesar Rp1,7 juta/m2.
Harga akuisisi lahan dalam rights issue pada 2023 sebesar Rp1,2 juta/m2 plus biaya pengembangan lahan Rp500.000/m2 hingga lahan siap dijual. Biaya pengembangan lahan sebesar Rp500.000/m2 ini kami ambil dari selisih nilai rata-rata lahan yang sedang dikembangkan (land under development) dan lahan yang belum dikembangkan (undeveloped land) pada catatan keuangan nilai persediaan lahan. Angka Rp500.000/m2 ini juga terlihat konsisten dengan informasi tim Investor Relations PANI yang menyebutkan bahwa lahan yang akan diakuisisi memiliki kondisi yang cukup baik, sehingga hanya membutuhkan sedikit biaya tambahan untuk mempersiapkannya hingga siap dijual.
Dalam perhitungan sebelumnya, kami menggunakan GPM sebesar 53,8%, berdasarkan informasi segmen real estate dalam laporan keuangan 1Q23, untuk mendapatkan nilai bersih lahan per m2. Berdasarkan diskusi kami dengan tim Investor Relations PANI, level GPM tersebut merefleksikan penjualan 3β4 tahun lalu, yang mana harga jual pada saat itu lebih rendah. Untuk merefleksikan margin yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini, kami mengganti metode penggunaan asumsi land direct cost sesuai penjelasan di atas.
Pic: Nilai persediaan tanah per 30 Juni 2023.
Sumber: Laporan Keuangan PANI 2Q23
Pic: Definisi βtanah yang sedang dikembangkanβ (land under development).
Sumber: Laporan Keuangan PANI 2Q23
Pic: Lahan yang akan diakuisisi dan nilai transaksinya.
Sumber: Keterbukaan informasi mengenai Transaksi Material (September 2023)
3. Net Saleable Area: 60%
Persentase ini adalah berdasarkan perencanaan pembangunan secara umum, menurut tim Investor Relations PANI.
Diskon 60% terhadap NAV: PANI Layak Premium
Kami menilai bahwa PANI layak diperdagangkan lebih premium dibandingkan emiten-emiten properti lain yang memiliki valuasi di kisaran ~70% terhadap NAV. Seperti yang telah kami jabarkan sebelumnya, dengan profil single big continuous landbank, PANI memiliki keunggulan karena setiap perkembangan positif yang dialami oleh sebagian lahan (daerah) proyek dapat membawa dampak positif bagi bagian lahan (daerah) proyek lainnya. Terdongkraknya pamor PIK 2 oleh keberhasilan PIK 1 adalah contoh nyata dari efek positif berantai ini. Oleh karena itu, kami menilai bahwa translasi landbank ke penjualan PANI akan menjadi lebih cepat dibandingkan developer dengan profil landbank yang terpencar-pencar (scattered). Selain itu, kami juga memprediksi PANI dapat bertumbuh lebih cepat dibanding emiten developer lain. Marketing sales PANI tumbuh berturut-turut secara kuartalan pada 1Q23 (Rp543 M), 2Q23 (Rp602 M) dan 3Q23 (Rp611 M). Dengan dua alasan ini, kami menggunakan diskon terhadap NAV yang lebih rendah, yakni sebesar 60%.
PANI Memiliki Rasio Market Cap/Marketing Sales yang Besar?
Mengenai kekhawatiran mengenai rasio market cap terhadap marketing sales PANI yang jauh lebih besar dibandingkan developer lain, kami berargumen bahwa marketing sales PANI memiliki ruang pertumbuhan yang besar ke depannya.
Pada 2024, kami memperkirakan bahwa marketing sales PANI dapat naik hingga 2x lipat ke kisaran ~Rp4 T dari target FY23 di ~Rp2,1 T. Peningkatan ini, menurut kami, akan didorong oleh tambahan 816 ha lahan setelah akuisisi kali ini. Berdasarkan informasi dari tim Investor Relations PANI, launching produk tidak perlu menunggu penyelesaian dari lahan existing, sehingga lahan yang akan diakuisisi juga bisa secara paralel dirilis oleh perseroan. Selain itu, kami juga memprediksi bahwa intensitas launching juga dapat ditingkatkan setelah pemerintah menerbitkan insentif PPN pemberian rumah.
Peluang Cukup Besar Bagi PANI untuk Masuk Indeks LQ45 dan IDX30
Kami menilai bahwa PANI memiliki peluang yang cukup besar untuk dimasukkan ke dalam beberapa indeks utama yakni LQ45 dan IDX30. Penilaian kami didasarkan oleh faktor-faktor berikut:
Market cap & liquidity β Per 24 Oktober 2023, PANI memiliki free float market cap sebesar Rp7,3 T dan likuiditas (rata-rata nilai transaksi harian) sebesar ~Rp19 T dalam 12 bulan terakhir. Dalam hal market cap, PANI sudah lebih besar dibandingkan beberapa anggota terkecil pada indeks LQ45 dan indeks IDX30, terkecuali MEDC. Namun, secara likuiditas dalam 12 bulan terakhir, PANI masih tertinggal. Walaupun demikian, PANI telah mengalami peningkatan likuiditas ke level ~Rp50 M dalam 3 bulan terakhir, sementara beberapa anggota terkecil justru mengalami penurunan likuiditas. Oleh karena itu, jika tren likuiditas yang kontras ini berlanjut hingga perhitungan indeks berikutnya pada Januari 2024, maka PANI berpotensi memiliki likuiditas transaksi yang lebih tinggi dibandingkan beberapa anggota terkecil di kedua indeks ini.
Sektor β Tidak adanya satupun saham dari sektor properti yang termasuk di dalam indeks LQ45 dan IDX30, walaupun PANI perlu mengganti kategori sektornya dalam anggaran dasar terlebih dahulu.
Pic: Free float market cap dan liquidity 3 ter bawah dalam indeks LQ45 dan IDX30 vs. PANI.
Sumber: IDX, Stockbit analysis
Sementara itu, untuk MSCI Indonesia, kami menilai PANI masih belum memiliki peluang yang cukup besar untuk dimasukkan ke indeks tersebut dalam waktu dekat. Sebab, free float market cap PANI kini masih belum memadai dengan gap di antara PANI dengan anggota terkecil di MSCI Indonesia masih berkisar ~Rp7 T.
Appendix: Perhitungan ASP Produk Residensial dan Komersial
Pic: Pricelist produk
Sumber: tim Investor Relations
Berdasarkan pricelist produk oleh masing-masing entitas anak usaha PANI, yani PT Bangun Kosambi Sukses (BKS) dan PT Mega Andalan Sukses (MAS), kami menghitung harga jual lahan setelah dikurangi biaya bangunan. Menurut informasi dari tim Investor Relations PANI, biaya bangunan berkisar Rp9 juta/m2 untuk produk premium dan Rp6 juta/m2 untuk produk standar.
Pic: Contoh perhitungan harga jual lahan bersih. Keterangan * adalah asumsi yang kami gunakan untuk harga bangunan.
Sumber: PANI, Stockbit analysis
Berikut adalah ringkasan ASP produk BKS dan MAS yang kemudian kami ambil rata-ratanya dan kami bulatkan sebagai asumsi ASP masing-masing produk dan entitas:
Pic: Kisaran harga jual bersih lahan BKS dan MAS berdasarkan pricelist produk dengan asumsi Rp.
Sumber: PANI, Stockbit analysis
________________
Penulis:
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.
π’ TPMA: Potensi Pertumbuhan Besar dari Nikel dan Undersupply Kapal /
π Stockbitor!
Pengangkutan nikel melalui joint venture bersama Tshinghan berpotensi mendongkrak kinerja TPMA, dengan proyeksi tambahan profit sebesar ~36%.
Pasokan kapal yang undersupply saat ini membuat TPMA memiliki daya tawar untuk menjaga tarif sewa dan kepastian volume angkut batu bara, walaupun harga batu bara berfluktuasi.
TPMA rutin membagi dividen dengan payout tinggi, dengan proyeksi yield mencapai ~10% untuk dividen tahun buku 2023.
Executive Summary
Hilirisasi nikel di Indonesia membuka peluang baru bagi industri pelayaran, didorong meningkatnya permintaan transportasi hasil tambang ke smelter. Untuk menangkap peluang tersebut, Trans Power Marine ($TPMA) bersama Tshinghan mendirikan joint venture bernama PT Trans Logistik Perkasa (TLP) pada 2021, yang dibentuk untuk mengangkut hasil nikel Tshinghan di Maluku. TLP sendiri berencana untuk menambah 60 unit kapal, yang dibiayai sebagian besar dengan fasilitas pinjaman sebesar Rp1,75 T dari Bank Central Asia ($BBCA).
Kami menilai bahwa pengadaan armada kapal TLP dalam jumlah signifikan menjadi katalis positif bagi TPMA. Selain memesan kapal baru, TPMA membuka opsi akuisisi kapal bekas demi mempercepat pengadaan kapal bagi TLP. Ketika telah beroperasi penuh dengan 60 kapal, yang diprediksi terjadi pada 2025β2026, TLP diproyeksikan memberikan kontribusi laba bersih sebesar ~US$5 juta kepada TPMA, setara 36% dari laba bersih perseroan pada FY22.
Di luar segmen nikel, TPMA juga memiliki prospek pengangkutan batu bara yang masih menjanjikan seiring peningkatan permintaan dari China. Ditambah dengan kurangnya pasokan kapal tongkang saat ini, TPMA berpotensi memiliki daya tawar yang kuat untuk menjaga margin tarif sewa (charter rate) kapal dan volume pengangkutannya. GPM perseroan sendiri tetap terjaga di level yang relatif tinggi di 33β36% pada 1Q23β2Q23 seiring tingginya volume pengangkutan, walaupun harga batu bara (ICI4) telah turun signifikan sebesar -18,9% dari level 4Q22.
Selain potensi peningkatan kinerja, aspek dividen juga menjadi daya tarik TPMA. Dengan solidnya prospek bisnis pengangkutan batu bara dan balance sheet yang kuat (net cash position), kami menilai TPMA memiliki potensi dividen yang besar. Pada 2018β2022, rata-rata dividend payout ratio dari TPMA adalah 61%, mengesampingkan tahun 2020 dengan payout ratio 200%. Dengan asumsi laba bersih pada 2023 mencapai US$18,1 juta dan dividend payout ratio sebesar 60%, maka TPMA berpotensi membagikan dividen sebesar Rp65/saham, yang mengimplikasikan yield ~9,6% di harganya sebesar Rp680/lembar per 6 Oktober 2023.
Dari sisi valuasi, per 6 Oktober 2023 TPMA diperdagangkan di P/E Ratio sebesar 6,61x, jauh di bawah Mean PE Std. Deviation 10 tahunnya di level 16,5x. Dengan kondisi industri kapal tongkang yang sedang mengalami undersupply, kami menilai terdapat potensi re-rating valuasi. Menggunakan asumsi PE di 10x dan laba bersih annualized 2023, TPMA berpotensi diperdagangkan di Rp1.040/lembar. Adapun beberapa risiko yang dihadapi TPMA antara lain 1) Ketidakberhasilan menambah kapal yang menghambat ekspansi dan 2) Kondisi pasokan kapal yang bisa saja membaik dan harga batu bara terus turun, sehingga membuat volume angkut dan charter rate TPMA turun.
Ladang Keuntungan Baru dari Pengangkutan Nikel
Salah satu katalis pertumbuhan kinerja laba bersih TPMA ke depan datang dari program hilirisasi nikel Indonesia. Sebab, program hilirisasi mendorong pembukaan banyak smelter baru, yang secara langsung mendorong peningkatan permintaan jasa transportasi untuk mengangkut bijih nikel dari tambang ke smelter dan pengangkutan batu bara sebagai bahan bakar untuk smelter.
Pic: Produksi nikel tahunan Indonesia (dalam juta metrik ton).
Sumber: U.S. Geological Survey, Stockbit analysis
Sebagai konteks, TPMA merupakan perusahaan penyedia jasa pelayaran transportasi dan logistik. Perseroan menyediakan layanan kapal tunda dan tongkang (tug and barge) untuk transportasi hasil bumi dan tambang, serta jasa transshipment dan crane barge yang digunakan untuk bongkar muat dari tongkang menuju mother vessel atau pengangkutan antar-pulau. Per 1H23, TPMA memiliki 40 unit kapal tunda (tug), 35 unit tongkang (barge), dan 3 unit floating crane.
Pic: Gambar jasa utama yang dijalankan oleh TPMA.
Sumber: Presentasi TPMA, Stockbit analysis
Pada 2021, TPMA bersama T&J Industrial Holding Limited (TJI) β entitas usaha Tsingshan Holding Group β dan Pacific Pelayaran Indonesia membentuk joint venture bernama PT Trans Logistik Perkasa (TLP). Perusahaan tersebut dibentuk untuk mengangkut hasil nikel Tsingshan di Maluku. Dalam joint venture ini, TPMA memiliki 30% saham dari TLP.
TLP sendiri direncanakan akan mengoperasikan 60 set kapal tongkang pada 2025, hampir 2 kali lipat dari jumlah kapal TPMA. Pengadaan 60 kapal tersebut memerlukan capex hingga US$250 juta. Untuk membiayai pengadaan kapal, TLP pada September 2023 menandatangani fasilitas pinjaman Rp1 T dari Bank Central Asia ($BBCA) dengan tenor 8 tahun dan suku bunga di 7,75% floating. Fasilitas pinjaman ini diambil atas nama TLP, dan karena kepemilikan TPMA di perusahaan tersebut adalah 30%, maka utang tersebut tidak terkonsolidasi ke laporan keuangan TPMA.
Menurut manajemen pinjaman ini akan digunakan untuk membeli 20 set kapal tongkang baru atau 40 set bekas. Sebelumnya pada 1Q22, TLP juga mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp765 M yang diperuntukkan untuk modal kerja dan pembangunan 15 set kapal baru.
Pic: Susunan kepemilikan saham PT Trans Logistik Perkasa.
Sumber: Stockbit analysis
Manajemen TPMA mengatakan kepada Stockbit pada September 2023 bahwa saat ini sulit untuk mendapatkan kapal baru akibat tidak berimbangnya permintaan dan pasokan, yang mengakibatkan seluruh pesanan TLP menjadi mundur. Antrian untuk kapal baru dapat mencapai 2 tahun. Sebagai contoh, dari target 5 set kapal baru yang diperuntukan untuk perusahaan induk, yang semula dijadwalkan untuk dikirim pada 2023, baru 2 set yang datang sampai dengan 1H23, sedangkan sisanya kemungkinan baru datang pada akhir awal 2024.
Dengan kondisi seperti itu, TPMA membuka kemungkinan mengakuisisi sejumlah kapal bekas untuk mempercepat pengadaan kapal untuk TLP. Perseroan menyebut bahwa mereka saat ini sedang dalam proses negosiasi sejumlah kapal bekas. Keberhasilan mengakuisisi kapal bekas dengan jumlah yang signifikan akan menjadi katalis positif bagi TPMA, karena menandakan bahwa TLP dapat beroperasi sesuai jadwal.
Pic: Perbandingan jumlah armada TPMA dan TLP (JV).
Sumber: TPMA, Stockbit analysis
Manajemen TPMA memprediksi bahwa jika TLP beroperasi penuh dengan 60 set kapal, perusahaan tersebut berpotensi memberikan kontribusi laba bersih kepada TPMA sebesar ~US$5 juta. Jumlah tersebut setara 36% dari laba bersih TPMA pada FY22.
Prospek Batu Bara Masih Menjanjikan
Katalis kedua yang dapat mendorong kinerja TPMA adalah prospek batu bara yang masih menjanjikan, didukung oleh permintaan ekspor batu bara dari China.
Reuters melaporkan bahwa permintaan batu bara dari China berpotensi meningkat ke depan seiring penurunan output PLTA akibat El Nino dan penutupan tambang batu bara di negara tersebut. China sendiri telah mengimpor 306 juta metrik ton batu bara pada 8M23, nilai ini naik +82% YoY. Kondisi ini akan menguntungkan TPMA, mengingat Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar untuk China dan perseroan memiliki jasa transshipment untuk memindahkan batubara dari tongkang ke mother vessel.
Pic: Persentase tujuan ekspor batu bara Indonesia pada FY22.
Sumber: Kementrian ESDM, Stockbit analysis
Permintaan batu bara yang masih kuat terefleksi dalam performa keuangan TPMA pada 1H23, dengan laba bersih tumbuh +53,1% menjadi US$9,07 juta dan pendapatan tumbuh +12,8% menjadi US$32,4 juta. Secara operasional, TPMA mencatatkan kenaikan Gross Profit Margin (GPM) menjadi 34,9% (vs. 1H22: 31,3%) dan NPM 27,9% (vs. 1H22: 20,6%). Sementara itu, keuangan TPMA juga masih solid dengan Debt-to-Equity Ratio (DER) sebesar 0,19x, Debt-to-Asset Ratio (DAR) sebesar 0,15x, dan Interest Coverage Ratio (ICR) di 33,05x.
Berdasarkan data terakhir yang dipublikasi TPMA, volume pengangkutan batu bara pada 1Q23 tumbuh +36,1% YoY menjadi 4,63 juta ton. Peningkatan kinerja ini didorong oleh kebutuhan batu bara baik pada dalam negeri maupun pasar ekspor. Ekspor batu bara Indonesia pada 2022 mencapai 465,3 juta ton, naik +6,9% YoY pada 2022. Selain itu, kebutuhan domestik untuk batu bara juga masih tinggi didorong oleh masifnya kebutuhan untuk industri smelter dan PLTU.
Kementerian ESDM mencatat bahwa produksi batu bara Indonesia pada FY22 mencapai 685,4 juta ton, naik +13% YoY dari FY21. Sedangkan per 9M23, produksi telah mencapai 527,5 juta ton, setara 75,9% dari target produksi FY23 sebesar 695 juta ton.
Pic: Volume total produksi dan ekspor batu bara Indonesia (dalam juta ton).
Sumber: Kementrian ESDM, Stockbit analysis
Margin yang Resilient Imbas Undersupply Kapal
Walaupun terdapat korelasi antara charter rate dengan indeks batu bara ICI4, margin usaha TPMA lebih dipengaruhi dari volume angkut dan utilisasi armada. Ke depan, TPMA memiliki daya tawar (bargaining power) yang kuat untuk menjaga charter rate dan volume angkut perseroan di tengah fluktuasi harga batu bara. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi undersupply kapal tunda dan tongkang yang terjadi saat ini. GPM perseroan yang tetap terjaga di level yang relatif tinggi di 33β36% pada 1Q23β2Q23 seiring tingginya volume pengangkutan, walaupun harga batubara (ICI4) telah turun signifikan sebesar -18,9% dari level 4Q22.
TPMA sendiri memiliki porsi pelanggan contract based yang besar, dengan lebih dari 90% pendapatan berasal dari kontrak. Berdasarkan data 1H23 61,9% pendapatan didominasi 5 kontraktor. TPMA lebih memilih bergantung dengan sistem kontrak karena beberapa hal:
Rekam jejak client yang lebih jelas dan kepastian volume angkut
Peluang retensi pelanggan
Fleksibilitas lebih untuk mengatur utilisasi armada antara contract order & spot order
Pic: Perjanjian kontrak TPMA yang sedang berjalan.
Sumber: TPMA
TPMA juga memiliki kerja sama kontrak dengan berbagai kontraktor besar yang memiliki reputasi baik dan peluang retensi pelanggan. Dengan sistem kontrak, TPMA memiliki kepastian volume angkut yang lebih besar dan juga cash flow yang lancar.
Manajemen menyebut tarif sewa (charter rate) dalam masa kontrak bersifat tetap (fixed). Selain itu, di dalam kontrak juga terdapat klausul bahwa kenaikan biaya di luar kesepakatan akan ditanggung oleh penyewa kapal. Oleh karena itu, kenaikan biaya seperti BBM tidak berdampak besar pada margin perusahaan. TPMA juga mencatat charter rate yang stabil di tengah fluktuasi batu bara.
Pic : GPM dan volume angkut TPMA (kiri) (Annual: kanan, quarterly: kiri). *data volume 2Q23 belum tersedia
Sumber: TPMA, Stockbit analysis
Pic: Average Selling Price TPMA US$/ton vs. Gross Profit Margin (kiri); ASP vs. ICI4 (kanan).
Sumber: TPMA, Stockbit analysis
Dividend Play: Yield TPMA Dapat Mencapai 10% dari Tahun Buku 2023
Dengan kinerja bisnis yang solid, TPMA memiliki kemampuan membayar dividen yang baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
Kepastian volume angkut yang tinggi di tengah tren kenaikan permintaan batu bara
Margin yang resilient walaupun harga batu bara berfluktuatif
Balance sheet yang kuat (net cash per 1H23)
TPMA rutin membagikan dividen dengan payout ratio hingga >50%. Pada 2018β2022, TPMA membagikan dividen dengan rata-rata payout ratio sebesar 61%, mengesampingkan tahun buku 2020 di mana payout ratio mencapai 200%. Dengan asumsi payout ratio sebesar 60% dan annualized EPS di Rp104, dividend yield untuk tahun buku 2023 dapat mencapai ~9,6%.
Pic: EPS, DPS dan payout ratio TPMA
Sumber: Stockbit analysis
Secara valuasi, TPMA diperdagangkan di level yang cukup rendah secara historis dengan PE Ratio sebesar 6,61x (TTM) per 6 Oktober 2023. Valuasi tersebut lebih rendah dibandingkan Mean PE Std. Deviation 10 tahun di level 16,5x. Dengan kondisi industri kapal tongkang yang sedang mengalami undersupply, kami menilai terdapat potensi re-rating valuasi TPMA. Menggunakan asumsi P/E Ratio di 10x dan laba bersih annualized 2023, TPMA berpotensi diperdagangkan pada Rp1.040/saham.
Pic : P/E Band 10Y (TTM) TPMA.
Sumber: Bloomberg
TPMA dapat dibandingkan dengan perusahaan tug and barge lainnya seperti Mitrabahtera Segara Sejati ($MBSS), Transcoal Pacific ($TCPI), dan Hasnur Internasional Shipping ($HAIS). Namun dari segi market cap, TPMA paling cocok untuk dibandingkan dengan MBSS. Secara valuasi, TPMA memang tergolong lebih premium dibandingkan MBSS. Namun, kami menilai bahwa valuasi yang lebih premium tersebut cukup wajar karena faktor berikut:
Kerja sama dengan Tsingshan memberi kepastian pelanggan
Stabilitas keuangan TPMA yang lebih baik dari MBSS
Dividend play dari TPMA, MBSS terakhir bagi dividen pada 2015
Pic : Perbandingan beberapa rasio TPMA & MBSS
Sumber: Stockbit analysis
Risiko
Risiko yang utama dari TPMA adalah ketidakberhasilan menambah armada kapal yang dapat menghambat ekspansi mereka.
Pada 2022, pasokan kapal terhambat oleh harga besi yang tinggi, sehingga membuat produksi terganggu. Namun, pada 2023, pasokan terganggu karena antrian pesanan yang semakin panjang. Manajemen TPMA mengatakan bahwa dari 5 set kapal yang dipesan, seharusnya bisa tiba semuanya pada 2023. Namun, per 1H23, baru 2 set kapal yang datang dan sangat mungkin sisa pengiriman akan mundur ke 1Q24. TLP juga mengalami yang sama, dari 15 pesanan kapal, baru 1 kapal tunda (tug) yang dikirim.
Risiko yang kedua adalah supply kapal tongkang di pasar secara keseluruhan membaik dan harga batu bara terus turun. Jika hal tersebut terjadi, TPMA berpotensi mengalami penurunan pendapatan dikarenakan volume angkut dan charter rate keduanya turun.
________________
Penulis:
Arvin Lienardi, Investment Analyst
Editor:
Vivi Handoyo Lie, Head of Investment Research
Edi Chandren, Investment Analyst Lead
Aulia Rahman Nugraha, Sr. Investment Journalist
Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
PT Stockbit Sekuritas Digital (βStockbitβ), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah βhttps://stockbit.com/β dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β@Stockbit.comβ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.